Night in Daegu [JenSoo]

1.6K 145 4
                                    

Warning!!! Mature And GxG content

.
.
.

Akhir minggu ini ku putuskan untuk pergi ke Daegu sendirian karena tidak ada yang mau menemaniku. Biasanya sahabatku Rose yang selalu menemaniku kalau mau pergi kemana tapi semenjak ada Lisa yang sekarang sudah menjadi kekasih Rose jadi sedikit acuh kepadaku.

Tapi tak apalah kalau itu membuat sahabatku senang, aku selalu ikut senang kalau dia bahagia.

Ku lanjutkan perjalananku di kota Daegu yang indah ini.

Ku lihat ada barang yang menarik perhatianku langsung ku sambar barang itu karena jujur aku adalah seorang shopaholic yang tak tahan kalau
sudah melihat barang yg menarik perhatianku. Dari toko satu ke toko yang lainnya dan tidak terasa tanganku pun penuh dengan barang bawaan yang membuat langkahku semakin berat.

Ku putuskan untuk duduk di bangku taman kota, ku lihat ada tukang es lilin *sejak kapan di korea ada es lilin haha* seperti biasa aku selalu memilih rasa strawberry karena aku suka apapun yang berhubungan dengan pink.

Ku lahap habis dengan cepatnya esku karena cuacanya cukup panas padahal ini sudah sore. Setelah esnya habis, mataku mulai berat karena
mengantuk dan tak terasa semua gelap dan....

Beberapa jam kemudian

Huaaaaaa tak terasa hari mulai larut. Astaga sekarang sudah malam dan aku belum dalam
perjalanan pulang, bisa bisa aku di marahi eomma appa.

Aku segera menuju kereta api bawah tanah tetapi dalam perjalananku ke sana, aku merasa ada orang
yang mengikutiku. Ternyata benar ada sekelompok pemuda dengan penampilan yg sangat berantakan
menghampiriku dan sepertinya mereka sedang mabuk.

Ku langkahkan kakiku dengan cepat tapi mereka dengan mudah mengejarku dan menahanku. Mereka menyeretku ke sebuah gang kecil yang cukup gelap. Kurasakan tangan menutup mulutku dengan kasar sehingga aku tak bisa bergerak dan kurasakan hembusan nafas berat di wajahku. Tak terasa air
mataku pun mengalir. Aku meronta ronta sebisaku tetapi mereka terlalu banyak dan akhirnya....

Buuugg

Sepertinya ku dengar suara pukulan mengarah ke pemuda yang membekap mulutku. Aku pun berteriak sejadinya. Ku lihat samar-samar ada yeoja sedang berkelahi dengan sekelompok pemuda itu
dan sepertinya yeoja itu menang karena para pemuda sialan itu lagi terbirit birit.

Ku dekati yeoja itu.

"Kamsahamnida" kataku mendekatinya.

"Makanya kalau keluar kota itu jangan sendirian! Memangnya kemana sahabatmu ?" tanyanya sambil
merapihkan pakaiannya.

Omo wajahnya terluka, bibir dan hidungnya berdarah dan itu semua karena aku?

"Hey, kenapa kau melamun saja? Ayo kuantar kau ke hotelmu" katanya membuyarkan lamunanku.

"Ah, wae? Anniyo. Aku tidak menginap di hotel karena ku kira aku hanya sebentar di sini jadi tidak sempat untuk menyewa hotel" kataku merapihkan rambutku.

"Ya udah kalau gitu kau bisa tidur di hotelku malam ini dan besok kita ke Seoul bersama sama karena aku juga mau ke sana" kata yeoja itu lagi.

Kamipun berjalan dan akhirnya tiba di hotelnya.

"Yah! Kau melamun lagi. Ayo masuk!"

"Ne" kataku lalu mengikutinya masuk dari belakang.

Tanpa menghiraukannya aku pun duduk di sofa. Dia menuju dapur dan mengambil kotak P3K lalu duduk di sampingku.

"Sini biar aku yang mengobatimu" tawarku.

"Ah ne.." jawabnya.

Wajahnya sangat manis meskipun dipenuhi dengan luka.

"Aw... Pelan pelan dong! Sakit tau"

"Mianhae ini semua gara gara aku" kataku menundukkan kepala.

"Gwencanayo... Ini sudah menjadi tugasku untuk
melindungi orang yang ku cintai" katanya memberiku senyuman manis.

"Wae ?" tanyaku dengan muka memerah.

"Maaf tidak ada siaran ulang. Aku yakin kau pasti senang mendengar perkataanku yang tadi. Aku tau kau juga menyukaiku bukan tapi kau mencintaiku" katanya panjang lebar. Aku pun terdiam.

"Apa maksudmu ?" tanyaku yang masih bingung.

"Sudahlah kau tidak usah berpura-pura. Aku tau kau yang menyimpan minum di lokerku setelah aku selesai latihan softball. Aku juga tau kau yang selalu menyimpan bekal makanan di mejaku sewaktu istirahat kuliah. Oh iya dan aku juga tau kalau kau yang menyelimuti dengan jaket sewaktu aku tertidur di bawah pohon karena kecapean. Aku tau semua itu Jennie Kim" katanya. Aku di buat terdiam dengan semua perkataannya.

"Bagaimana kau mengetahui semua itu?" tanyaku yang semakin memerah.

"Karena aku selalu memperhatikanmu. Saat kau baru pindah, aku mulai memperhatikanmu tetapi karena kau berasal dari New Zealand dan aku sangat buruk dengan bahasa inggrisku ku urungkanlah niatku untuk menyapamu" katanya semakin lembut.

Tak kurasa air mataku mulai jatuh.

"Omona kenapa kau jadi menangis?"

"Aku menangis bahagia, pabo!" kataku dalam tangisan dan memeluknya. Dia membalas pelukanku dengan eratnya.

Lama kami berpelukan, dia melepaskan pelukannya
menyentuh bahuku dan wajah kami semakin dekat. Dia menciumku dengan lembut aku pun membalas ciumannya. Semakin lama ciuman kami semakin liar. Dia menggigit bibir bawahku yang membuatku sedikit mengerang. Ku buka mulutku agar dia leluasa memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Ciuman kami semakin memanas. Dia melepaskan ciuman di mulutku dan menuju leherku. Dia menciumi leherku dengan nafsunya sesekali menggigit sehingga meninggalkan kissmark.

Sementara dia sibuk dengan ciumannya, ku putuskan untuk membuka bajunya dan menariknya untuk berciuman mulut. Giliran dia membuka bajuku dan tak ingin membuang waktu lagi aku membuka celana jeans ku dan melemparnya sembarang.

Ciumannya semakin turun dan turun hingga sekarang dia berada di dadaku. Dia membalikkan badanku dan menciumi punggungku tak lupa meninggalkan kissmark. Aku tak dapat menahan
eranganku lagi. Tangannya tak tinggal diam, perlahan dia memijat lembut kedua dadaku sambil melepaskan kaitan braku. Desahanku semakin menjadi "Aaaaaah... Give me more, honey!"

"Anything for you, baby" katanya dalam ciuman.

Dia membalikkan tubuhku lagi dan kita berhadapan lagi melanjutkan ciuman kami.

"Kita ke kamar aja yuk" katanya yang masih dalam ciuman.

Kami berjalan ke kamar tapi mulut kami enggan untuk melepaskan ciuman. Kami berjalan masih dalam ciuman. Dia menutup pintu dan mendorongku ke tempat tidur.

Dengan sigap dia menindihku dan kamipun mulai berciuman lagi. Dia melepaskan ciumannya.

"Saranghae..."

"Nado saranghae" kataku dan melanjutkan ciuman kami.

Itulah pengalaman malamku di Daegu yg sangat
menyenangkan dan tidak akan ku lupakan. Sekarang aku resmi menjadi kekasih Kim Jisoo.

.
.
.

Karena sedang tidak ada feel untuk melanjutkan Proof jadi beralih untuk mempublish selingan.

Jangan lupa voment ya agar author selalu ingin update.

Oneshoot BlackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang