「#8」

3.7K 277 11
                                    

Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa lelaki memilih keluar untuk merokok, sedangan Lee Jeno duduk diam di ujung sofa, mengamati Hyunjin yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Hwang Hyunjin bukanlah lelaki yang bisa membaur. Lelaki ini penyendiri dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya. Jeno tidak akrab dengan Hyunjin, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Hyunjin cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing.

Jeno ragu untuk menanyakan perihal Shin Ryujin kepada Hyunjin. Rasanya terlalu aneh untuk membahas masalah itu di sini. Tetapi istrinya─Jeon Heejin yang cantik─telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya. Jeno berdehem, menarik perhatian Hyunjin dari berkas-berkas yang ditelusurinya dengan serius, "Kami─aku dan istriku─bertemu dengan kekasihmu semalam."

Kepala Hyunjin langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Jeno dengan waspada, "Oh ya?" nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Hyunjin tidak bisa menipu Jeno, ada sesuatu di sini, batin Jeno dalam hatinya, ada sesuatu yang dirahasiakan Hyunjin.

"Yah, dia berkenalan dengan istriku kemarin dan berbicara panjang lebar dengannya," Jeno berusaha memancing Hyunjin dan sepertinya pancingannya kena karena mata tajam Hyunjin menyipit dan menatapnya curiga.

"Apakah dia mengatakan sesuatu kepada istrimu?" Jeno menatap Hyunjin lurus-lurus, "Dia meminta tolong kepada istriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu," Bibir Hyunjin mengetat membentuk garis tipis, lalu dia segera berdiri.

"Bilang pada istrimu untuk tidak melakukan apa-apa. Perempuan itu milikku, dan siapapun tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku," Hyunjin menatap Jeno lurus, menimbang-nimbang, "Aku menghormatimu, Lee Jeno. Kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati dan aku tidak ingin hubungan saling menghargai ini rusak. Maaf aku permisi dulu karena ada janji pertemuan dengan pihak lain setelah ini."

Setelah mengangguk kaku, Hyunjin melangkah pergi meninggalkan ruangan meeting besar itu. Jeno duduk diam dan menyesap kopinya, matanya masih menatap pintu di mana Hyunjin menghilang di baliknya.

Tingkah Hyunjin mengingatkannya pada dirinya dulu. Senyum muncul di bibir Jeno. Hyunjin mungkin akan mengalami hal yang sama seperti dirinya, kalau dia tidak hati-hati kepada Ryujin.

***

Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Ryujin tidak menyangka kalau Hyunjin-lah yang masuk. Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikannya akhir-akhir ini. Ryujin bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari pemandangan ketika Hyunjin memasuki mobilnya di teras bawah yang kelihatan dari jendela lantai dua tempat Ryujin dikurung.

Seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Ryujin mengerutkan alisnya, kenapa lelaki itu tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis. Apakah lelaki itu tidak pernah merasakan bahagia sedikitpun di dalam hatinya?

Tanpa basa basi, Hyunjin melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Ryujin tajam, "Apa yang kau katakan kepada istri Lee Jeno?"

Ryujin langsung mengkerut takut. Heejin mungkin telah menyampaikan permintaan tolongnya kepada Jeno, dan Jeno mengatakannya kepada Hyunjin.

Ketika rasa ketakutan menggelayutinya, Ryujin langsung menggelengkan kepalanya mencoba mengembalikan keberaniannya. Diingatnya wajah ayah dan ibunya yang bahagia, lalu tergantikan dengan wajah pucat mereka yang terbaring di peti mati. Kebencian dan kemarahan adalah senjatanya untuk menghadapi iblis seperti Hyunjin, "Aku memang meminta tolong kepada Heejin untuk menyelamatkanku," Ryujin mengangkat dagunya angkuh, menantang Hyunjin.

SPOILER | hhj ft. srj✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang