「#15」

4.5K 256 5
                                    

WARNING!
Mature content.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ryujin sudah tahu hari ini akan tiba. Entah kenapa dia tahu, bahwa Hyunjin akan datang menjemputnya dan merenggutnya kembali. Jantungnya pun berdegup kencang.

Ketukan di pintu rumahnya membuatnya terlonjak meskipun Ryujin sudah mengantisipasinya. Ketika membuka pintu, Ryujin bertatapan wajah dengan Hyunjin. Lelaki itu tampak luar biasa tampan, bahkan lebih tampan dari terakhir mereka bertemu. Mengenakan kaca mata hitam dan kemeja biru berlapis jacket khaki dan celana yang senada dengan rambut cokelatnya yang acak-acakan. Dia seperti malaikat yang diturunkan di depan pintu Ryujin.

"Aku sudah tahu apa yang akan kau katakan," Ryujin berkata, mencoba mencari-cari mata Hyunjin tetapi kesulitan karena kacamata hitam itu menghalanginya. Hyunjin terdiam, "Aku tahu kalau kamu tahu. Changbin menceritakan pertemuan kalian."

Lelaki itu menoleh ke belakang Ryujin, "Bolehkah aku masuk?"

***

Shin Ryujin mundur dengan tidak nyaman. Membiarkan seorang Hwang Hyunjin masuk ke rumahnya sama seperti membiarkan iblis menguasai kehidupannya. Tetapi tidak ada pilihan lain. Mereka harus berbicara panjang lebar dan mereka tidak mungkin berbicara di ambang pintu seperti ini.

Ryujin memiringkan tubuhnya mempersilakan Hyunjin masuk ke rumah. Hyunjin langsung duduk di sofa cokelat itu, tampak nyaman, kemudian melepaskan kacamata hitamnya dan meletakkan di meja.

"Apa yang kau rencanakan di hari ulang tahunmu?" Hyunjin mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Tidak ada."

Ryujin sebenarnya punya cheesecake strawberry di kulkasnya tapi itu untuk dia makan sendiri nanti malam, tanpa gangguan Hyunjin. Hyunjin menatap Ryujin seolah mengukur-ukur, "Aku bisa mengadakan pesta untukmu"

"Aku tidak butuh pesta darimu."

"Hmm," Lelaki itu mendesah lalu ketika menatap Ryujin tatapannya berubah serius, "Kau tahu kan kenapa aku kemari?"

Ryujin mengangguk, "Sebelum kau katakan maksudmu, aku ingin membuat penawaran baru untukmu."

"Penawaran?" Hyunjin mengangkat alisnya, "Oke jelaskan."

"Aku akan mengembalikan semua uang yang pernah kau berikan kepada ayahku."

"Ryujin," Hyunjin terkekeh, "Utang itu begitu besar hingga kau mungkin hanya bisa menggantinya dengan tubuhmu. Tidak, aku menolak penawaranmu. Dan kau...," mata Hyunjin berubah sensual, "Kau akan menjadi istriku sebentar lagi sesuai perjanjian."

"Aku bukan barang yang bisa dibeli seenaknya. Kenapa kau begitu santai? Ini masalah pernikahan bukan jual beli perusahaan!"

"Aku hanya ingin kau menjadi istriku," Hyunjin bersedekap, menatap Ryujin yang mulai emosi, "Itu sudah kutetapkan sejak awal."

"Kenapa?" Ryujin tidak bisa menahan suara tajam di lidahnya, "Karena kau ingin menjadikanku boneka pengganti Kim Hyunjin kan?"

Wajah Hyunjin mengeras ketika Ryujin menyebut nama Kim Hyunjin, bibirnya mengetat, "Jangan hubung-hubungkan dia dengan ini semua!"

"Bagaimana aku bisa tidak menghubungkan?" Ryujin sudah menahan diri tetapi suaranya mulai meninggi, "Semua ini karena wajah ini! Karena wajahku mirip dengan mendiang isterimu! Kau tidak bisa menganggapku sebagai penggantinya, Hwang Hyunjin! Kami orang yang berbeda dan aku menolak diperlakukan seperti itu!"

"Aku tahu kalian orang yang berbeda," Hyunjin berdiri di depan Ryujin, siap berkonfrontasi, "Percayalah, aku benar-benar tahu! Karena gairah semacam ini tidak pernah kurasakan dengan siapapun!"

SPOILER | hhj ft. srj✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang