"KEANO ALVIRA!!!!!!!!"
Kea menghentikan langkahnya saat seseorang meneriakkan namanya dengan nyaring. Dia membalikkan badan dan mendapati cowok yang tadi menabraknya kini sedang berjalan menuju kearahnya. Ralat. Bukan berjalan tetapi setengah berlari. Cowok itu kini sudah ada dihadapan Kea yang kini sedang mengerutkan kening melihat cowok yang kini sedang mengatur deru napasnya itu.
" lo Kea kan?" tanya cowok itu ketika napasnya mulai normal dan Kea semakin mengerutkan keningnya pertanda bingung. Dia rasanya belum mengenal siapapun disini, lalu kenapa cowok didepannya ini mengetahui namanya?. Kea menghela napas saat dia sadar bahwa dibajunya terdapat nameplate yang tertuliskan nama lengkapnya dan cowok didepannya ini tentu saja mengetahui namanya dari sana. Dasar iseng.
''hey you!! Lo Kea kan?" kesal karna pertanyaannya tak dijawab cowok berparas tampan itu kembali melontarkan pertanyaan yang sama kepada Kea, hanya saja nada bertanyanya yang berbeda. Sedangkan ekspresi yang diperlihatkan Kea kini sudah membuat cowok itu jengah, Kea daritadi hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi, tanpa senyum dan itu membuat kekesalannya menjadi berkali-kali lipat. Kea sendiri tak ingin menggubris cowok iseng didepannya ini, cowok itu pasti hanya modus ingin berkenalan, Kea berdecak saat cowok didepannya itu memandang nameplate-nya Kea yang tak nyaman dipandangi seperti itu memilih menginjak kaki cowok itu kuat-kuat membuat si korban berteriak kesakitan, bersama dengan teriakan itu Kea lalu berbalik berlari meninggalkan si cowok iseng berparas tampan. Keterlaluan memang.
"dasar cewek bar-bar" cowok itu berteriak saat melihat Kea sudah berjalan diantara siswa lainnya, setelah berteriak dia kemudian menunduk mengelus kakinya yang menjadi korban kekerasan
"kasian kamu kakiku, apa salah dan dosamu hingga kamu diperlakukan seperti tadi?" ucap cowok itu sambil memandangi kakinya yang terbalut sepatu ber-merk itu. Hingga suara cempreng seseorang memanggil namanya membuat mendongakkan pandangan dari kakinya
"Raga!!" seorang cewek berpostur pendek dengan nameplate bertuliskan Renita Maharani itu kini sudah berada didekatnya memasang wajah cemberut.
"Araga Yusuf Dirgantara, gue nunggu-in lo jemput gue. Tapi lo gak dateng, kenapa hah?" Reni melotot galak kepada cowok yang dipanggil Raga itu, sedangkan yang diajak bicara malah memasang senyum polos tak berdosa sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekaliA.n
Suka apa gak sih sebenarnya? Hehe
vote and comment. Tinggalin jejak kalian dicerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON [REVISI]
Teen Fictionini tentang dia yang berusaha mencari alasan mengapa dia yang diutus Tuhan kedunia jika akhirnya dia hanya mampu memberi luka.