Chapter 4 (Graduation)

1K 131 2
                                    

Februari 2013

Seulgi mengeratkan sekali lagi jaket hangat yang dipakainya. Ia melangkahkan kaki mengikuti pemuda yang ada disampingnya, Lee Taeyong. Mereka baru saja pulang dari latihan seperti biasanya. Seulgi membantu taeyong untuk mengingat beberapa tarian senior mereka yang akan ditunjukkan kepada pelatih. Seulgi dan Taeyong sudah semakin dekat semenjak setengah tahun yang lalu. tidak sangka waktu berlalu begitu cepat. Seulgi menghentikan langkahnya ketika taeyong menghentikan langkahnya dan menatap seulgi.

"noona kedinginan?" ucap taeyong dengan wajah yang khawatir.

Seulgi menggeleng pelan dengan senyum lebar "tidak. aku baik-baik saja" ucap seulgi berbohong.

Taeyong menghembuskan nafasnya. Gadis itu berbohong lagi kepadanya. taeyong mengenal seulgi melebihi seulgi mengenal dirinya. taeyong sudah mengerti bagaimana sifat seulgi. gadis itu selalu ingin terlihat kuat padahal ia sangat lemah. Taeyong tau ketika seulgi muntah-muntah karena latihan begitu banyak dan mengatakan ia tidak apa-apa setelah keluar dari toilet. Seulgi tipikal gadis yang mencoba untuk terlihat kuat dan tidak ingin merepotkan orang lain. Taeyong selalu kewalahan dan kadang kesal melihat sifat mandiri seulgi. gadis itu sangat lemah tapi selalu saja tersenyum dibalik semuanya. Taeyong pun mengeluarkan sebuah syal berwarna coklat dari tas ransel miliknya. Ini kedua kalinya syal itu melilit leher seulgi. Gadis itu tentu saja membulatkan matanya. hingga ia tak dapat mengatakan apa-apa selain menatap taeyong bingung.

"aku tak apa" ucapnya dengan suara yang kecil.

"jangan selalu berbohong. Itu tidak baik" ucap taeyong serius dan menatap seulgi dengan dalam. Seulgi menelan salivanya sambil menatap takut kearah mata taeyong yang gelap. gadis itu pun mengembangkan senyuman lebarnya.

"hehe. Maafkan aku" ucap seulgi dengan canggung.

Taeyong mengalihkan pandangannya lalu menatapi sekeliling dan matanya terhenti ke sebuah makanan pinggir jalan, Kue Ikan. Taeyong menarik tangan seulgi menuju ke penjualan itu.

"paman. Kue ikan 4 tusuk" ucap taeyong tanpa bertanya kepada seulgi. paman itu mengangguk lalu mempersilahkan taeyong dan seulgi untuk duduk dikursi yang telah disedia kan.

"kenapa kau membelikanku ? kau tau aku diet Lee Taeyong" ucap seulgi

"noona. Siapa yang bisa percaya noona diet. Aku tau berat badan noona takan naik meskipun makan banyak. Bukan begitu?" ucap taeyong.

Seulgi sedikit tertegun ketika mendengar penjelasan taeyong. Pemuda itu benar-benar mengetahui seulgi seperti apa. ia tak menyangka kalau taeyong mengetahui segala tentangnya. "apakah kau penguntit. Kau tau tentangku. Sangat menakutkan" ucap seulgi sambil menatap taeyong curiga.

Paman penjualan kue ikan datang dengan 4 tusuk dan juga cangkir plastik yang berisi kuah. Taeyong mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Ia menoleh ke arah seulgi yang masih menatapnya dengan pandangan yang sama. taeyong tertawa pelan. "aku juga berteman dengan Seung hwan noona dan joo hyeon noona? apakah aku salah? mengetahui sedikit tentang teman?" ucap taeyong.

Seulgi mengangguk pelan "ya. Kau benar" ucap seulgi pasrah

"makanlah noona" ucap taeyong memberikan nampan besi itu.

Mereka berdua pun menyantap kue ikan yang sangat terkenal jika musim dingin seperti ini. apalagi bulan ini adalah puncaknya musim dingin. Taeyong menatap seulgi yang sedang menyantap dengan lahap kue ikan itu. senyumnya mengembang ketika melihat seulgi sangat lahap dan mulutnya sampai kotor. Taeyong menarik dagu seulgi ke arahnya lalu mengelap kuah yang menempel di sudut bibir seulgi. gadis itu tertegun ketika melihat sikap tiba-tiba taeyong. entah keberapa kalinya ia selalu terkejut melihat sikap lembut taeyong seperti ini. seulgi mengerjapkan matanya "ahh.. terima kasih" ucapnya lalu menarik wajahnya kembali. pipinya mulai terasa panas. Jantungnya juga ikut berdetak dengan kuat hingga ia takut detakan itu terdengar.

Real | Seulyong | Taeyong × SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang