Give Me the Scrub

4.1K 391 7
                                    

Apa perkataanku beberapa hari yang lalu telah membawa Sasuke ke rumah sakit? Aku benar-benar berharap saat itu ia mengalami serangan jantung mendadak dan seseorang membawanya ke rumah sakit.

Pria itu sungguh menyebalkan, bagaimana bisa ia mengatakan dan bertingkah seperti semuaya baik-baik saja. Membawa ibu sebagai alasan, cih. Berkata bahwa ibu menginginkan seorang cucu dari kami, tidak ada yang salah dengan keingan ibu, yang salah adalah cara penyampaian yang dilakukan si pantat ayam. Apa dia pikir membuat anak semudah itu? Ah aku lupa, Sasuke memang tidak bisa mengendalikan burung Macau nya, ia tidak tahu cara mengunci kandangnya dengan baik.

Gagang pintu ruanganku berdecit menandakan bahwa seseorang akan menghampiriku. Dan ya itu Sasori.

"Hai sayang, kau terlihat lelah?" Ia membawa satu cup Starbucks Frappe Cappucino lalu mencium keningku. Sungguh manis.

"Ya, aku baru saja memikirkan burung Macau seseorang, mengapa ia masih tidak dapat mengunci kandangnya dan selalu mengencarkan burungnya, kau tahu padahal itu burung yang cantik dan menggemaskan."

"Macau? Burung siapa sakura"

"Ah hanya salah satu temanku, jadi mengapa kau kemari?"

"Merindukanmu dan apa Sara masih diasuh oleh Anna?

"Hm ya dan ada apa dengan Anna?" Sejujurnya aku tidak tahu apa yang salah dengan Anna, untuk seorang nanny, ia cukup diandalkan.

"Kau tahu, aku kurang menyukainya, ia selalu memakaikan Sara celana dalam kuning dan ya merah lebih cocok untuk Sara."

"Bodoh. Ku kira kau akan mengatakan hal serius."

"Feeling ku mengatakan bahwa ia selalu menggunakan celana dalam kuning." Mulutnya benar-benar memalukan, bagaimana bisa ia berpikiran seperti itu?

"Mesum sekali otakmu"

Seseorang mengetuk pintu ruanganku, mengalihkan tatapan kami menuju pintu dan seorang perawat muncul setelahnya.

Ia terlihat gelisah saat kami menatapnya intens.

"H-haruno-san a-anda diminta Tsunade-sama untuk menghadapnya se-sekarang di ruangannya."

"Katakan padanya aku akan tiba dalam 10 menit."

Bahunya mengangguk dan menutup kembali pintu. Menggunakan jas dokterku, tidak ada scrub untuk hari ini. Sarada merengek ingin meminjam scrubku dan sialannya scrub lainnya sedang dicuci.

"Baiklah sepertinya kau benar-benar sibuk. Aku akan menjemputmu sesudah shiftmu beres." Hal yang selalu ia lakukan mencium keningku saat bertemu dan saat kami berpisah.

"Apa kau kemari hanya untu memberiku ini?"

"Ya, karena ini jam istirahatmu." Mengedipkan sebelah matanya dan pergi menutup pintu ruangan, kaki jenjangku segera menghampiri Nona Tsunade di ruangannya. Mengetuk pintu ruangannya beberapa kali dan ia membiarkanku masuk. Ia tidak menatapku sama sekali, matanya benar-benar terfokus pada setumpukan kertas di meja kerjanya.

"Sakura, apa kau bisa mengambil alih pasien dr. Fujiwara untuk beberapa saat? Seperti yang kau tahu, ia akan pergi ke Korea sementara."

"Kau bisa memberikan data pasien-pasiennya padaku."

"Hanya sekedar pemberitahuan, beberapa pasien dr.Fujiwara memiliki masalah yg kompleks."

"Tidak masalah, Nona Tsunade. Jika hanya itu yang ingin kau katakan, aku pergi dulu."

"Terima kasih, Sakura." Matanya menyipit dan kurva terbentuk di bibirnya.

•••

Shiftku telah berakhir dan mataku tertuju pada Sasori yang telah menjemputku, ia bahkan sampai repot-repot membawa Sarada kemari.

"Hallo sayang." Aku mengambil alih Sarada dari gendongan Sasori. Sarada mencium seluruh permukaan wajahku dan terus menerus mengatakan 'Salad rindu Mommy'  ya dengan aksen bayinya.

"Jadi bagaimana hari mu?"

"Aku membantu proses pengangkatan miom di dalam rahim seseorang jika itu yang ingin kau tahu."

Percakapan ini membawa kami masuk ke dalam mobil dan melanjutkannya di dalam. Astaga apa Sarada sesuka itu dengan scrub? Bahkan Sasori sampai membawanya ke dalam mobil.

Sarada mengoceh mengenai harinya, bagaimana Anna membuatkan masakan kesukaannya dan Sasori menanggapinya dengan 'Sara tahu otak Nanny Anna itu mesum sekali.' Ajaib sekali anakku jika Sarada benar-benar mengerti maksud dari perkataan daddynya.

"Kudengar dari Shizune, tempo hari yang lalu kau menemui mantan."

"Ya, ibunya menyuruh kami untuk kembali bersama." Rambut Sarada benar-benar wangi dan aku terus menciumi pucuk kepalanya

"Lalu? Apa kau akan berakhir kembali di ranjang dengannya?" Ia menyeringai dan sejak kapan Sasori tahu cara menyeringai, itu menakutkan.

"Ada apa denganmu hari ini? Ucapanmu benar-benar memalukan."

"Jadi?"

"Sedang kupikirkan lagipula aku telah menyiapkan beberapa appetizer untuk nya. Ia benar-benar harus diberi pelajaran terlebih dahulu."

"Kau pintar sekali, rasanya aku semakin menyayangimu"

Tbc





Makasii untuk kalian yang sudah vomment di chap prolog, ditunggu vomment untuk chapter ini.

Semoga syukaaa ❤️❤️

Turning BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang