Where am I ?

25 2 0
                                    

Sejak kejadian di toko buku itu aku dan Eranata mulai menjauh, mungkin karena dia kecewa denganku dan mungkin juga karena aku mulai menghargai hubungan ku dengan Evelyn yang mulai rusak, tidak jelas siapa yang mulai dan aku juga tidak peduli dengan alasan itu , yang ku pikirkan sekarang adalah bagaimana agar aku dan Eranata bisa seperti dulu.

Eranata adalah satu-satunya teman yang baik kepadaku di kelas, keberadaanku di kelas mulai tidak berarti karena aku orang yang tidak terlalu berprestasi,tidak aktif dalam kampus dan karena sebagian perempuan disini mengenal Evelyn dari SMA membuat mereka mulai membenciku karena tidak terima temannya ku perlakukan tidak baik.

Aku tidak memukul Evelyn, aku hanya memarahinya jika dia kelewatan seperti kelewatan saat kencan sehingga duitku untuk sebulan habis, kelewatan saat memperlakukanku di hadapan temannya dan mungkin kelewatan saat ia membahas hal-hal romantic bersama mantan pacarnya.

Hari demi hari aku mulai berpikir untuk mengakhiri hubungan kami tetapi berat bagiku, aku memang mulai membencinya tapi ketika aku mulai mencintai sesuatu maka ketergantungan dan susah move on adalah masalah terbesarku.

aku berniat menemuinya hari ini dan membicarakan baik-baik lagi dengnnya,mungkin aku sudah terlalu banyak berbicara seperti ini tapi hanya ini jalan terbaik dari pada harus berpisah setelah kami bertemu di SMA.

Akupn menemuinya sehabis kelas dan mengajaknya ke kantik untuk membicarakan hal itu, sesampainya di kantin dia duduk kali mulai membicaran tentang hubungan kami.

"Kamu mau minum nggak?" tanyaku.

"Nggak!.." jawabnya singkat.

"Kok kamu jadi berubah yah?"

"Kamu bilang tadi ada sesuatu yang mau kamu bilang"

"Sebelum masuk kesitu aku ingin tanya, kamu kenal Julio dari mana?"

Mendengar itu Evelyn langsung menatapku tajam.

"Dari mana kamu tau nama itu?"

"Dari chat WA kamu"

"Perasaan aku tidak pernah meminjamkan HPku kepadamu, pasti kamu menguntitku yah?"

"Lebih tepatnya aku menyadap WAmu dan saat memeriksanya aku menemukannya hampir setiap malam kamu chatingan sama dia"

"Kamu suka sama dia yah?"

"Kamu menyadap!!?.., itu kan privasiku, pacar macam apa yang menyadap pacarnya sendiri" jawabnya tanpa menghiraukan pertanyaanku.

"Aku punya alasan untuk melakukan itu, bagaimana denganmu?, pacar macam apa yang janjian dengan cowok lain tiap aku sibuk mengerjakan tugas?"

"Btw sekarang udah mau jam 4, kalian janjian ketemuankan?"

"Cukup!!, aku sudah muak dengan kamu, kita putus"

Setelah mengatakan itu dia langsung pergi, aku tidak melakukan tindakan apapun untuk menghentikannya karena setelah dia mengatakan itu ada perasaan senang meskipun lebih banyak perasaan sedihnya.

Akupun berniat langsung pulang setelah itu, saat berjalan menuju post depan kampus, aku melihat Eranata disana menunggu jemputannya. Setelah hubungan kami menjadi akward dia meminta kakaknya untuk datang menjemputnya sehabis pulang kerja.

Akupun berdiri disebelahnya dan memesan ojek online, selama menunggu aku dan Eranata tidak saling bicara dan 10 menit kemudian ojeknya datang. Akupun langsung naik dan selama perjalanan aku memikirkan tentang kejadian yang baru ku alami.

Mungkin hariku ini memang sial dan beberapa saat sebuah mobil berkecepatan tinggi menambrak kami dari samping kiri, kami terlempar dari motor dan yang membuat hariku memang sial aku tidak mengingat kejadian itu karena luka yang ku alami di bagian kepala.

Hanya sampai kecelakan itu yang aku ingat, aku tidak mengingat apa yang terjadi setelah itu dan saat membuka mata aku sudah berada di rumah sakit dengan kepala dan tangan kiri si perban.

"Akhirnya kamu sudah sadar, syukurlah" kata perawat yang kulihat pertama kali saat membuka mataku.

"Ada yang bisa ku lakukan untuk membantumu sekarang?" tanyanya halus.

"Sudah berapa lama Aku berada disini?" tanyaku pelan

"Sudah 2 minggu sejak kamu tidak sadarkan diri, tunggu sebentar yah.., akan ku panggilkan dokter"

Perawat itu meninggalkanku untuk memanggil dokter dan tidak lama kemudian perawat itu kembali bersama dokter yang ia bicarakan tadi.

"Syukurlah kamu sudah sadar" kata dokter itu."

"Dok.. berapa lama lagi waktu yang kubutuhkan untuk pulih?"

"Jika kamu bisa seperti ini makan kurang lebih seminggu lagi kamu akan sembuh"

"Kamu mengalami pendarahan di kepala tapi untungnya tidak terjadi apa-apa kerusakan berarti terhadap ingatanmu, mungkin karena kamu mengorbankan tanganmu untuk melindungi kepalamu saat kecelakaan itu"

Akupun melihat tanganku yang di perban dan tidak bisa ku gerakan, melihat itu membuatku menghela nafas panjang kepasrahan.

"Dok.. apa tanganku baik-baik saja?"

"Tulang tanganmu mengalami retak dan mungkin akan pulih dalam waktu yang lama"

Mendengar itu aku bersyukur dengan berterima kasih kepada Tuhan yang tetap melindungiku.

"Terima kasih dok... maaf bisakan kalian meninggalkan saya sendiri?"

"Baik tapi kami harus memeriksamu terlebih dahulu"

Akupun mengangguk dan mereka mulai memeriksaku dan sesudah itu mereka meninggalkanku sendiri dalam kamar ini. Aku berpikir tentang kuliahku yang terhenti, perasaan orang tuaku dan niat balas dendam kepada orang yang menambrakku.

Saat tengah dalam emosi aku melihat ada banyak satu parsel berisi apel dan bunga di dekatnya. Di kota ini aku hanya tinggal dirumah orang tuaku dan aku hanya tinggal sendiri karena kedua orang tuaku pindah ke jepang karena urusan pekerjaan.

Melihat itu membuatku mendapatkan motivasi untuk cepat pulih, akupun mengistirahatkan tubuhku agar bisa puliha dengan cepat. Siapapun yang memberikan itu aku harus berterima kasih kepada mereka setelah aku pulih

Wonderful Memory (Revisi)Where stories live. Discover now