Menikah? Siapa yang tak ingin menikah? Bersatu dengan orang yang dicinta, bersama-sama menumbuhkan kasih sayang selamanya, pasti itu yang di damba-dambakan oleh setiap insan.
Tapi, ternyata menikah bukanlah prihal gampang. Banyak yang harus dipersiapkan.
Salah satunya ilmu tentang pernikahan, bagaimana cara membina rumah tangga yang sempurna layaknya nuntunan kita Nabi besar MUHAMMAD SAW.Azzam sudah memikirkan masalah itu matang-matang, bukan karena dia sudah bosan sendiri, tapi dia sudah bosan mendengar umi dan abinya yang selalu menanyakan masalah jodoh. Azzam juga kadang tidak enak, disaat adiknya sudah menikah dan sekarang tengah mengandung, dia masih saja betah dengan status sendirinya itu.
"Mau cari jodoh dimana ya,"gumam azzam pelan sambil menutup mukanya menggunakan tangan. Dia sudah sangat bingung, dia sungguh tidak menyukai siapa-siapa sekarang, tidak sedang ta'aruf dengan siapa-siapa pula, lantas siapa yang harus dia khitba?
Siapa yang harus dia ajak untuk menyempurnakan agamanya? Ampunn!! Prihal jodoh sangat menguras fikiran azzam.Azzam sedang terduduk di kursi ruangannya, menjadi bendahara di salah satu pesantren besar cukup menguras waktunya, dan sampai membuatnya lupa prihal teman hidup yang akhir-akhir ini memenuhi fikirannya.
"Assallamualaikum ustad, "ujar salah satu santri yang mengetuk pintu ruangannya.
Azzam terkejut lalu tersadar dari lamunannya, dia mempersilahkan muridnya itu untuk masuk.
"Waallaikumsallam, silahkan masuk, "ujar azzam lembut.
Santri laki-laki yang azzam suruh masuk itu pun mengikuti perintah azzam.
"Ada apa?, "tanya azzam saat santrinya sudah duduk di depannya.
"Sekarang ustad ada jam mengajar di kelas an-nisa ustad, mereka semua sudah menunggu, "ujar laki-laki itu.
Azzam beristighfar didalam hati, kenapa dia bisa lupa.
"Astagfirullah, saya sampai lupa. Terimakasih sudah mengingatkan, "kata azzam.
Santri laki-laki itu pun mengangguk lalu mencium tangan azzam untuk berpamitan keluar.
Azzam segera bersiap-siap untuk mengajar, dia ternyata sudah terlambat 15 menit.
Diperjalanan ke kelas, azzam tak sengaja berpapasan oleh seorang perempuan bernama Yasmin, Yasmin adalah salah satu guru di pesantren ini. Dia lulusan pesantren Aceh yang baru bekerja di pesantren tempat azzam ini kurang lebih dua bulan. Azzam tak pernah mengobrol bersama Yasmin seperti yang sering guru-guru lain lakukan.
Yasmin perempuan yang sangat pemalu, itu semua terbukti dari sikap Yasmin yang selalu menunduk jika berpapasan dengan laki-laki. Yasmin juga bercadar, itu semua membuat azzam sering penasaran dengan wajah Yasmin.
azzam langsung menggeleng, dia sadar kalau telah memikirkan perempuan yang bukan muhrimnya.
"Jangan zina fikiran zam, "gumam azzam lalu berjalan lagi menuju kelas anak didiknya.
Di pesantren ini azzam ditugaskan untuk mengajar di delapan kelas. Empat di kelas santri laki-laki, dan empat lagi dikelas santri perempuan.
Azzam sebenarnya kurang setuju jika dia harus mengajar di kelas santri perempuan, bukan karena dia geer atau apapun. Tapi santrinya sudah mengalami masa pubertas pasti ada perasaan tidak nyaman di hati azzam saat santrinya melihat berlebihan kearah azzam.
Bukan sombong, azzam cuma tak ingin ada fitnah yang terjadi.
"Assallamualaikum, "ujar azzam sambil masuk kedalam kelas An-nisa yang berisi 25 santri perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETEDUH LANGIT (END)
SpiritualBACA MENGGUNAKAN HATI, AKAN KALIAN DAPATKAN ILMUNYA.