Chapter 3 (Be Friends)

1.2K 143 2
                                    

Seulgi berjalan keluar menelusuri koridor sekolah. suasana disana sangat ramai. Banyak mahasiswa yang berlalu lalang atau sekedar berdiri disepanjang koridor. Seulgi menatapi setiap papan kelas. Ia berhenti ketika ia menemukan kelas yang dimaksudnya. Seulgi langsung menghentikan salah satu murid yang hendak keluar. "permisi. Bisakah kau memanggilkan lee taeyong?" ucap seulgi kepada pemuda itu. ia tampak sedikit terkejut lalu mengangguk pasti.

"tentu saja" ucapnya lalu kembali memasuki kelas.

Seulgi penasaran apa yang dilakukan pemuda itu. ia pun langsung mendonrongkan kepalanya hingga ia bisa melihat pemandangan kelas X-2. seulgi ingin sekali tertawa ketika melihat pemuda itu. bukannya makan atau bermain bersama teman. ia terlihat tidur dengan kedua tangan melipat dimeja. Pemuda yang dimintai seulgi untuk memanggilkannya pun langsung membanguni taeyong. ia tampak mengucek matanya lalu mendengarkan penjelasan pemuda itu. Mata taeyong beralih kearah pintu ketika pemuda itu menunjuk kearah seulgi berada. Gadis ini langsung tersenyum. Taeyong pun langsung berjalan menghampiri seulgi sebelum ia berterima kasih kepada temannya itu.

"maaf. Aku membangunkanmu" ucap seulgi setelah taeyong berada dihadapannya.

Taeyong tertawa pelan lalu menggeleng "tidak. aku lah yang memerlukan sunbae" ucap taeyong sambil mengibaskan tangannya.

Seulgi menatapi taeyong dengan wajah yang cemberut. "kenapa kau selalu memanggilku sunbae. Tolonglah, kau bisa memanggilku noona atau nama. Aku tak mempermasalahkan itu." ucap seulgi lalu berjalan diikuti dengan taeyong yang menyamakan langkah mereka.

"noona. Baiklah" ucapnya canggung.

Mereka pun berjalan menuju kantin. Ketika sampai dikantin. Banyak mata yang menatapi mereka dengan aneh dan sinis. Pasti mereka beranggapan anak-anak trainee pastilah dekat dan melihat Kang Seulgi salah satu perimadona sekolah berjalan bersama dengan anak baru sekaligus trainee baru dari agensi yang sama membuat banyak orang iri bukan. Apalagi Lee Taeyong yang baru masuk sekitar 1 mingguan itu menyita banyak perhatian karena ketampanannya. Seulgi menyadari puluhan pasang mata yang ada dikantin. Tapi ia tetap melanjutkan langkahnya hingga mereka mendapatkan tempat yang tepat. Yaitu diujung dekat dengan meja pemesanan.

Seulgi mendudukkan tubuhnya sedangkan taeyong masih berdiri sambil menatapinya. "ada apa? duduklah" ucap seulgi

"aku akan membeli beberapa makanan. Noona bisa nunggu disini" ucap taeyong lalu pergi memesan burger dan Americano. Beberapa menit kemudian pemuda itu datang sambil meletakkan nampan berisi makanan tersebut.

"terima kasih" ucap seulgi sambil menyedot americanonya.

Taeyong mengangguk pelan.

"jadi. Apa yang ingin kau katakan?" ucap seulgi setelah ia meletakkan kembali minumannya.

"Tolong ajari aku menari." ucap taeyong. gadis itu tidak memberikan respon apapun ia hanya menatapi taeyong dengan mata sipitnya. "Maaf kalau aku sudah lancang" Ucap taeyong bersungguh-sungguh sambil menundukkan kepalanya.

Seulgi tersenyum simpul "aku akan mengajarimu." ucapnya

Taeyong menatapi seulgi dengan pandangan sumringah "terima kasih noona" ucap taeyong lagi.

Seulgi tersenyum lalu mengambil bingkisan yang sejak tadi dibawanya dari kelas. "ini ada beberapa buku tentang tarian modern. Kau bisa mempelajarinya" ucap seulgi menyerahkan buku tersebut.

Taeyong mengambil kedua buku tersebut dengan mata yang membulat. "terima kasih noona. Sepertinya aku sangat merepotkanmu" ucap taeyong.

Seulgi menggeleng "tidak. aku hanya ingin kau segera pandai menari. aku yakin kau akan menjadi dancer yang handal Lee t
Taeyong" ucap seulgi.

Real | Seulyong | Taeyong × SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang