Cemburu? bukan!

13 1 0
                                    

Sakit hati bukan berarti harus menjauh untuk menghilangkan luka, karena cara terbaik melupakan adalah mengikhlaskan

***

Melihat kehadiran Jihoon membuat Siyeon merasa tidak nyaman, karena dia berpikir bahwa Jihoon datang untuk berpacaran dengan Yerin.

"Hoon, mending lo pergi deh. Ganggu konsentrasi gue." Ucap Siyeon.

"Yaelah tinggal latihan aja apa susahnya sih, toh gue kesini nggak gangguin lo. Cuma pengen bilang aja ke Yerin sebentar."

"Kalo pacaran jangan disini dong, ada gue kali. Keluar aja deh sana, pacaran di depan. Nanti kalo ada yang liat kalian pacaran disini, dikira gue setannya."

"Mampus banget dah, lo yang bilang sendiri kalo lo setannya."

Siyeon akhirnya mencueki Jihoon, dan melanjutkan untuk bernyanyi hingga selesai agar dia lebih cepat pergi dari ruang musik.

Ada apa kau bertemu dia..
Mungkin kah kau ingin bagi cintamu..
Jika memang kau bagi cintamu..
Masih pantaskah ku jaga hatiku..

Ingatkah, semua kata yang kau ucap dulu
Kau berjanji untuk setia
Kini ku tanya kemana
Janji itu kau buat

Pernah sakit..
Tapi tak pernah sesakit ini..
Karna pernah cinta..
Tapi tak pernah sedalam ini
Aku ingin.. semua cintamu hanya untukku..
Memang ku tak rela
Kau bagi untuk hati yang lain..

Sesuai rencana Siyeon, setelah selesai bernyanyi dia menaruh gitarnya kembali dan keluar dari ruang musik menuju kantin.

Tapi saat Siyeon menarik pintu, Jihoon menyindir suara Siyeon jelek dan tidak jelas.

"Duh, false banget. Kuping gue jadi mau pecah nih."

Siyeon menengok ke arah Jihoon, lalu melototinya beberapa detik. Jihoon langsung memalingkan muka ke arah lain dan kembali lagi menatap Siyeon yang masih melototinya.

"Ngapain liatin gue? Naksir? Tuh matanya takut jatoh."

"Apa lo bilang? Gue naksir lo? Yang bener aja kalo ngomong. Cewek mana sih yang mau sama cowok yang suka ngejelek-jelekin dan bikin sakit hati."

"Ups.. ucapan gue berarti pedes banget dong. Sorry. Tuh Rin cowok lo bilangin, suruh waras dikit."

"Sialan gue dibilang nggak waras."

Yerin hanya menatap Siyeon, sesekali melirik ke arah Jihoon.
Siyeon keluar dari ruang musik menuju kantin. Dia duduk dikursi barisan meja nomor dua sendiri, sambil membawa nampan berisikan mie ayam dengan satu gelas es jeruk.

Saat Siyeon mulai memakan mie ayamnya, sesosok orang yang tidak asing lagi baginya datang. Ya.. dia adalah Jihoon.

Baru saja Siyeon berniat untuk menjauhinya, dia sudah kembali lagi di depannya. Membuat Siyeon ingin melempar mangkok yang ada di depannya.

'Emang dunia sesempit ini ya? Selalu aja dia yang muncul di depan gue.' Batin Siyeon, sambil mengaduk mie ayam dengan malas.

Jihoon duduk di depan Siyeon bersama Yerin. Sebenarnya, Yerin merasa tidak enak kepada Siyeon. Namun kejahilan Jihoon selalu saja menang dan membuat Yerin harus berbuat seperti itu.

"Hoon.. mending pergi aja deh." Bisik Yerin.

"Hai Siyeon, baru tadi ketemu ya.. sekarang udah ketemu lagi."

Siyeon mengambil gelas yang berisikan es jeruk, lalu meneguknya sampai setengah dari isi awalnya.

"Bisa nggak sih? Kalian nggak duduk di depan gue."

Park SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang