Kepala azzam tertunduk,matanya sedikit terpajam, jantungnya berirama sangat kencang, seolah-olah paham kalau yang mempunyai jantung, sedang berada dalam posisi menegangkan.
Bukan ingin bertemu presiden, atau sedang menyetor hafalan didepan guru killer, tapi yang membuat jantung azzam berdendang adalah karena dia sedang berhadapan dengan keluarga perempuan yang ingin dia Lamar.
Azzam sering merasa gugup, tapi tidak pernah segugup ini. Dia juga merasa lidahnya keluh, bibir atas dan bawahnya seolah-oleh terjahit, dan tidak bisa di buka."Hmm,"satu deheman keluar dari mulut laki-laki yang sekarang sedang duduk di depan azzam. Tubuh azzam langsung menegang,azzam mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk.
"Maaf om, saya dan keluarga saya sangat nekat datang mendadak malam ini,"ujar azzam yang akhirnya mengeluarkan suara.
Alif tersenyum samar,"tidak apa-apa, hanya kami sedikit terkejut,"ujar Alif akhirnya.
Azzam menghela nafas lega,"azzam tau ini lancang om,tapi bukannya niat baik harus segera di lakukan? Dan azzam tidak mau menjadi laki-laki pengecut yang lama memberi kepastian. Azzam memang baru 2 minggu mengenal Yasmin,tapi bermodalkan keyakinan dan shalat istiqhara. Azzam yakin untuk mengkhitba putri om malam ini,"ujar Azzam lantang.
Alif sedikit terkejut dengan ucapan azzam,namun sedetik kemudian dia tersenyum,"saya sudah menduga azzam,kedatangan pertama kamu untuk mengantar anak saya dengan selamat, dan kedatangan kedua kamu ini, untuk mengantarkan anak saya menuju jannah (in shaa Allah). Bukan maksud meragukan, tapi apa bekal kamu untuk menyakinkan saya bahwa anak saya akan jatuh di dalam pelukan laki-laki yang tepat atau tidak?,"tanya Alif kemudian.
Azzam tersenyum,dia melihat kearah abi dan uminya yang sedari tadi tersenyum melihat azzam,"saya tuntun anak om dengan 30 juz hafalan saya,"jawab azzam tegas dan yakin.
Alif tersenyum sumringah,"saya terima lamaran kamu,tapi keputusan akhir tetap ada di tangan Yasmin,"ujar Alif.
Azzam tersenyum legah,dia mencium tangan Uminya yang sedari tadi dia gengam.
Rifkih pun mengusap-ngusap pundak Azzam bangga.Lusi berdiri dari duduknya,dia akan membawa Yasmin untuk bertemu dengan keluarga Azzam,"tunggu sebentar ya, bunda akan panggilkan Yasmin,"ujar lusi lalu melangkah menaikki tangga.
Sekitar sepuluh menit Azzam dan keluarganya menunggu kedatangan Yasmin,lalu Yasmin turun dengan sangat hati-hati.kepalanya tertunduk malu,Cadar yang Yasmin kenakan seakan-akan menyembunyikan pipi yasmin yang menghangat.
Yasmin duduk di samping Ayahnya,kepalanya masih tertunduk.
"Nak, ini Azzam dan keluarganya. Kedatangannya kesini dengan niat yang sangat baik, yaitu untuk mengkhitbamu. Lamarannya sudah Ayah terima, tapi keputusan akhir tetap ada di tanganmu. Apapun keputusan kamu, in shaa allah kami semua terima,"ujar Alif lembut kepada Yasmin yang ada di sampingnya.
Yasmin diam beberapa saat,mata meneduhkan milik yasmin melirik kearah keluarga Azzam,lalu terhenti di manik mata Azzam yang berkilau. Sedetik kemudian yasmin menunduk lagi.
"Apa boleh Yasmin bertanya sesuatu?,"ujar Yasmin akhirnya.
Mereka semua yang ada di sana mengangguk.
"Kenapa harus Yasmin yang menjadi wanita pilihan Azzam? Azzam tentu belum tau baik buruknya sifat Yasmin. Apa bisa Azzam menerima semua itu?,"tanya Yasmin dibalik cadarnya.
Azzam tersenyum,"laki-laki dilihat dari masa depannya, perempuan dilihat dari masa lalunya, baik buruk masalalu itu biarlah menjadi pelajaran. Tidak perlu aku tau semua masa lalu mu, karena aku yang akan menjadi masa depanmu. Tentang aku bisa menerima atau tidak, itu sudah menjadi urusanku. Menurutku, semua kekuranganmu sudah menjadi kelebihan yang paling aku suka,"jawab Azzam lembut.
Yasmin tertunduk lagi, entah kagum atau malu, yang jelas matanya menyipit.
