Aku sudah lama sekali tenggelam dalam rindu ini.
Kau tau, sulit rasanya untuk bernapas dan hidup dalam khayalan Pengharapan yang tak berbatas hanya untuk memilikimu.
Aku sudah mencoba tuk menepi dari rasa yang salah ini, tetapi tetap saja, hanya ada kau dan kau lagi, aku pun bosan.Waktu tak pernah ingkar pada sebuah pertemuan, sebab itulah aku rajin merawat rindu dengan sabar.
Dibalik rindu-rindu, riuh doa-doa kulangitkan atas namamu. Berharap kelak rinduku akan berbalas, begitu juga dengan perasaan yang ku pendam selama ini. Harapku kita akan bertemu untuk meleburkan segala rindu. Kelak kamu akan mengerti betapa rindu yang belum tersampaikan langsung kepadamu, Adalah berat yang sengaja ku tanggung sendiri.
Teruntuk itu doa adalah caraku menyampaikan rindu padamu.
Biarlah tangan Tuhan yang akan bekerja, dan doa-doaku menjadi saksi atas rindu yang tak pernah tersampaikan kepadamu. Sebab insan hanya bisa berdoa dan berusaha, selebihnya ada pada kuasa-Nya.Jakarta-Pekanbaru, 23 Agustus 2018
YOU ARE READING
Narasi Rindu
Non-FictionKolaborasi bersama antara 2 perempuan penikmat rindu. Merangkai Aksara menjadi kata membentuk kalimat-kalimat rindu yang utuh, rindu yang tak tersampaikan pada Tuannya biarlah melebur disini.