Jaehwan menatap datar pada pantulan dirinya di hadapan cermin. Tidak ada sehelai benang pun yang melekat pada tubuh bagian atasnya. Kedua netra bulat turun ke arah bekas luka jahitan pada abdomennya dan mengelus lembut permukaan kulit yang tidak rata itu. Pikirannya melanglang buana ke empat jam lalu, saat orang itu mengunjungi sel tahanan Wonshik.'Wonshik-ie...'
.
.
.
"Oh? Dokter Lee?"
Baik Wonshik maupun Jaehwan menoleh ke arah sumber suara.
"Sanghyuk-ssi..." Jaehwan menatap tak suka. Dalam sudut pandangnya, Sanghyuk adalah alasan Wonshik sampai ditahan seperti ini.
Sanghyuk meneguk ludah, menelan mentah-mentah semua perasaan buruknya saat ia mendapatkan tatapan dari Jaehwan.
"Kudengar kalian berkomplot, tapi entah bagaimana Yang Mulia Raja tidak melakukan sesuatu padamu dan Wonshik-ie yang menanggung semuanya."
"...Saya tidak akan menyangkalnya."
"Tentu saja," dengus Jaehwan, "Aku akan berkali lipat lebih marah jika kau menyangkalnya."
"Maaf, tapi saya butuh bicara empat mata dengan Wonshik-ssi. Lagipula Anda dokter pribadi Yang Mulia Ratu, bukankah Anda akan mendapatkan masalah jika Raja mendapati Anda mengobati seseorang selain keluarga kerajaan?"
Jaehwan nyaris membuka mulutnya untuk mendebat Sanghyuk, namun ia urungkan. Ia memang kemari diam-diam untuk mengobati Wonshik dan seperti katanya, Jaehwan mungkin akan mendapatkan masalah jika ketahuan Raja.
"Sanghyuk-ssi, aku akan benar-benar tidak tinggal diam jika terjadi sesuatu pada Wonshik-ie."
Sanghyuk mengangguk sekali, "Sesuai perintah Anda, Dokter Lee."
***
"..."
Hyunwoo bersembunyi di balik selimutnya, menatap tajam ke arah wanita yang balik menatapnya sembari tersenyum canggung.
"Hyunwoo-ssi? Tenanglah aku bukan musuhmu. Aku hanya seorang dokter yang sedang menunaikan tugasnya."
"..." Hyunwoo semakin memicingkan kedua netranya sebagai bentuk pertahanan diri.
Bagaimana mungkin dia mempercayai orang yang baru pertama kali ia temui? Satu-satunya dokter yang ia kenal hanyalah kakaknya--Hakyeon.
"Baik, mungkin aku harus memulainya dengan perkenalan." wanita itu menghela napas halus, berusaha sedemikian rupa agar membuat Hyunwoo setidaknya lebih rileks, "Namaku Ahn Heeyeon, tapi orang-orang biasa memanggilku dengan sebutan 'Hani'. Aku adalah salah satu dokter kerajaan yang ditempatkan di klinik ini."
"..."
"Sanghyuk--aku yakin kau mengenalnya bukan? Dia yang membawamu ke klinik ini demi menyembunyikanmu--karena klinik adalah tempat paling netral, kecuali Yang Mulia Raja memutuskan untuk melakukan penggeledahan atau semacamnya. Tapi itu belum pernah terjadi. Yang penting, untuk sementara ini kau aman. Perlu kau ketahui bahwa aku sama sekali tidak tertarik dengan politik atau hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan, aku hanya melakukan tugasku sebagai seorang dokter."
"...Kak Sanghyuk..."
Hani mengerjapkan kedua netranya beberapa kali, sepertinya ia berhasil membuat Hyunwoo berminat dengannya.
"Ya, benar. Han Sanghyuk. Seingatku hanya ada satu Han Sanghyuk di negeri ini dan dialah yang membawamu ke klinik ini." Hani mendekatinya perlahan, "Lihat? Aku bukan orang jahat. Mungkin sulit bagimu untuk memahaminya tapi tolong percayalah padaku dan kemarilah, aku harus mengecek suhu tubuhmu dan hal lainnya atau Sanghyuk akan murka kepadaku."
"...Kak Sanghyuk tidak pernah terlihat murka. Dia orang yang berwajah lurus." gumam Hyunwoo yang kemudian memutuskan untuk mempercayai Hani dengan keluar dari selimutnya. Sementara dokter itu tersenyum tipis, lalu sedikit menunduk dan mensejajarkan dirinya dengan Hyunwoo sembari menggenggam kedua tangannya.
"Aku juga tidak pernah melihatnya marah, tapi siapa yang tahu? Mengingat Ayah Sanghyuk berhutang nyawa dengan mendiang Ayahmu."
Hyunwoo melebarkan kedua netranya, "Ayahku dan Ayah Kak Sanghyuk saling mengenal?"
Hani mengangguk sekilas, "Itu cerita lama. Yang tinggal di sekitaran istana pasti pernah mendengarnya. Tapi kau harus bertanya langsung pada Sanghyuk jika ingin mengetahui cerita lengkapnya karena aku tidak begitu tahu mengenai detailnya." ia pun mengecek suhu tubuh Hyunwoo dengan menempelkan tangannya di dahi anak itu.
"Suhu tubuhmu sudah normal. Untuk sementara, tetap tinggal disini sampai Sanghyuk menyatakan situasinya telah aman. Supaya aku juga bisa memantau kesehatanmu."
Hyunwoo mengernyit dalam, "'Aman'? Memangnya apa yang terjadi?"
"Masalahnya, Hyunwoo--"
"Biar saya yang menjelaskan."
Baik Hyunwoo maupun Hani menolehkan kepala mereka ke arah suara laki-laki yang baru saja masuk ke dalam klinik.
"Sanghyuk, astaga! Apa yang terjadi dengan wajahmu!?" jerit Hani.
"Hanya sedikit bertengkar dengan Pangeran Taekwoon--bisa kuminta kapas dan antiseptik?"
Hani tidak membombardirnya dengan pertanyaan lain, ia segera mengambil kapas yang dibasahi dengan antiseptik. Kemudian merawat luka robek di pelipis dan ujung bibir Sanghyuk.
"Apa yang terjadi? Aku melihat banyak penjaga istana yang berpatroli diluar."
Sanghyuk meringis menahan perih, "Mereka mencari Hakyeon-ssi, atau Hyunwoo dan Hongbin untuk menjadikan mereka sebagai tawanan agar Hakyeon-ssi keluar dari persembunyiannya."
Hani mengatupkan bibirnya.
"Pokoknya...saya percayakan Hyunwoo pada Anda untuk sementara waktu. Saya tidak bisa gegabah membawanya keluar." Sanghyuk mengambil plester dari tangan Hani yang kemudian ia gunakan untuk menutup luka-lukanya.
"Kak Hakyeon dan Kak Hongbin--mereka dimana? Aku ingin bertemu dengan mereka."
Netra Sanghyuk mengerling ke arah Hyunwoo, "Jangan khawatir, mereka ada di tempat yang tidak akan dijangkau oleh istana. Juga...saya akan segera mempertemukan kalian, tapi tidak sekarang." Penjaga Istana itu mengusap puncak kepala Hyunwoo, "Anda anak yang baik, Hyunwoo-ssi. Jadi saya mohon bersabarlah. Dan mengenai keadaan diluar, saat ini orang-orang istana tengah mengincar kalian bertiga."
"Kami--? Tapi kenapa, Kak? Apa kami melakukan kesalahan?"
"Tidak, Hyunwoo-ssi. Secara teknis, ini bukan salah kalian." Sanghyuk menggigit bibir bawahnya, tidak yakin apakah penjelasannya akan diterima oleh Hyunwoo atau tidak.
Dia selalu buruk dalam menjelaskan situasi.
"...aku masih tidak mengerti, tapi bisakah Kakak berjanji padaku untuk melindungi Kak Hongbin dan Kak Hakyeon? Jika sampai melibatkan penjaga-penjaga istana untuk menangkap kami, pastilah keadaan diluar sedang gawat...kan?"
Sanghyuk tertegun, kemudian mengulas senyum tipis sembari menepuk puncak kepala Hyunwoo.
"Terima kasih sudah mempercayai saya, Hyunwoo-ssi. Tenang saja, saya pastikan kalian bertiga aman."
***
Sementara itu di gerbang perbatasan negeri timur, Minhyuk dan kereta kuda yang mengangkut berbagai bahan makanan baru saja datang dari perjalanannya dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Rasanya sudah lama sekali aku meninggalkan timur." ujarnya disertai kekehan kecil. Ia menggenggam erat dua buku media tua dan mendekapnya, "Hakyeon-ie sedang apa ya? Dia pasti akan senang dengan buku yang kubawa ini."
TBC uwu
KAMU SEDANG MEMBACA
Conquered Heart
Fanfiction"Jangan khawatir, saya akan menyelamatkan Anda." Kata-kata itu terus terngiang di kepala Taekwoon seperti mantra tak berujung. Feromon khas Lavender tercium samar dari bocah yang menolongnya 12 tahun yang lalu. Ia lumpuh. Oleh kata-kata dan feromon...