Note : Sebenernya galau mau privat chapter ini tapi wp sedang bermasalah :( Jadi aku warning duluan kalau ini bakalan ada adegan 18+ ya. Chapter ini menggunakan Aey POV. Selamat membaca~
Setelah perdebatan kecil yang terjadi diantara aku dengan Pete mengenai luka memar di bibirku ini, kami berakhir duduk tenang di kursi ruang tamu rumahku. Aku menolak dengan cepat ketika Pete mengajakku untuk pergi ke rumahnya untuk bertemu dengan xdokter pribadi keluarga Pete. Hey, ini hanya luka yang sepele.
Pete mengarahkan pandangannya ke berbagai sudut ruangan, berusaha menghindariku. Walaupun belum mengenalnya untuk waktu yang lama, aku dapat mengerti dengan jelas bahwa lelaki yang membuat jantungku berdetak diluar batas wajar ini sedang kesal. Aku hanya tersenyum maklum atas tingkahnya.
"Pete?"
"Ya?" Ia menoleh dan pandangan kami saling beradu. Jarak yang tidak lebih dari sejengkal membuat tanganku dengan mudah mengusap dahinya dan secara perlahan turun menyentuh mata, pipi dan bibirnya. Tatapan kami beradu secara dalam. Dengan gerakan lemah tanganku mengusap bibirnya secara lembut yang dibalas dengan tatapan sayunya.
"Aey..." Lirih Pete tiba-tiba.
"Hm?"
"Kenapa Aey melakukan hal seperti ini?"
Tanganku terkesiap dengan pertanyaan yang dilontarkan Pete. Apa aku sudah bertindak terlalu jauh? Aku segera menjauhkan diri dari paras manisnya. Untuk sejenak aku hanya tertunduk ragu.
"Maafkan aku, apa aku membuatmu tidak nyaman?" Tanyaku setelahnya.
"Aey tau bukan itu yang aku maksud."
"Pete?"
"Aku tau Aey bukanlah orang yang akan bermaksud buruk padaku, hanya saja aku juga butuh kejelasan tentang semua yang telah Aey lakukan."
"Pete aku—" Bibirku terasa kelu untuk melanjutkan perkataan yang ingin aku sampaikan.
"......."
"......."
"Aku pulang. Sebaiknya kita bicara nanti saja." Pete dengan gusar beranjak dari tempat duduknya dan berlari keluar. Aku hanya diam bergeming tanpa melakukan apapun. Kenapa aku bahkan tidak mampu untuk menahannya sejenak? Pete pasti menganggapku lelaki brengsek. Namun lebih dari itu, kenapa aku tidak mampu untuk menerka perasaan yang sebenarnya aku miliki?
Dengan cepat aku menekan tombol panggilan kepada Pond. Saran maniak dvd porno itu akan sedikit berguna disaat situasi runyam semacam ini terjadi.
••••••••••
Pond memainkan sedotan yang berada dimulutnya. Matanya menatapku menelisik seolah mencari tau tentang sesuatu. Ia menggoyang-goyangkan jari telunjuknya bak cenayang yang akan meramalkan nasibku untuk setahun kedepan.
"Jujurlah, apa yang terjadi?" Tanyanya kemudian.
"Aku tidak tau." Jawabku bingung.
"Kalau tidak tau kenapa menghubungiku? Hei pria pendek, kesibukanku banyak sekali jadi jangan mencoba untuk buang-buang waktu."
"Ck, kesibukan mengawasi miyabi?"
"Ssssst, ada banyak video baru. Mau lihat?"
Aku berjengit mendengar tawaran tidak berguna Pond.
"Aku kesini untuk membicarakan masalahku bukan membicarakan hal semacam itu."
"Kau dari tadi hanya diam saja, bung."
"Aku..."
"Aku apa?"
"Sebenarnya sedang bertengkar dengan Pete."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love by Chance
FanfictionAey sadar jika hidupnya tak mungkin seindah novel atau drama picisan di luaran sana. Tapi setidaknya Pete membawanya ke dalam perasaan yang ia harapkan, jatuh cinta. Ya, Aey jatuh cinta sejatuh-jatuhnya pada pemuda bernama Pete. It's bxb Please don'...