Gucci or Excalibur ?

2.8K 294 18
                                    

[Normal PoV]

Suasana tegang dirasakan dalam ruangan bernuansa abu-abu. Seseorang tengah bertopang dagu dan pikirannya sedang berperang di timur tengah sana. Perkataan sang ibu tempo hari yang lalu, masih menjadi pergumulan batin untuknya. Ini bukan masalah mengenai harta atau tahta, ini soal ayahnya. Sasuke jauh lebih takut akan tanduk merah menyala milik ayahnya saat marah dibandingkan dengan uangnya. 

Meskipun ia seorang anak brengsek, namun ia berusaha untuk tidak mengecewakan kedua orangtuanya. 

Sasuke menyesal pernah mengecewakan ayahnya dengan berselingkuh di belakang Sakura. Ia belum siap jika ayahnya mengetahui bahwa anaknya telah menjadi seorang ayah yang tidak bertangung jawab.

Sasuke dapat menghasilkan uang dengan cara apapun. Maka bukan hal yang sulit pula jika aset Uchiha ditarik darinya. Ia masih dapat mengembangkan usaha dan bisnis lainnya. Tidak perlu hingga menjadi gigolo pula.

Tiga bulan waktu yang terlalu cepat untuknya dan dipastikan bahwa itu kemustahilan, dilihat dari betapa kerasnya sifat Sakura. Sakura membencinya.

Sasuke tidak menginginkan harta milik Uchiha, ia hanya belum siap ayahnya mengetahui kebejatan lainnya sang anak bungsu!

Ia membutuhkan pertolongan sahabatnya untuk kasus yang satu ini, karena hanya Naruto yang -mungkin- mengetahui akan kehidupan Sakura selama ia tidak ada. Mereka telah membuat jadwal untuk ini dan Sasuke telah menunggu kedatangan pria itu.

Bang! Tepat waktu, akhirnya Naruto datang dan membawa makanan cepat saji yang sempat Sasuke pesan saat Naruto masih dalam perjalanan.

"Kau membuatku mengantri hanya untuk mendapatkan makanan sampah seperti ini."

"Omong kosong, kau bahkan lebih sering memakan mereka daripada diriku." Ia menghampiri Sasuke dan melempar makanan terebut ke hadapannya.

"Aku telah menghubungi Sakura beberapa kali, dan ia selalu mengabaikannya. Pesan dan telfonku ia hiraukan."

"Aku akan melakukan hal yang sama jika berada diposisinya." Sasuke mendelek tajam, hinaan macam apa itu.

"Maksudmu?"

"Ah tidak, lanjutkan."

Pria tersebut menceritakan ancaman sang ibu, dan juga Sakura yang sampai saat ini masih melarang Sarada bertemu dengan Sasuke. Sasuke frustasi dengan keduanya.

"Pertama, apa kau ingin kembali dengan Sakura hanya untuk menyelamatkan tumpukan sampahmu itu? Kedua, itu wajar jika Sakura tidak mengizinkanmu bertemu dengan Sarada, karena singkatnya kau berengsek."

"Tidak, percayalah, aku tidak berusaha untuk menyelamatkan uang-uang milik Uchiha, aku dapat membuat usaha sendiri jika itu terjadi. Namun, aku hanya belum siap melihat ayah terkena serangan jantung untuk yang kedua kalinya."

"Salahmu pula mengapa kau begitu bejat. Berselingkuh saat tunanganmu sedang mengandung anakmu."

"Aku kacau saat itu. Sakura membuaku frustasi."

"Pria brengsek sepertimu mana tau cara setia dengan pasangan."

"Oh Tuhan. Aku ingin membunuhmu saat ini juga."

Sasuke kembali bertanya apa yang seharusnya ia lakukan. Semuanya begitu rumit diselesaikan dalam jangka waktu tiga bulan. Ia awalnya bertemu Sakura karena desakan ibunya, dan ia menggunakan 'desakan' tersebut untuk mengambil Sakura kembali ke sisinya. Namun semuanya menjadi boomerang bagi dirinya, niat membuat ibunya senang, bencana buruk lah yang terjadi, sang ayah terancam terkena serang jantung kembali jika mendengar bahwa anak bungsunya ternyata telah memiliki anak dan tidak bertanggung jawab.

Turning BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang