"Bo Ah, kumohon bertahanlah..."...Siapa?
"Saya mohon jangan bersedih, Yang Mulia Raja. Saya mungkin tidak bisa bertahan lama--"
"Tidak! Jangan bicara lagi!"
Wanita itu--sekujur tubuhnya dipenuhi oleh ruam hitam dan terlihat sekarat.
Dia terkena sihir hitam.
Ini--ingatan siapa?
"Kumohon bertahanlah, demi Taekwoon juga..."
Taekwoon?
Kedua netra mengerling pada sesosok bayi merah mungil yang tengah didekap oleh Raja.
Namun wanita di atas tempat tidur itu menggeleng lemah, "Saya cukup bahagia telah melahirkan seorang putra mahkota dengan selamat. Taekwoon...dia akan menjadi Raja yang hebat kelak, seperti dirimu."
Ah...
Ini kenangan Taekwoon.
Tapi bagaimana bisa dia--?
Kedua kelopak mata membuka perlahan, memperlihatkan sepasang netra jernih dari sana. Kepalanya terasa ringan sekali, seperti mendadak tengkorak kepalanya hilang.
Ia mencoba bangun, hanya untuk mengerang kesakitan pada tubuh bagian bawahnya.
Benar. Semalam adalah siklus heatnya yang pertama. Lalu Taekwoon--sialan dia benar-benar tidak berdaya di hadapan Pangeran Alpha itu. Tapi di sisi lain, rasa panas yang dideranya tidak separah kemarin saat berada di ruang tahanan.
Hakyeon menggertakkan giginya.
"Kak Hakyeon!" Hongbin berlari menuju sang kakak dan merengkuhnya erat.
"Hongbin-ah, bagaimana bisa--Hyunwoo? Mana Hyunwoo?" ujarnya sedikit panik.
"Kak Sanghyuk membawanya ke klinik, untuk sementara dia akan tinggal disana. Dia juga bilang jangan khawatir, karena klinik adalah zona netral kerajaan dan itu berarti Raja tidak akan mengusiknya."
"Sanghyuk--oh." Hakyeon mengusap wajahnya kasar, meskipun ia menyuruhnya untuk jangan khawatir tapi tetap saja Hakyeon tidak bisa tenang. Dia jadi buron istana sekarang dan bukan tidak mungkin jika nanti Hyunwoo dijadikan sandera untuk mengumpannya.
"Ah, ngomong-ngomong kak," Hongbin mengambilkan secangkir entah apapun itu dari atas nakas dan memberikannya pada Hakyeon.
"Apa ini?"
"Supressants, Kak Taekwoon yang membuatkannya untukmu. Katanya dia merasa bertanggung jawab--meski aku tidak tahu bertanggung jawab atas apa." jeda, "Dia hanya bilang untuk menenangkan siklus kakak selama dia tidak ada."
Apa-apaan? Bertanggung jawab? Apa dia menyesal? Hakyeon justru ingin Pangeran itu jauh-jauh dari kehidupannya.
Ia menghela napas panjang kemudian meneguk secangkir supressants itu, sedikit mengernyit karena pahit yang luar biasa meskipun sudah ditambah sedikit madu.
"Sebentar lagi kak Sanghyuk mungkin akan kemari. Dia bilang agar kak Hakyeon tidak keluar rumah untuk sementara."
"Aku ingin melihat Hyunwoo--"
"Dan membiarkan Anda tertangkap?"
Dua pasang netra mengerling kearah pintu masuk satu-satunya, mendapati Sanghyuk yang sesekali meringis dan memasuki rumahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/155737715-288-k842737.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Conquered Heart
Fanfiction"Jangan khawatir, saya akan menyelamatkan Anda." Kata-kata itu terus terngiang di kepala Taekwoon seperti mantra tak berujung. Feromon khas Lavender tercium samar dari bocah yang menolongnya 12 tahun yang lalu. Ia lumpuh. Oleh kata-kata dan feromon...