Setelah lima belas menit merekaーlebih tepatnya Jihoonーmemilih tali sepatu, mereka memutuskan untuk makan di foodcourt lantai 3. Sambil menunggu makanan datang, Yena memutuskan untuk melanjutkan novelnya yang sudah lama tidak ia baca padahal selalu ada di dalam tas.
Belum sempat Yena menuntaskan satu lembar, gadis itu dikejutkan oleh Jihoon yang tiba-tiba berjongkok di sebelah kursinya.
"Lo ngapain sih? Ngga malu diliatin orang?"
Jihoon menggeleng, lalu mendongak untuk menatap Yena dengan mata beningnya. "Siniin kaki lo"
Walaupun masih bingung, Yena menuruti perkataan Jihoon untuk menggeser kakinya agar berada di hadapan pemuda itu. Matanya tidak lepas dari gerak-gerik Jihoon yang memang sedari awal sudah membuatnya bingung.
"Eh ngga usah!" Yena menahan tangan Jihoon saat ternyata pemuda itu akan melepas tali sepatunya dan mengganti dengan yang baru saja dibeli.
Jihoon lagi-lagi menggeleng, lalu menggenggam tangan Yena yang tadi menahan pergelangannya. "Kalo tanggung jawab harus tuntas, ngga setengah-setengah."
Yena harap wajahnya memanas karena efek pendingin yang kurang terasa, bukan karena ucapan Jihoon.