Kehidupan pernikahan mereka berlangsung seperti yang seharusnya. Setiap malam Hyunjin selalu menyentuhnya. Gairahnya seperti tak pernah habis. Namun hanya pada saat itulah mereka bisa dekat. Ryujin mengernyit menyadari bahwa dia hanya bisa dekat dengan suaminya ketika mereka bercinta.
Hyunjin memang berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dia tidak pernah kasar dan memaksakan kehendaknya lagi. Lelaki itu hanya mengangkat alisnya ketika Ryujin mulai membantah kata-katanya kemudian melangkah pergi, memilih menghindari konfrontasi.
Pernikahan mereka sudah berlangsung hampir dua bulan dan Ryujin masih merasakan ada yang mengganjal di hatinya. Oh ya, dia menyadari bahwa landasan pernikahan ini sudah salah dari awal. Hanya berlandaskan kontrak kerja yang dilapisi hasrat. Belum lagi alasan yang tidak mau diakui Hyunjin bahkan sampai sekarang ini: bahwa Ryujin hanyalah pengganti Kim Hyunjin. Ryujin tidak pernah lagi mengunjungi sayap rumah yang menyimpan lukisan Kim Hyunjin dan Changbin bahkan sudah tidak pernah menyinggung tentang istri pertama Hwang Hyunjin lagi. Ryujin curiga bahwa Hyunjin melarang Changbin dan semua orang di rumah ini membahasnya karena Hyunjin sendiripun tampak tak pernah menjelaskannya. Ryujin menjadi semakin bingung. Akan seperti apakah pernikahan ini nantinya? Salahkah ia ketika menerima lamaran Hyunjin waktu itu? Dan satu lagi pertanyaan yang mulai mengusik hatinya, apakah ia mencintai Hyunjin?
Semakin Ryujin mencoba memikirkannya, semakin kepalanya terasa sakit. Ah, dia memang sering merasa pusing akhir-akhir ini, pusing yang aneh karena timbul-tenggelam tanpa tahu waktu.
"Ryujin?" Hyunjin tiba-tiba sudah ada di depannya, "Kau kenapa?"
Lelaki itu mengernyit melihat Ryujin yang berjalan terhuyung-huyung sambil berpegangan di dinding lorong. Ryujin mencoba berdiri tegak, tetapi pusing kali ini benar-benar menyerangnya dengan kuat sehingga dia oleng. Seketika itu juga Hyunjin langsung menangkapnya.
"Shin Ryujin!" Suara panik Hyunjin masih terdengar sebelum semuanya ditelan dalam kegelapan.
***
"Nyonya Hwang hamil. Selamat, Tuan," dokter tua itu menyalaminya dengan penuh semangat, "Akhirnya ada calon penerus Tuan Hwang Hyunjin yang akan lahir."
Hyunjin pucat pasi. Dokter itu terus berceloteh tentang kehamilan dan calon bayi mereka, tetapi yang ada di benak Hyunjin hanyalah mimpi buruk. Mimpi buruk yang selama ini coba dia lupakan, tetapi sekarang kembali dating menghampirinya. Hyunjin menyuruh Changbin mengantar kepergian dokter itu. Kemudian Changbin kembali dan menatap Hyunjin dengan cemas. Lelaki itu tentu tahu apa yang berkecamuk di dalam hati tuannya.
"Dia hamil," Hyunjin mengulang pemberitahuan dokter tadi meskipun dia tahu Changbin sudah mendengarnya. Dia hanya ingin mengucapkannya supaya benar-benar yakin bahwa mimpi buruk itu ternyata telah menjadi nyata.
"Kondisi Nyonya sangat sehat, Tuan."
"Sehat katamu?" Hyunjin membentak marah, "Dia tadi pingsan di depanku, tampak pucat dan begitu lemah!"
"Tetapi Nyonya Shin Ryujin tidak sama dengan─"
"Diam!" Hyunjin menggeram marah, "Ryujin tidak boleh hamil!" serunya memutuskan.
***
Ryujin membuka matanya dalam cahaya temaram di kamar Hyunjin. Yang ditemukan pertama kalinya adalah Hyunjin yang sedang duduk muram di kursi samping ranjang, sepertinya lelaki itu sedang menunggunya sadar.
"Apa yang terjadi?" tanya Ryujin lemah, memegang kepalanya dan mengernyit, masih pusing. Hyunjin menatapnya tajam, tampak tidak suka dengan pemandangan Ryujin yang mengernyit kesakitan.
"Kau hamil," gumamnya datar.
"Ya?" Ryujin terkesiap, otomatis langsung memegang perutnya dan menutupinya dengan gerakan melindungi. Hyunjin mengikuti arah pandangan Ryujin dan ekspresi wajahnya mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOILER | hhj ft. srj✅
RomanceListen, this is not wonderland and you're not Alice. Starring, HWANG HYUNJIN feat. SHIN RYUJIN This story is a REMAKE from SLEEP WITH THE DEVIL by Shanty Agatha. I just change the characters' name into HWANGSHIN. The plot is hers. Thank you. End.