Ino is Out of Her Mind!

2.3K 249 32
                                    

[Normal PoV]

Sasori ia seharusnya kembali ke Jepang hari ini. Kepergiannya beberapa minggu terakhir membawa kekacauan di Jepang. Seperti Sarada yang akhirnya bertemu dengan ayahnya. Sasori tidak mungkin membiarkan itu terjadi jika ia ada di Jepang. Seharusnya.

"Kau tidak merindukan anakmu dan wanita kesayanganmu?" Matanya melirik seorang di sampingnya. "Ini sudah terhitung hampir tiga minggu, dan kau belum kembali ke Jepang. Bukankah Sakura akan mencurigaimu jika kau terlalu lama pergi darinya? Ia wanita pintar, kau tahu itu."

"Lebih baik begitu. Salad perlu tahu siapa ayah aslinya dan aku tidak dapat terus menerus berada diposisi Sasuke. Bukankah lebih baik jika aku melepas Sakura? Namun di sisi lain aku tidak mampu untuk melepasnya."

"Sarada terlalu dini untuk mengerti hal serumit itu dan lagi kau sama brengseknya dengan Sasuke, kau mepermainkan perasaan Sakura." Ya, Sasori tidak berbeda dengan Sasuke. Sakura hanya belum menyadari hal gila ini.

"Terimakasih atas pujiannya. Aku menghargai itu."

•••

"Bagaimana pertemuanmu dengan Sarada? Apakah itu berhasil?"

Naruto menjadi dalang dibalik kunjungan Sasuke di apartment milik Sakura. Sasuke tidak mungkin mengetahui keberadaan Sakura dan Sarada jika tidak melalui Naruto. Naruto setuju dengan keputusan Sakura, dimana Sarada tidak diizinkan bertemu dengan Sasuke. Namun kondisi Sasuke seperti seorang ibu yang dipisahkan secara paksa dengan bayi yang baru dilahirkannya. Menyedihkan. Hal ini lah yang membuat pria berambut kuning untuk memberikan alamat Sakura.

"Ya, Sarada benar-benar mirip denganku. Aku tidak menyangka bahwa burung kaka tuaku dapat menciptakan mahluk seperti Sarada jika dipertemukan dengan dompet Chanel milik Sakura."

"Aku senang mendengarnya. Setidaknya kau berhenti merengek meminta alamat rumah Sakura dan menyusahkanku. Kau harus bertanggung jawab jika Sakura menghajar kedua bolaku."

"Akan ku asuransikan kedua biji tersayangmu itu." Sasuke terkekeh, Naruto hanya menanggapinya dengan geraman tertahan.

"Pembicaraan mengenai Sasori masih mengangguku. Selama kami bersama, Sakura hanya beberapa kali menyebut nama pria itu. Ia mengatakan bahwa ia sempat memiliki sahabat bernama Sasori namun enggan menceritakan lebih lanjut." Sasuke pikir ia telah mengenal Sakura dengan baik, namun faktanya masih ada beberapa hal yang ia tidak diketahui. Sakura enggan menceritaan masa lalunya karena menurutnya Sasuke tidak ada keterkaitannya dengan hal tersebut. Selain itu, Sakura tidak terlalu suka membahas apa yang sudah terjadi.

Naruto tidak menjawab, ia terdiam. Ia berpikir apa topik ini harus dibicarakan dengannya, ia hanya berpikir dapatkah Sasuke menerima jika mengetahui kebenarannya? Pria itu cukup sensitif seperti testpack jika mengenai Sakura.

"Mereka berkencan?"

"Apa mereka telah melakukan penyatuan diri atau mungkin saling—"

"Bisakah kau bertanya satu per satu?" Dengusnya saat Sasuke terus menerus bertanya padanya. Naruto seperti seorang pelamar yang sedang diwawancarai oleh HRD.

"Aku tidak tahu hubungan seperti apa yang mereka miliki, Sakura sangat tertutup. Entah bagaimana cara mereka bersatu kembali, hanya saja Sasori selalu berada di samping Sakura semenjak ia mengandung Sarada."

Naruto menjelaskan mengenai lebih lanjut kedekatan antara Sakura dan Sasori. Naruto berfikir bahwa Sasuke perlu mengetahui ini, agar tidak ada kesalahpahaman. Diluar pikiran! Sasuke cukup tenang mendengarnya, ia sudah tidak seperti testpack -sensitif-

Turning BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang