" kamu apa apaan sih li,lepasin ngga"ucap prilly dengan nada yang sedikit membentak.
"Kamu yang apa apaan prill,kamu akhir akhir ini ngejauh dari aku, kamu kenapa prill?"tanya ali dengan nada yang lembut.
"Ngga papa"ucap prilly singkat.
"Aku tanya kamu kenapa menjauh dari aku prilly"ucap ali dengan sedikit meninggikan suaranya.
"Aku ngejauh dari kamu karena aku ingin ngelupain kamu"ucap prilly sambil memalingkan wajah nya dari ali, ia menahan agar air mata nya tak jatuh.
"Kenapa kamu pengen ngelupain aku?"tanya ali sedikit bingung.
Prilly diam
"Jawab prill"ucap ali sambil mengguncangkan bahu prilly
"Karena aku cinta sama kamu li"teriak prilly
Kini giliran ali yang terdiam. Prilly yang melihat ali hanya dia ia pun tersenyum miris. Benar dugaan nya kalo ternyata cintanya hanya akan bertepuk sebelah tangan.
"Heh, kamu diam aja kan li ? Ternyata aku salah, aku pikir kamu juga cinta sama aku tapi itu hanya harapan ku saja, ternyata selama ini aku merjuangin orang yang salah. Aku merjuangin orang yang tak pernah menginginkan kehadiran ku"ucap prilly lirih.
Pertahanannya pun runtuh. Air mata yang sedari tadi ia tahan, jatuh seketika. Membanjiri pipi chubby nya. Prilly menyeka air matanya kasar, ia pun pergi dari hadapan ali. Namun di saat prilly ingin pergi ali mengatakan.
"Kata siapa aku ngga cinta sama kamu, kata siapa ?,jujur selama ini aku merasa bersalah sama kamu prill, aku minta maaf atas perlakuan kasar aku ke kamu, aku ngelakuin itu karena aku kecewa sama kamu saat kamu ngomong itu ke nikita, tapi kekecewaan ku seakan akan sirna saat aku ngerasain rasa yang aneh saat aku liat kamu prill" ali berhenti sejenak sambil menarik nafas panjang"terbukti selama aku menjauh dari kamu beberapa bulan ini, hati aku sakit prill, aku ngerasa separoh jiwa aku hilang. Dan sekarang aku ngga mau ngulangin kesalahan itu lagi. Aku bener bener sayang sama kamu prill, aku cinta sama kamu"ucap ali panjang lebar. Dan ucapannya itu pun mampu membuat langkah prilly terhenti.
"Kamu egois li,kamu hanya mentingin perasaan kamu,tanpa kamu sadar kalo kamu udah nyakitin aku secara perlahan lahan dan kamu tau li, itu rasa nya sakit banget, apalagi yang ngejauh dari aku itu kamu li,orang yang aku sayang."ucap prilly dengan penuh air mata membanjiri pipinya.
Ali pun langsung melangkahkan kakinya menuju prilly. Ia langsung menarik prilly kedalam pelukannya.
"Mungkin kata maaf ngga mampu untuk ngebuat hati kamu kembali utuh, tapi ku mohon prill beri aku kesempatan buat nge bahagiain kamu prill, aku janji"ucap ali dengan nada meyakinkan prilly.
Prilly hanya diam,ia begitu menikmati aroma tubuh itu. Aroma yang ia rindukan saat ini. Aroma yang seakan akan hilang dengan luka, lalu kembali suka.
"Kamu mau prill nerima aku kembali ke kehidupan kamu,nerima aku buat jadi pacar kamu?"tanya ali
"M maaf li aku ngga bisa__"ucap prilly terpotong oleh ali
"Aku paham prill,mungkin begitu banyak luka yang kamu rasakan sehingga kamu ngga mau maafin aku"ucap ali lirih sambil melepaskan pelukannya.
"Ish ali aku belum selesai ngomong"rengek prilly
"Oke,lanjutin"ucap ali dengan nada dinginnya.
"Maksud aku tadi, aku ngga bisa nolak kamu ali,mau berapa kali pun kamu nyakitin aku, tetap aja rasa sayang aku ngga berkurang sedikit pun"ucap prilly sambil menatap mata ali.
"Hah kamu serius,makasih sayang"ucap ali,sambil memeluk tubuh prilly erat, sangat erat.
"A ali a aku ng ga bi sa na fas "ucap prilly dengan nada terputus putus
"Eh maaf sayang,abis aku seneng banget"ucap ali dengan senyum manisnya
"Ciee sekarang udah aku kamu,ciee sekarang udah manggil sayang sayangan, kemarin aja aku panggil sayang ngga mau,tapi sekarang __"ucap prilly terpoting karena ali
"Udah ya sekarang ya sekarang, dulu ya dulu"ucap ali yang di balas anggukan oleh prilly.
"Udah yu sekarang kita pulang,udah mau gelap, emang kamu mau nginep di sini"ucap ali
"Ya ngga mau lah,gudang ini serem"ucap prilly sambil bergidik ngeri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bahagia itu kembali lagi.
Setelah sekian lama aku tunggu
Mungkin ini adalah bahagia yang aku dapat di sisa hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Sakit
De TodoBila kau tau diam itu menyiksa, lalu bagaimana dengan berbicara tapi tidak di dengar?