I'm Okay Mom

3.7K 353 11
                                    

"Tolong suntikan oksitosin untuk menginduksi dinding rahim, bayi akan dilahirkan dalam kondisi prematur. Aku telah membicarakan ini dengan suaminya. Lakukan dengan cepat karena dapat mencelakakan bayinya."

"Baiklah, Sakura-san."

Dengan begitu kami segera melangkahkan kaki ke dalam ruangan operasi. Memakaikan scrub, masker, sarung tangan dan penutup kepala secepatnya.

Salah satu pasien dr. Fujiwara menemuiku dalam kondisi pecah ketuban namun kandungannya masih berumur 34 minggu. Aku telah mengatakan kepada suaminya segala kemungkinan yang mungkin terjadi, aku menyarankamnya untuk memilih c-section namun sang istri tetap keukeuh untuk melakukan persalinan secara normal, dan terpaksa aku pun melakukan induksi untuk merangsang mulasnya.

Bersyukur saat itu aku sedang dalam shift kerja, sehingga dapat mempersingkat waktu. Membantu seseorang melahirkan adalah tindakan yang menyenangkan dan melihat bayi-bayi mengingatkanku saat melahirkan Sarada.

Persalinan berjalan lancar. Nyanyian bayi perempuan memenuhi ruangan operasi. Sang ibu telah bergabung di dalam alam mimpi. Kami pun segera membersihkan sisa-sisa persalinan dan bayinya. Terpaksa bayi mungil ini harus dipisahkan sementara di dalam NICU untuk membantunya dapat bertahan hidup.

Aku beruntung karena Sarada lahir dengan sehat dan cukup umur, dalam artian tidak harus merasakan tinggal di dalam NICU untuk sementara.

•••

Nona Tsunade telah menunggu di dalam ruanganku. Terkejut ketika membuka pintu menemukannya duduk dengan santai dan membaca data-data pasien miliku dan milik dr. Fujiwara. Aku telah mengganti pakaikanku dengan baju biasa dan juga jas dokter.

"Bagaimana operasinya?"

"Berjalan lancar dan bayinya menggemaskan." Menghampirinya dan ikut mendudukan diriku di sampingnya.

"Berencana untuk menambah anak dan memberikan Salad adik?"

"Salad pun masih harus diurus dengan nanny nya karena aku sibuk, lalu menambah anak? Siapa yang akan mengurus adiknya? Lagipula aku belum siap dadaku seperti buah pepaya." Aku mendengus dan hanya ditanggapi kekehan dari Nona Tsunade.

"Kau yakin memiliki dada, Sakura?"

"Oh ayolah Nona Tsunade, sarkasmu sungguh jahat." Aku mengakui memang dadaku tidak seindah dadanya, namun cukup membuat mantanku ketagihan.

"Pria berambut merah itu bekerja kan? Kau masih bisa hidup berkecukupan dengannya tanpa perlu kau bekerja lalu kau bisa menjadi full time mommy."

"Hubungan kami rumit, ia hanya menjadi ayah sambung untuk Salad dan tidak lebih. Lagipula—"

"Ah aku tau kalian itu pemalu. Kalian hanya belum siap membawa hubungan kalian lebih serius. Aku akan kembali bekerja, selamat untuk keberhasilan persalinnnya. Aku hanya ingin mengucapkan itu."

"Terimakasih Nona Tsunade." Ia pun meninggalkanku dan menutup pintu rungan kembali.

Seseorang menelfonku, dan itu ibu Mikoto. Nomornya masih tersimpan di contact telfonku.

"Ibu Mikoto?"

"Sakura kah? Ku kira kau telah mengganti nomor ponselmu."

"Ada apa bu? Pantas saja ibu sudah lama tidak menghubungiku."

"Nak, apa kita bisa bertemu hari ini? Aku merindukanmu. Tenang saja tidak usah terburu-buru akan kusesuaikan dengan jadwalmu."

Turning BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang