Rindu ini semakin membuat ku sesak. Semakin rindu aku pun semakin berharap kepadamu. Tidak, kamu tidak salah perihal rindu ini. Perihal pengharapanku kamu pun tidak salah. Hanya aku saja yang terlalu berharap pada rindu rindu dan perasaanmu. Maaf jika aku diam-diam masih merindukamu. Dan izinkan aku untuk tetap merindukanmu. Karena merindukanmu adalah sesak yang aku sukai. Izinkan aku untuk tetap merindukanmu dalam hening.
Terkadang rindu ini sulit untuk ku bendung, begitu mendesak untuk segara diutarakan dan menuntut sebuah temu. Rindu begitu meraja seenaknya, mentang-mentang aku adalah pemuja. Tak apa, biarlah rindu yang menjengkelkan ini kukuh bertahan sampai rapuh dengan sendirinya, aku pasrah dan tak akan mengusir rindu yang datang karena percuma, dia tak akan mau pergi hanya sebab aku mau.
Jakarta-Pekanbaru, 25 Agustus 2018
YOU ARE READING
Narasi Rindu
Non-FictionKolaborasi bersama antara 2 perempuan penikmat rindu. Merangkai Aksara menjadi kata membentuk kalimat-kalimat rindu yang utuh, rindu yang tak tersampaikan pada Tuannya biarlah melebur disini.