Seperti kata Imam Syafi'i, "jika kamu memiliki sahabat yang selalu membantumu dalam ketaatan, maka genggam erat tangannya. Karena mencari sahabat itu sulit, sedangkan meninggalkannya sangat mudah."
Sungguh Nafisya merasa beruntung karena telah di pertemukan dengan sahabat yang membantunya dalam ketaatan, yang selalu mengingatkannya, dan mempercayai dia sepenuhnya.
Setelah kejadian besar beberapa minggu kemarin Nafisya semakin bersyukur dengan begitu dia mengetahui bagaimana pandangan sahabatnya terhadap dirinya. Awalnya Nafisya merasa bingung karena sahabatnya tidak ada yang bertanya bagaimana kebenaran kejadian tersebut. Dia sangat ingin menjelaskannya namun mereka sama sekali tidak bertanya.
Namun saat Nafisya menanyakan alasan sahabatnya tidak bertanya jawaban mereka sungguh membuat Nafisya terharu. "Kami tidak bertanya karena kami percaya kamu tidak mungkin melakukan itu." Allah sangatlah baik karena menghadirkan mereka di hidupnya.
"Kamu kenapa, Han?" tanya Nafisya kepada Hana yang terlihat pucat.
"Sepertinya asam lambungku naik, Naf."
"Kamu sudah sarapan?"
Hana menggeleng.
"Kenapa? Sarapan itu penting, Han. Apa lagi untuk orang yang mempunyai penyakit lambung."
Nafisya mengambil sesuatu di dalam lemarinya.
"Makanlah rotinya dulu lalu minum obat. Lain kali jangan sampai sarapannya terlewat."
Hana mengangguk. Setelah itu Nafisya beranjak untuk pergi ke rumah UstadzahHalimah menyusul Annisa yang sudah pergi lebih dulu.
"Masak apa kita hari ini, Nis?"
"Ikan tongkol balado, sayur sop, dan goreng tahu tempe."
Suara benda terjatuh terdengar tak jauh dari mereka berdiri. Seekor kucing terlihat berlari keluar dengan keresek hitam di gigitnya.
"KYAAAA!KAJAR SYA! DIA NGAMBIL IKAN TONGKOLNYA," teriak Annisa.
Dengan cepat Nafisya menyambar sapu di dekatnya. Ikut mengejar kucing yang membawa ikan yang akan mereka masak.
"MENG BERHENTI MENG! JANGAN AMBIL IKANNYA!" Ucap Nafisya yang masih belum bisa melawan kecepatan lari kucing itu.
"Aduh Sya, mana ngerti dia."
"Namanya juga usaha, Nis."
"A ILHAM!" panggil Annisa melihat Ilham dan Hafidz berada di depan sana, "TANGKAP KUCINGNYA A!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naungan Taman Surga
SpiritualTAHAP REVISI ⚠️ Bagaimana jadinya jika seorang anak perempuan telah dinikahkan oleh sang ayah tanpa sepengetahuan dirinya? Dan kenapa ayahnya tega melakukan itu kepada sang putri? Dia yang tak pernah Nafisya harapkan, Dia yang tak pernah Nafisya se...