Pagi yang cerah menyambut hari bahagia seorang pria yang kini sudah rapih dengan stelan jas-nya. Ia sudah siap untuk pergi ke kantor. Bekerja di perusahaannya sendiri.
Dia adalah Alex. Dengan senyum yang menghiasi wajah tampan-nya, Alex menata rambutnya hingga rapih. Ia melirik gadisnya yang masih meringkuk di balik selimut tebal.
Alex tertawa kecil. Ia berdehem pelan kemudian melangkah mendekati gadisnya yang masih asik dengan dunia mimpi.
"Hei, Sayang? Bangun."
Gadisnya-Berlian-menggeliat kecil saat merasakan usapan di wajahnya. Usapan lembut yang mampu membuat tidur Berlian terganggu.
"Bangunlah Sayang. Kau harus pergi ke kampus hari ini kan?"
Mendengar kata kampus, otak Berlian langsung bekerja dengan cepat. Matanya terbuka tanpa diperintah. Tubuhnya lantas bangkit dari tempat tidur. Ia tidak memperdulikan Alex yang tertawa melihatnya.
Satu yang ada dalam pikiran Berlian saat ini, yaitu Audrey. Bagaimana bisa ia melupakan sahabatnya yang sangat ia sayangi hanya karena sedang bersama Alex?
Dengan secepat kilat Berlian masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Tak sampai 15 menit, Berlian sudah selesai. Ia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuhnya.
Berlian menatap Alex yang sibuk dengan mac-booknya. Entah apa yang sedang ia lakukan, tapi Berlian sangat membutuhkan Alex saat ini. Berlian berharap Alex tidak akan memarahinya karena mengganggu aktivitasnya.
"Alex?"
Alex berdehem kecil sebagai jawaban.
"Aku sudah selesai mandi."
Alex mengangguk. Ia meletakkan mac-booknya di atas kursi lalu berdiri. Ia menatap Berlian yang terlihat gelisah saat ia menatapnya.
"Kenapa?" Alex bertanya dengan dahi yang berkerut bingung.
Berlian menahan handuknya agar tidak jatuh. Ia menunduk tak berani menatap Alex. Ia malu saat Alex menatapnya yang hanya mengenakan handuk saat ini. Bahkan handuk itu tak cukup untuk menutupi tubuhnya. Benar-benar kecil.
"Aku tidak memiliki pakaian untuk ke kampus," jawab Berlian memberitahu apa yang membuatnya memanggil Alex tadi.
Alis Alex terangkat. "Kau memiliki banyak pakaian di rumahku. Ada di sebelah lemariku, lihatlah!" ujar Alex memberitahu.
Berlian yang mendengarnya lantas pergi menuju lemari yang dimaksud Alex. Ia membuka lemari dengan warna putih itu lalu terkejut melihat begitu banyak pakaian perempuan dan jangan lupakan dengan dalamannya.
"Kau menyiapkan ini semua untuk siapa?" tanya Berlian penasaran. Tangannya bergerak mengambil baju berlengan panjang dengan warna peach yang menyilaukan matanya.
"Aku menyiapkan ini semua untukmu. Apa kau tidak sadar atau kau memang tidak mengharapkannya?"
Bukannya menjawab Berlian malah menatap Alex dengan tatapan memohon. Ia melirik pintu kamar yang masih tertutup rapat.
"Bisakah kau keluar sebentar? Aku ingin memakai baju," ujar Berlian.
Alex menatap Berlian tidak suka. "Kau mengusirku dari kamarku?" Ia bertanya dengan nada sebal.
"Bukan begitu! Maksudku-"
"Baiklah. Jangan lama! Atau aku akan masuk tanpa kau suruh," ujar Alex memotong pembicaraan Berlian.
Berlian hanya bisa mengangguk. Yang terpenting, Alex mau keluar dari kamarnya. Karena Berlian malu kalau harus memakai baju di depan pria itu. Bagaimana pun juga, Berlian adalah seorang wanita yang masih tahu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Vampire
Vampir(#1 in Vampire - 24 November 2018) (#1 in Vampire - 01 May 2020) (#1 in Milikku - 05 May 2020) (#2 in Berlian - 05 May 2020) ( SEBAGIAN PART DIHAPUS KARENA PINDAH LAPAK ) Ini adalah cerita seorang gadis asal Indonesia yang menuntut ilmu di Amerika b...