"Jika yasmin terima lamaran azzam, azzam akan mendidik yasmin seperti apa?,"tanya Yasmin lagi.
Azzam menjawab lagi,"sebaik-baiknya panutan adalah Rasullulah SAW. Akan ku didik kamu seperti Rasullulah mendidik Aisyah, dan tentu, Aku belajar banyak dari Abiku. Akan ku ambil semua didikan bagus dari Abiku untuk umiku. Yasmin,jangan khawatir, aku akan genggam tangan kamu menuju surga, karna aku ingin, bidadari surgaku nanti kamu,"jawab azzam yang sungguh lembut.
Zahra dan lusi nampak berkaca-kaca. Zahra terharu karna Anaknya sangat membanggakan. Dan lusi terharu karna tidak meyangka, bahwa dia akan mendapatkan azzam sebagai menantu terbaik.
"Dengan keyakinan hati, aku menerima lamaran kamu wahaii pelengkap imanku,in shaa Allah, aku akan menjadikan Aisyah sebagai panutanku, mohon bimbing Aku menjadi lebih baik lagi,"ujar Yasmin akhirnya.
Azzam mengusap wajahnya menggunakan tasbih yang berada di saku bajunya, lalu dia memeluk uminya erat. Tak lupa pula azzam memeluk abinya dengan sama erat. Tak terasa, air mata jatuh ke pipi azzam, dia sangat bahagia malam ini.
"Allhamdullilah,terima kasih banyak Yasmin terima kasih,"ujar azzam lembut.
Yasmin hanya mengangguk pelan.
"Kapan kita akan laksanakan pernikahan?,"tanya rifkih kemudian.
"Jum'at depan,"usul azzam tiba-tiba.
Yasmin nampak terkejut.
"Ide bagus,"ujar Alif kemudian.
"10 hari lagi?,"tanya Yasmin kemudian.
Azzam mengangguk,"apa kamu keberatan? ,"tanya azzam.
Yasmin menggeleng,"lebih cepat lebih baik,"ujar Yasmin pelan.
Azzam nampak tersenyum, dia merasa tidak salah pilih istri,batinnya.
"Baiklah, Azzam dan keluarga akan pamit pulang om,"ujar azzam
Alif menggerang,"tidak ingin mengobrol dulu? Kita sedari tadi sangat tegang,"ujar alif mencoba mencairkan suasana.
Rifkih dan azzam terkekeh,"sudah cukup malam,besok pagi saya akan kesini lagi. Kita yang akan cari dekorasi pelaminan untuk anak kita,"ujar rifkih terkekeh.
Alif mengangguk lalu memeluk rifkih erat,"yaya, rifkih aku sangat takjub kepadamu, bagaimana cara kamu mendidik Azzam? Dia nampak sempurna di mata kami sebagai seorang menantu,"puji Alif.
Rifkih terkekeh,"tentunya,dengan Al-qur'an. Karena Al-qur'an pedoman terbaik,"jawab rikih.
Alif mengangguk tersenyum,"pertemuan pertama kita malam ini,akan menjadi awal terbentuknya keluarga besar yang in shaa allah sempurna,"ujar Alif.
"Aamiin,"balas rifkih.
Lalu azzam dan keluarganya berpamitan untuk pulang. Tentu dengan perasaan yang sangat senang dan legah.
"Umi bangga sama kamu, umi yakin Yasmin adalah perempuan yang sangat baik. Sejak pertama umi lihat dia tadi, perasan umi menjadi tenang, walaupun hanya terlihat mata, tapi memandang wajah yasmin itu sangat meneduhkan,"puji zahra tak henti-henti. Nampaknya uminya ini tidak kalah senang.
Azzam lagi-lagi meneluk uminya,"ini semua juga berkat umi, umi wanita saliha. Wajar kalau umi bisa dapat menantu yang juga saliha,"jawab azzam.
Zahra membalas pelukan azzam,"anak umi ini,sungguh meneduhkan hati. Setiap ucapannya selalu membuat tenang,"ujar zahra lagi.
Azzam hanya tersenyum di dalam pelukan uminya. Sedangkan rikfih sedang fokus menyetir sambil sesekali melihat senang ke arah istri tercinta dan juga putra kebanggaanya.
-----
Selamat membaca sahabat salihah:) ambil baiknya, buang buruknya. Semoga tulisan ku ini bermanfaat. Maaf jika sering lama update:D
"Jangan tanya kapan aku jatuh cinta. Karna, sejak kau lantunkan ijab qobul, seluruh hatiku langsung ku persembahkan untukmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
SETEDUH LANGIT (END)
SpiritualBACA MENGGUNAKAN HATI, AKAN KALIAN DAPATKAN ILMUNYA.