Setelah kejadian kemarin, Danis benar-benar terbakar api cemburu. Bahkan hari ini (Nama kamu) berangkat ke sekolah bersama motor tercintanya, vino.
Ada yang masih ingat sama si vino? Motor itu baik-baik saja kok, sering dipakai ke pasar oleh mama (Nk).
(Nk) pun berangkat sekolah pagi-pagi sekali bahkan tidak sarapan lebih dahulu dan berangkat ke sekolah. Begitu dirinya sampai di parkiran, (Nk) pun memarkirkan motornya dekat dengan motor sport milik Rafi.
"Eh (Nk)!" panggil Rafi.
Keduanya masih di parkiran sekolah dan Rafi menyapa (Nk). Apa (Nk) akan diam saja? Tidak, dia juga menyapa balik Rafi.
Keduanya saling bertukar kabar, ya-- maklumlah sudah sejak (Nk) kembali dekat dengan Danis, keduanya jadi jarang bertemu. Chatting pun sudah tidak.
Tiba-tiba seseorang datang membawa motor dengan seureudeug (yang tau bantu translate) dan memarkirkan motornya didekat motor Rafi yang kini tengah mengobrol dengan (Nk).
Seseorang itu turun dan kemudian berlalu meninggalkan Rafi dan (Nk). Mata (Nk) melotot tatkala melihat kekasihnya yang berjalan begitu saja seakan-akan tidak menganggap kehadiran (Nk).
"Ishh kak Danis bisa tambah ngambek ini mah:(" batin (Nk) tak tenang.
Tanpa berkata apapun (Nama kamu) pergi menyusul Danis dan meninggalkan Rafi yang masih setia menatap punggung (Nk) yang semakin lama semakin jauh dan tak terlihat lagi.
"Romantisan aja terus, liat aja nanti (Nk) lu pasti bakal gua dapatin," kata Rafi dengan nada yang meremehkan.
(Nk) berlari kecil menyamai langkah Danis yang semakin cepat. Keduanya di koridor sekolah, beruntunglah ini masih pagi belum terlalu banyak murid berdatangan.
"Duh masa iya gue ngambek terus sama si (Nk)? Kasian juga dia," monolog Danis yang kemudian memberhentikan langkah kakinya. Membuat (Nk) menabrak punggung Danis.
Bruk.
(Nk) terjatuh sambil sesekali mengelus dahinya yang terkena punggung Danis dan pantat nya yang mencium lantai.
Danis membalikan badannya, dan jongkok dihadapan (Nk). "Maaf…" katanya.
"Gak, gak apa-apa kok," balas (Nk) yang masih mengelus dahinya.
Danis mengelus dahi (Nk), "Masih sakit hmm?"
(Nama kamu) menggeleng.
"Yaudah mumpung masih pagi, bolos yuk?" kata Danis seenak jidatnya.
Yakali orang kepentok punggung pacar diajak bolos, ada juga diajak ke UKS,-
"Kamu gila, ya?" sentak (Nk) yang berdiri dan membersihkan pantatnya yang masih terasa nyut-nyutan.
"Iya, gila sama kamu."
"Cihh gembel."
Saat (Nk) akan melangkahkan kakinya, Danis malah menahannya. "Mau kemana?"
"Ke kelas lah, ngapain aku bolos?" kata (Nk) yang mungkin lupa kalau Danis bukannya tengah marah padanya.
"Yaudah ayok!" Danis meraih tangan (Nk).
"Gak ih--"
"Aku gak nerima penolakan."
'Pasrah' satu kata itu yang kini (Nk) lakukan. Langkahnya hanya ikut kemana Danis pergi, dan mereka sampai di parkiran.
Danis merebut tas (Nk) dan mengambil hp nya, "Ih ngapain sih, balikin gak?" ucap (Nk) yang mengerucutkan bibirnya.
"Gak, hp nya aku simpan dan kamu naik motor sekarang, ikut kemana aku pergi," jelas Danis yang membuat (Nk) mendesah berat.
Keduanya menaiki motor masing-masing dan meninggalkan sekolahannya. Danis membawa motor pelan membuat (Nk) frustasi. Kenapa sekarang malah dirinya yang kesal pada Danis.
Sampailah keduanya di taman-- salah di sebuah rumah sakit. (Nk) heran dia pikir Danis akan mengajaknya ke taman atau puncak yang rasanya romantis, lah ini malah diajak ke rumah sakit. Mau apa, mau menjenguk yang sakit atau hati Danis terlalu terluka sampai harus dirujuk ke RS. Halah selebay itukah?!
"Ngapain ke sini?" tanya (Nk) yang masih heran.
"Kamu pasti belum sarapan?"
"Dihh sok cenayang."
Danis menaikan sudut bibirnya dan menggandeng tangan (Nk) untuk masuk ke dalam RS tersebut.
Mereka tidak masuk ke ruang apapun atau naik ke lantai atas. Tapi mereka berjalan lurus menuju ke arah kantin rumah sakit.
Danis menghampiri perempuan paruh baya dan memesan makanan, sedangkan (Nk) hanya mengangguk-anggukan kepalanya saat Danis menawari makan dengan menu apa.
Keduanya duduk saling berhadapan dan tatapan (Nk) tidak berubah sedari tadi, seperti mengatakan "Ngapain kita ke sini?"
Danis tersenyum, "Dulu pas kecil aku pernah sakit DBD, umur 9 tahun kalo gak salah. Nah, aku dirawat di rumah sakit ini dan mama bilang masakan bu Marni enak dan murah..."
"Bu Marni?"
Danis mengangguk dan kembali melanjutkan celotehannya, "Iya yang tadi aku pesen makanan, sekarang bu Marni udah agak tua dan dia gak punya siapa-siapa, apalagi anak--pun dia nggak punya."
"Jadi aku beli makanan ke sini, selain enak makanannya juga murah hehe," jelas Danis panjang lebar yang membuat kedua bola mata (Nk) berkaca-kaca.
"Hey, kenapa?"
"Nggak, aku cuma kepikiran mama aku aja."
(Nk) mengedip-ngedipkan matanya, membuat benteng agar air matanya tidak jatuh.
"Mungkin aku gak bisa bantu bu Marni secara langsung, tapi setidaknya aku bantu dia lewat beli makanannya. Entah itu sekadar sarapan atau makan siang," jelas Danis kembali.
Setelah makanan datang mereka berdua tidak berbicara, Danis sesekali saling tanya-jawab dengan bu Marni yang mondar-mandir menyiapkan pesanan makan dari para pembeli.
"Jadi si neng gelis ini teh pacarnya A Danis?"
Danis mengangguk malu, "Iya, bu."
Bu Marni tersenyum menampakkan kerutan di area matanya, "Euleuh meni cocok pisan atuh kalian teh. Yang ceweknya geulis, yang cowoknya kasep."
Danis dan (Nama kamu) menggeleng-gelengkan kepala dan tertawa.
Ini memang diluar dugaan (Nk), dia berpikir Danis adalah type orang yang akan mengajaknya bolos dan melakukan hal-hal aneh yang bahkan menjurus ke hal yang negatif. Tapi ternyata tidak, bolos yang satu ini berbeda.
(Nk) merasa beruntung memiliki Danis yang masih punya sisi hati yang baik. Meski ini sarapan yang mungkin tidak romantis, tapi bagi (Nk), mengetahui kebaikan Danis dari sarapan sederhana ini adalah hal yang paling menyentuh untuknya.
"Bolos yang berfaedah wkwk," celetuk (Nk) yang membuat Danis tertawa.
"Mana ada," balas Danis yang membuat keduanya kembali tertawa.
B E R S A M B U N G
Aku nulis apa sih•_• mana ada di rumah sakit gini lhoo:V tapi gapapa biar ada sisi baiknya Danis aku tampilin masa yang bejatnya mulu heheh.
Mampir ke cerita ku yang lain juga:")
Jangan lupa vomment
See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara aku & kamu [Completed]
Fiksi PenggemarBagaimana jadinya jika (Nama kamu) dijadikan bahan taruhan sebuah mobil mewah oleh Rafi sanjaya dan Danis danial? Note: sengaja tidak direvisi, supaya tiap-tiap dari kesalahan dalam cerita ini dapat jadi batu loncatan bagi saya. Terima kasih. [Saya...