11

824 204 10
                                    

"Yena, ditunggu si manis di luar tuh!"

Yena mengerutkan alisnya heran. Gadis itu tau siapa si manis yang dimaksud oleh Noe. Tapi apa urusannya? Seingatnya, ia tidak punya janji apa-apa dengan orang itu.

"Kenapa, Ji?" Tanya Yena setelah keluar dari kelas lengkap dengan tas di punggungnya.

"Ayo cari tali sepatu baru!"

Awalnya Yena heran, namun sesaat kemudian tawanya pecah. Perasaan baru saja kemarin ia dan Jihoon membeli tali sepatu. Tapi hari ini mereka harus membeli tali sepatu lagi, tapi dengan warna yang sama.

"Ya udah ayo"

Perjalanan mereka diisi oleh keheningan. Keduanya tidak ada yang berani membuka suara. Yena sibuk memandangi tali sepatunya yang kini terlihat lucu. Sedangkan Jihoon sibuk dengan perasaannya sendiri.

"Yen,"

"Ji,"

Mereka berdua terdiam, lalu tertawa. Tidak ada yang menyangka jika keheningan akan mereka pecah secara bersamaan.

"Lo duluan deh, Ji"

"No. Ladies first"

Yena menghela nafas. Ia kemudian menghentikan langkahnya. Hal itu membuat Jihoon ikut berhenti.

"Makasih, yaー"

Jihoon paham jika Yena belum selesai berbicara. Jadi ia memilih untuk tetap diam dan mendengarkan.

"Makasih udah mau repot-repot beliin tali sepatu baru. Makasih juga kemarin udah nganterin gue sampe rumah. It was too much. Makasih banyak ya sekali lagi. Nah, sekarang gantian lo,"

Jihoon tersenyum mendengar penuturan Yena. Semburat matahari sore membuat rona merah muda di pipi Yena semakin terlihat. Hal itu tampak mengagumkan bagi Jihoon.

"Makasih juga, Yen. Makasih udah bikin gue paham kalo jatuh cinta ternyata bisa dari hal sesederhana tali sepatu,"

Shoelaces | Jihoon, Yena ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang