Secret 14 - Ngambek

310 53 14
                                    

Udah pada nungguin, ya??

Sorry lupa. Tadi abis bikin kue juga. 🙊

Happy reading 😘😘

Anjani ngambek!

Adalah fakta yang nggak bisa gue hindari saat ini. Salah gue juga karena nyerahin Anjani ke hantu yang punya mulut bocor. Siapa lagi kalau bukan Nera. Sialan!

Bukan hanya manusia saja yang bisa menjadi pengkhianat. Ternyata hantu juga bisa.

Mencoba mengetuk pintu kamar, gue berharap Anjani mau bukain. "An, buka dong pintunya."

Tak ada jawaban dari dalam. Tidur kali, ya?

Nggak biasa Anjani tidur jam segini.

"Anjani nggak mau bukain pintu!" Nera muncul dari balik pintu.

"Astagaaah. Kaget gue!"

Sial! Bikin kaget aja ini hantu perawan. Sayang banget udah metong, kalau belum, udah gue perawanin yang ada.

Nera hanya menatap gue tanpa dosa.

"Lu ngapain cerita-cerita ke Anjani kalau gue jalan sama cewek, huh?"

"Kan Iqbal bilang, suruh ngomong jujur sama Anjani."

"Ya, nggak semua juga harus bilang jujur. Kalau kemaren boleh, kali ini nggak boleh!"

"Yaah ... Nera kan nggak tau, Bal. Harusnya Iqbal bilang, boleh jujur pas di Bogor aja."

"Dasar mulut lu aja yang bocor!"

Semua ini salah gue lantaran pelihara hantu bego macam Nera.

"Makanya jangan ganjen jadi laki," tuduh Nera.

"Siapa yang ganjen jadi laki? Gue cuma nemenin temen kos cari makan!"

"Nggak ganjen, tapi Iqbal seneng aja pas si Mbak itu nempelin teteknya di punggung Iqbal."

BERENGSEK!

Segala tetek dia bawa.

Kenapa juga Nera mesti lihat sedetail itu? Mampus dah gue!

"Kata siapa gue seneng?"

"Itunya Iqbal tegang pas digituin sama Mbak Ganjen." Jari Nera menunjuk penis gue.

"Mana? Lu nggak usah fitnah!" Gue mencoba berkelit.

"Tadi pagi itu bangun," ujar Nera nggak mau kalah.

"Cowok kalau bangun pagi pasti penisnya berdiri, Nera."

Gemes gue!

Lama-lama gue perkosa juga ini hantu!

"Iih ... Iqbal kok ngomong jorok sih!"

"Apa yang jorok? Penis? Kan namanya emang penis, Ner. Lu belum pernah lihat, ya? Mau gue kasih liat?"

Kesal kan gue!

"E-enggak mau!"

Nera beringsut mundur. Gue emang sengaja mau nakutin ini hantu. Biar di kemudian hari nggak comel lagi mulutnya.

"Lu nggak penasaran sama harta pusaka gue?" kekeh gue.

"I-iqal jangan gitu, Nera takut."

Nera ini aneh, kadang dia dewasa, tapi kadang kaya bocah. Mirip bunglon, suka banget ganti-ganti kepribadian.

"Takut kenapa? Nggak gigit kok, paling tusuk dikit macam jarum suntik."

Muka Nera yang sudah pucat semakin kaku. Ini hantu rupanya takut beneran.

Forbidden SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang