Bab 10

16.4K 1.6K 42
                                    

Bagaimana pun masa lalu aku dan kamu, kita semua berhak menjadikan masa kini dan masa mendatang lebih baik.

Di hari jum'at ini merupakan jadwal Annisa pergi ke pasar untuk membeli segala keperluan rumah dewan santri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari jum'at ini merupakan jadwal Annisa pergi ke pasar untuk membeli segala keperluan rumah dewan santri. Setelah ada Nafisya, wanita itulah yang selalu menemani Annisa untuk berbelanja.

Annisa dan Nafisya berjalan menghampiri sebuah mobil gran max yang sudah terparkir di dekat gerbang. Mobil yang setia mengantarkan mereka ke pasar.

Kaca pintu penumpang bagian depan terbuka dengan lebar. Menampilkan sosok anak kecil dengan menyembulkan kepalanya keluar seraya melambaikan tangan kanannya. "Ukhti Nafisya! Ukhti Nisa! ayok cepat kita berangkat!" ucap Azmi dengan berteriak semangat.

Annisa dan Nafisya melemparkan senyuman kepada anak laki-laki itu. "Adek mau ikut juga?" tanya Annisa.

"Iya dong. Adek kan mau bantu mengangkut karung beras."

Dengan gemas Nafisya mencubit pelan pipi Azmi yang tembam. "Emang adek bisa angkat karung berasnya?"

"Bisa dong Ukhti Nafisya. Adek kan kuat." Azmi mengangkat kedua tangan untuk menampilkan otot di lengannya.

"Wah iya ya lengan Adek sudah berotot," ungkap Nafisya seraya memegang otot bisep Azmi yang nyatanya masih kecil.

Jantung Nafisya tiba-tiba saja berdetak melebihi batas normal saat melihat orang di balik kemudi yang sedang fokus menatap lurus kedepan. Apa jantungnya ada yang tidak beres karena akhir-akhir ini selalu saja begitu. Biasanya bukan Ilham yang mengantar mereka melainkan santri yang lain.

Buru-buru Nafisya masuk kedalam mobil. Disingkirkannya pikiran-pikiran yang mulai berkelana kemana-mana. Dia mengatur napasnya dengan baik untuk menormalkan kembali detak jantungnya.

Tak butuh waktu lama untuk bisa sampai di pasar tradisional yang dekat dengan pesantren. Di karenakan Azmi merengek untuk pergi ke tempat bermain di samping pasar mereka memutuskan untuk Annisa dan Ilham yang akan berkeliling membeli kebutuhan yang sudah di list. Sedangkan Nafisya menemani Azmi pergi ke tempat bermain yang menyediakan mandi bola dan berbagai macam kiddie ride.

"Adek mau naik apa?" tanya Nafisya saat mereka sampai di sana.

"Adek mau mandi bola saja Ukhti Naf."

Setelah mendapatkan tiketnya dengan senang Azmi berlari kesana kemari, melompat kedalam kumpulan bola berwarna warni, menaiki perosotan, mobil-mobilan dan permainan lainnya. Melihat itu Nafisya pun ikut bahagia. Azmi tumbuh menjadi anak yang ceria dan pemberani. Seketika jiwa inner child nya tiba-tiba muncul. Dia ingin merasakan keseruan bermain seperti itu juga. Karena semasa kecilnya dia tidak pernah merasakan permainan seperti ini. Yang dia lakukan semasa kecil adalah bermain sondah atau engklek, lompat tali, congklak, dan masih banyak lagi. Permainan itu pun tentunya tidak kalah seru dengan permainan zaman sekarang.

Naungan Taman SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang