"Jung Eunji?"Wongeun mengernyit saat ia justru mendapati sepupunya di rumah Hakyeon. Si pemilik nama membatu saat mengetahui siapa yang baru saja memanggil nama lengkapnya, sementara Hakyeon menatap kearah Wongeun dan Eunji bergantian.
"Kak Wongeun?" Taekwoon mengernyit karena tiba-tiba saja Wongeun menyebutkan nama Eunji, "Ada ap--"
Tepat saat Taekwoon menyusul Wongeun, kedua netra kelam miliknya bertemu pandang dengan netra berwarna sama dengannya. Netra bulat polos yang mengerjap bingung saat menatap sosok yang baru saja memasuki kamarnya bertumbukan dengan netra tajam Taekwoon yang sedikit tertegun.
Dia mengenal feromon ini. Feromon Lavender segar dan menenangkan yang belum tercampur dengan feromon lainnya, sama seperti 12 tahun yang lalu. Feromon yang seolah menggoda akal sehat Taekwoon untuk terus menyesapnya, merasai lewat setiap indera yang ia miliki.
"Oh...anda memiliki tamu, Hakyeon-ssi...?" Perempuan Omega itu bertanya dengan suara lemah.
"Hakyeon...?" gumam Taekwoon pelan sembari menatap laki-laki bertubuh lebih kecil berdiri dari duduknya.
"Sepertinya begitu." Hakyeon tersenyum, berusaha menenangkan wanita Omega tersebut, "Anda harus istirahat agar dapat benar-benar pulih. Dan jangan khawatir soal biaya, cukup istirahat dengan benar saja anda membayar saya."
"...Ikut aku, Jung Eunji." Wongeun menarik paksa lengan Eunji keluar dari kamar Hakyeon menuju ruang tamunya.
"K-kak--" ringis Eunji yang terseret keluar. Hakyeon bergegas menutup pintu kamar setelah keluar dari sana dan refleks menahan lengan Eunji yang lain.
"Maaf, tapi...setidaknya perlakukan dia dengan sopan." Hakyeon menatap lurus kearah Wongeun, "Bagaimanapun, ini rumah saya dan saya tidak suka hal yang memicu keributan. Terlebih saya sedang memiliki pasien."
PLAK
Wongeun menepis kasar tangan Hakyeon yang menahan lengan Eunji, membuat Hakyeon dan Eunji terkejut akan tindakan Wongeun yang tiba-tiba itu.
"Jangan menyentuh Eunji dengan tangan yang berlumuran darah. Itu menjijikkan." ujar Wongeun datar namun dengan wajah yang menyunggingkan senyum, "Dan aku tidak suka ditatap seperti itu, terlebih oleh seorang Omega."
DEG
Hakyeon sedikit mengernyit tidak nyaman saat indera penciumannya menangkap feromon tajam mengintimidasi dari Wongeun yang menusuk, mengisyaratkan ketidak-sukaan. Feromon tajam itu sungguh membuat Hakyeon mual.
"Kak Wongeun! Kenapa kau tidak sopan begini?" Eunji sedikit menaikkan suaranya.
"Kau menyebutnya Omega seakan sedang mengatainya. Apa kau lupa kalau ibumu juga seorang Omega, kak?" ujar Taekwoon datar dengan tangan terlipat di depan dadanya.
"Eunji, Taekwoon, jangan memancingku." Wongeun menatap tajam kearah Eunji, "Apa yang kau lakukan? Berkeliaran semaumu tanpa seorang pun penjaga sementara ini adalah hari yang penting untukmu?"
'...Penjaga? Apa mereka ini bangsawan?' Hakyeon menatap kearah empat orang berjubah dan memiliki seragam yang sama dengan seragam penjaga istana.
"Aku tahu ini salahku kak, tapi bisakah untuk berlaku sopan pada Hakyeon-ssi? Dia bahkan sudah menyelamatkan dua nyawa sekaligus!"
"...kalian orang-orang dari istana?"
Pertanyaan sederhana Hakyeon membuat semua orang yang ada disana menatap kearahnya. Eunji dan Wongeun bahkan menghentikan perseteruan mereka.
Wongeun nyaris terkekeh saat menatap wajah Hakyeon yang terlihat tak nyaman, "Karena kau sudah menebaknya dengan benar, ini akan jadi lebih mudah. Aku bisa saja menuntutmu karena sudah menculik tunanganku, loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Conquered Heart
Fanfiction"Jangan khawatir, saya akan menyelamatkan Anda." Kata-kata itu terus terngiang di kepala Taekwoon seperti mantra tak berujung. Feromon khas Lavender tercium samar dari bocah yang menolongnya 12 tahun yang lalu. Ia lumpuh. Oleh kata-kata dan feromon...