7

891 218 1
                                    

"Pulang naik apa, Yen?"

Yena menatap tetes hujan yang entah sejak kapan turun. Tidak terlalu deras, tapi cukup untuk membuatmu demam jika berlama-lama di bawahnya.

"Bis deh kayaknya. Tapi hujan gini gimana bisa ke halte depan?" Yena mengerucutkan bibirnya.

"Gue bawa payung kok. Ayo bareng"

Setelah berbicara seperti itu Jihoon langsung mengeluarkan payung lipat dari tasnya, lalu membukanya. "Ayo," ujarnya sambil mengamit tangan Yena.

Perjalanan menuju ke halte sampai mereka sudah berada di dalam bis diisi dengan keheningan. Bis yang sepi membuat mereka bebas memilih tempat duduk. Yena duduk di dekat jendela sebelah kanan, sedangkan Jihoon di dekat jendela di sisi yang lain.

"Ji, lo turun di mana?" tanya Yena yang sudah bersiap-siap turun karena halte tujuannya mulai terlihat.

Jihoon yang melihat itu segera berdiri dan mengikuti Yena berjalan ke pintu bis yang mulai terbuka.

"Rumah lo daerah sini juga?"

Jihoon masih belum menjawab. Pemuda itu membuka payungnya kembali, lalu mengamit tangan Yena untuk turun dari halte sambil bergumam 'hati-hati'.

"Ji, kalo ditanya jawab dong!" Yena menaikkan nada bicaranya karena kesal.

"Yang penting sekarang gua nganterin lo dulu sampe rumah. Kan tanggung jawab ngga boleh setengah-setengah."

Tanpa sadar, Yena mempererat genggaman tangan mereka.

Shoelaces | Jihoon, Yena ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang