Malam ini terasa begitu dingin terlebih saat aku mengingatmu. Namun sikapmu, jauh lebih dingin dari pada hembusan angin malam. Aku di gigil rindu lagi. Entahlah akupun heran, tak ada habisnya merindukanmu. Bolehkah aku merindukanmu? Boleh tak boleh, tetap saja aku rindu. Sebab rindu datang tanpa disetujui. Maaf jika kamu tak suka. Seandainya rindu itu adalah kesejukan, aku tidak ingin berhenti untuk merasakannya meskipun hanya sedetik . Jika melihatmu adalah pemandangan yang indah, aku tidak ingin berhenti memandangimu. Mungkin ini berlebihan, tetapi itulah yang aku rasakan. Entahlah, tak ada lelahnya bagiku melulu merindukanmu. Mungkin aku bisa menahan rindu, tetapi sulit bagiku berhenti untuk merindu. Jadi jangan suruh aku berhenti untuk merindukanmu, raja di hatiku.
Jakarta, 29 Agustus 2018
YOU ARE READING
Narasi Rindu
Non-FictionKolaborasi bersama antara 2 perempuan penikmat rindu. Merangkai Aksara menjadi kata membentuk kalimat-kalimat rindu yang utuh, rindu yang tak tersampaikan pada Tuannya biarlah melebur disini.