Nada tuts-tuts piano mengalun indah mengisi ruangan yang tampak hampa itu. Seorang gadis dengan rambut yg digerai duduk didepan piano itu, jarinya yang menari-nari pada alat musik itu membuat nada-nada indah terus tercipta membuat siapapun yang mendengarnya akan membisu saking terpananya.
Keano alvira diandra gadis cantik dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya kini tengah menyibukkan dirinya dengan nada-nada yang baru saja ia ciptakan. Ya. Dia menyukai segalanya tentang musik, karna dengan musik dia mampu sejenak melupakan polemik dunia yang selalu saja punya cara tersendiri untuk merusak ketenangannya.
Kini Kea tengah berada diruang dia bisa tenang, jauh dari hiruk pikuk dunia. Dia senang berada disini. Memainkan alat musik semaunya. Diruangan yang bisa dikatakan luas ini dia bisa memainkan apapun yang dia mau, ruangan itu dipenuhi alat musik yang beragam mulai dari gitar, piano, drum, bass dll diruangan itu pula terdapat studio untuk rekaman, tapi meski begitu ruangan itu masih saja tampak hampa dan kosong.
Kea masih sibuk dengan potongan-potongan nada yang masih ia susun, jarinya masih menari-nari menyesuaikan nada yang akan ia ciptakan hingga suara deritan pintu dibuka membuat nada-nada indah itu kini berhenti mengalun menyisakan hening dalam ruangan itu.
Kea menoleh sekilas kearah pintu, dan melihat sosok lelaki paruh baya tengah menatap dirinya dengan senyum hangat tercetak jelas diwajahnya. Itu membuat Kea juga ikut tersenyum.
"sudah selesai sayang?" tanya lelaki itu sembari berjalan menghampiri Kea yang kini telah bangun dari duduknya.
"udah kok ayah" Kea tersenyum dan merapikan bukunya yang berisikan nada yang sudah ia ciptakan.
"kalau begitu kita berangkat sekarang ya? Nanti telat" kini Tangan ayahnya yang lebih besar menggandeng tangan Kea menuntunnya keluar dari ruangan yang dipenuhi alat musik itu, sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu Kea menyempatkan dirinya untuk menoleh dan memberikan senyuman entah kepada siapa itu.''terima kasih untuk pengalaman yang mengesankan'' ujar Kea yang sarat akan ketulusan.
A.N
thanks buat yang udah nyempetin baca. Kritik dab saran kalian sangat membantu aku gais.
POLEWALI 4 SEPTEMBER 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON [REVISI]
Teen Fictionini tentang dia yang berusaha mencari alasan mengapa dia yang diutus Tuhan kedunia jika akhirnya dia hanya mampu memberi luka.