"Intinya gue pengen deket lagi sama elu!" jelas Danis.
(Nk) terdiam. Kalimat itu berputar dipikirannya, apa yang harus dia lakukan, apa dia harus menanggapi ucapan Danis atau malah diam pura-pura tuli.
Ingatannya kembali pada episode saat-saat bersama Rafi yang semakin dekat, bahkan dirinya sudah jatuh hati pada lelaki yang jago bermain basket itu.
"Kita lihat aja nanti" tegasnya.
***
"(Nk)!"
"(Nama kamu)!"
Saat kedua orang itu memanggil nama (Nk), disitulah dirinya hanya diam terpaku tidak mampu menggerakan kakinya sama sekali bahkan menengok untuk membalas panggilan kedua orang itu pun (Nk) tak sanggup. Keduanya sama-sama pemuda yang (Nk) sukai.
Tetapi dengan cepat kakinya melangkah ke arah jarum jam 2 membuat Danis tersenyum lebar.
"Apa?" ucap (Nk) saat berada tak jauh dari Danis.
Jarak mereka hanya sekitar satu meter.
Danis menatap (Nk), tatapan yang paling membuatnya luluh terhadap lelaki itu, "Gak ada," tuntasnya.
Dan dari situ juga (Nk) dengan Danis kembali akur seperti dulu, seperti Danis yang mengantar jemput (Nk) ke sekolah, makan siang bersama, dan tak jarang keduanya menghabiskan malam minggu bersama.
Tapi ingat status keduanya hanya sebatas teman dan tidak lebih.
Tiga minggu lebih keduanya sudah semakin dekat, dan Rafi semakin gencar menagih janji taruhan pada Danis. Membuat Danis ingin merobek mulut Rafi saat itu juga.
Malam itu, sama dengan malam yang lainnya (Nk) dan Danis tengah meminum coffee di Kedai tante Fitri.
Keduanya tidak pergi nonton film seperti biasanya, karena cuaca yang hujan terus menerus. Lebih enak jika memilih untuk minum coffee saja.
Danis memegang lengan (Nk). "Gue... suka sama lu!"
BANG!
Siapa sangka seorang Danis pada akhirnya mengutarakan perasaannya pada (Nk) tepat dengan alunan suara gemercik hujan.
Jantung (Nk) berdebar sekencang mungkin seperti mendapatkan setruman yang kuat.
"Apa?!" ucapnya antara bertanya dan kaget.
Danis menghela nafas, "Gue suka sama elu," ucapnya penuh keyakinan.
"Apa mungkin ini- ah nggak, nggak mungkin," batin (Nk) bertanya-tanya.
(Nk) memejam-kedipkan matanya, "Maksudnya, kak Dani sini lagi..."
"Iya, lu mau- kan jadi pacar gue?" kata Danis yang memotong ucapan (Nk).
(Nk) terdiam. "Ng..."
Terus-menerus (Nk) hanya menggantung ucapannya seperti ada yang mengganjal tetapi (Nk) sendiri tidak tau itu.
"Beri gua waktu kak," kata (Nk) dengan raut wajah lemas.
Memang (Nk) sendiri bingung kenapa dia tidak bisa menjawabnya, padahal sudah jelas bahwa dirinya pun juga menyukai sosok Danis bahkan sejak dari dulu.
Hingga dia belum dapat mengambil keputusan akhir antara menerima apa yang dia suka sejak dulu atau malah menolaknya.
Apa karena adanya Rafi?
Bisa jadi, karena saat Danis mengutarakan perasaannya barusan, (Nk) malah terbayang raut wajah Rafi yang tersenyum padanya seakan memberikan kode untuk jangan menerimanya.
Menerima atau menolak?
Danis atau Rafi?
Apa tidak keduanya, atau mungkin maksudnya akan terus-terusan menggantung perasaan Danis.
B E R S A M B U N G
Haii jangan lupa vote dan untuk yang masih setia makasih banyak.
Maaf kalo ada typo.
See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara aku & kamu [Completed]
FanficBagaimana jadinya jika (Nama kamu) dijadikan bahan taruhan sebuah mobil mewah oleh Rafi sanjaya dan Danis danial? Note: sengaja tidak direvisi, supaya tiap-tiap dari kesalahan dalam cerita ini dapat jadi batu loncatan bagi saya. Terima kasih. [Saya...