Secret 04 - Rumah Lama

509 62 12
                                    

Pembaca yang Budiman .... Sudahkah kalian follow akun penulis sebelum baca? /Edisi iklan/

Happy reading 😘😘

Gue berjalan mengikuti langkah seorang perempuan. Perempuan itu tengah menuntun sepeda motor butut miliknya.

"Kenapa itu motor nggak dinaiki aja, Te? Kenapa juga harus dituntun?" tanya gue.

Perempuan yang tengah menuntun sepeda motor itu adalah Tante gue.

"Tante kan dah lama nggak naik motor, Bal. Jadi lupa caranya."

Emang ada yang begituan?

"Ya udah sini, gue aja yang nyetir," saran gue.

"Nggak ah, di depan juga udah rumah Mama."

Rumah Mama yang disebut oleh Tante gue itu maksudnya rumah Nenek. Tempat yang dulu gue tinggali.

Begitu ada penyebrangan, gue lihat Tante gue mengangkat sepeda motor itu layaknya tas jinjing.

ASTAGA!

Buseeet. Kuat banget Tante gue.

Eh, by the way .... Gue lagi di mana ini?


Mengikuti jalan, gue akhirnya sampai di depan rumah keluarga besar.

Terlihat ekspresi Nenek yang terkejut ketika melihat kehadiran gue. Gue juga lihat kalau Nenek tengah berbicara dengan Kakek saat dia melihat gue di depan rumah. Semua itu terlihat dari balik kaca besar rumah.

Ya, gue berada di depan rumah, tapi bukan rumah mereka di dunia ini, melainkan alam lain. Entah alam yang mana dalam dimensi kehidupan ini. Gue nggak paham.

Yang jelas, gue berada di depan bangunan rumah besar keluarga gue. Di mana di sana ada almarhum Kakek dan Nenek gue.

Dengan tangan gemetar, gue meraih gagang pintu.

"Assalamualaikum." Gue mengucapkan salam begitu membuka pintu.

"Waalaikumsalam. Masuk, Bal," kata Nenek.

Gue menghampiri Nenek setengah berlari dan langsung menjatuhkan badan dan bersimpuh. Gue meletakkan kepala di atas pangkuan Nenek.

"Maafkan, Iqbal, Nek," ujar gue.

Gue bisa merasakan elusan lembut tangan Nenek di kepala gue.

Ya Tuhan .... Gue kangen sama Nenek.

"Nggak pa pa. Jangan sedih, Nenek nggak pa pa."

Gue merasa bersalah karena nggak bisa menjaga peninggalan Nenek dan Kakek.

Setelah kedua orang yang gue sayangi meninggal. Anak-anak mereka meributkan pembagian harta. Hingga akhirnya rumah beserta isinya dijual untuk dibagikan kepada ahli waris. Padahal, semasa hidup Kakek berpesan sama gue bahwa rumah besar jangan dijual. Namun, apalah daya, jika Paman gue memaksa untuk dijual dan dibagi warisan peninggalan almarhum.

Forbidden SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang