Sebuah mobil berhenti tepat didepan sebuah rumah yang jika dilihat dari luar sudah bisa ditebak bahwa rumah itu sangat luas. Rumah yang berada disalah satu kompleks perumahan elit di ibukota itu kini akan menjadi tempat tinggalnya yang baru.
Kea memandangi sejenak bangunan megah dihadapannya, kemudia ia menghela napas pendek, jika dibandingkan dengan rumahnya yang sebelumnya yang berada di kota Makassar rumah ini memang jauh lebih besar tapi apa mampu membuat Kea betah berada disana? Apa kemegahan rumah itu mampu membuat Kea nyaman? Segala pertanyaan itu tanpa sadar memenuhi kepalanya.
Lama bergelut dengan pikirannya Kea akhirnya memilih turun dari mobil dan berjalan menuju bagasi mobil untuk mengambil koper yang berisikan barang keperluannya, dan memasuki rumah itu menyusul ayahnya yang sudah sedari tadi memasuki rumah saat dia hanya diam memandang bangunan itu dari dalam mobil.
💧💧💧
Suasana meja makan malam itu sangat sunyi, meja makan hanya diisi dua orang yang saling diam, baik Kea maupun ayahnya tak ada yang memulai obrolan. Kea sendiri tak tau harus membicarakan apa dengan ayahnya mengingat ayahnya tipe orang yang selalu serius akan sesuatu membuat Kea agak sedikit segan untuk memulai pembicaraan.
'' besok kamu akan masuk kesekolah yang baru'' suara bernada serius itu masuk menelusuk telinga Kea membuatnya mendongakkan pandangan dari piring makannya menatap ayahnya yang baru saja berbicara. Kea hanya diam menunggu ayahnya melanjutkan
'' ayah harap kamu bisa betah bersekolah disana, dan bisa berteman baik dengan siapapun, besok ayah yang akan mengantar kamu'' benar saja, ayahnya masih berbicara dan Kea hanya bisa mengangguk pertanda setuju.
'' seragam kamu sudah disiapkan sama bi ratih, buku dan keperluan sekolah lainnya sudah tersedia dikamar kamu, besok jangan sampai kesiangan" suara ayahnya kembali terdengar
''iya ayah, kalau begitu Kea ke kamar duluan. harus nyiapin keperluan buat sekolah besok. Selamat malam ayah'' ujar Kea sambil melemparkan senyum tulus kearah sang ayah yang juga sudah selesai makan. Setelah melihat ayahnya mengangguk Kea kemudian berlalu dari ruang makan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas.💧💧💧
Gadis berambut sebahu itu kini berdiri dibalkon kamarnya menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus. Dia memandangi ribuan bintang dilangit, perasaannya selalu menghangat jika dia memandang bintang. Dia pun tak tau alasannya apa. Kea masih larut dalam pikirannya sampai tiba-tiba notifikasi hp-nya berbunyi menandakan pesan masuk. Kea menggeser lockscreen hp-nya dan membaca pesan dari nomor tak dikenal itu
085225743xxx:
Hai Ke, lo ada disini sekarang. Apa lo masih sama kayak yang terakhir kita ketemu?Kening Kea mengernyit membaca pesan itu, ada perasaan aneh yang tiba tiba menyerangnya, darahnya berdesir, degup jantungnya lebih cepat dari batas normal seolah-olah mengisyaratkan bahwa sesuatu yang besar akan terjadi pada dirinya.
A.n
Hai, ini part terpanjang untuk saat ini. Makasih buat yg udah nyempetin baca. Jangan lupa vote and comment nya juga. Krna itu sngt berarti. Eaa *lebaymodeon
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON [REVISI]
Teen Fictionini tentang dia yang berusaha mencari alasan mengapa dia yang diutus Tuhan kedunia jika akhirnya dia hanya mampu memberi luka.