Take Her back

3.7K 351 14
                                    

[Normal PoV]

Pemuda tampan berusia hampir kepala tiga, terus menerus memainkan ballpoint nya. Menarikan jarinya di atas tumpukan kertas yang sudah membabi buta ingin segera dibakar. Atensinya berpusat pada barisan kata yang ia baca. Namun hal itu tidak berlangsung lama ketika seseorang mengetuk pintu ruangannya dan tanpa izin, masuk begitu saja.

"Oi teme, bagaimana pertemuanmu dengan Sakura-chan beberapa hari yang lalu?" Pemuda rambut kuning itu memainkan tumpukan kertas di depan Sasuke agar atensinya fokus pada Naruto sepenuhnya.

"Bisakah kau tidak menggangguku? Aku dapat mendengarmu tanpa perlu kau acak-acak kertas-kertas sialan itu." Tatapan membunuh dan naluri haus akan darah tertuju pada Naruto.

"Jawab dulu pertanyaanku, bodoh."

"Ya, aku menemuinya, juga, ia menolak dan mempermalukanku di depan umum. Ia pun berkata omong kosong mengenai kami telah memiliki anak."

"Hold on, apa maksudmu dengan mempermalukanmu? Apa ia berbicara mengenai Mr. Kraken mu ? Ya kau tahu mulutnya memang seperti video biru, memalukan. Aku merasa kasihan dengan Sarada, ia memiliki ibu yang ucapannya tidak berpendidikan. Hei, Sakura memang telah memiliki anak. Kemana saja kau? Itu sudah menjadi santapan publik." Naruto memainkan bahunya dan menundukan tubuhnya di atas sofa.

"Ya seperti itu dan juga—, tunggu bisa kau ulang ucapanmu?"

"Mulut tidak berpendidikan?"

"Sebelumnya."

"Mr. Kraken?"

"Itu terlalu jauh, sesudahnya."

"Video biru? "

Sasuke mengacak-ngacak rambutnya, merasa frustasi dengan kebodohan yang dimiliki temannya. Sakura dan Naruto merupakan alat penghancur rahasia milik Jepang yang diselundupkan ke dalam kehidupan Uchiha Sasuke.

"Sarada anak Sakura?"

"Ya, itu maksudku. Jadi namanya Sarada?"

"Aku memanggilnya Salad da—, oh jadi Salad anakmu? Oh Tuhan mengapa aku baru menyadarinya saat ini bahwa kalian berdua memang sangat mirip."

"Tunggu, mengapa kau baru menceritakannya sekarang?" Terlihat Sasuke menghampiri Naruto, duduk di sebelahnya. Aura percakapan seperti membawa Naruto ke dalam ruang tahanan.

"Kau tidak bertanya, lagipula aku sempat berpikir bisa saja Sarada anak Sai, warna rambut mereka berdua terlihat sama. Namun sepertinya tidak mungkin ia berkencan dengan Sai."

"Karena aku tidak tahu, kau bodoh." Sasuke menggeram kesal akan tindakan sahabatnya, batas sabar nya sudah melewati batas normal. "Shimura Sai? Lalu dimana Sakura berada selama dua tahun terakhir ini?"

"Tepat. Ia dipindah tugaskan ke Osaka selama setahun kebelakang dan baru kembali ke Tokyo satu tahun terakhir."

"Begitukah?"

"Ya dan saat ini aku yakin 100% Sarada anakmu, karena Sakura tidak pernah berkencan dengan pria selain dirimu tetapi Sasori pengecualian."

"Sasori? Siapa dia?"

"Manusia menjijikan selain dirimu. Kau tahu, Salad benar-benar menggemaskan, aku jadi ingin memiliki anak perempuan."

"Jangan mengalihkan pertanyaanku, Naruto."

"Ah sudahlah, aku akan kembali ke tempat kerja. Sampai jumpa Sasuke!" Naruto segera berlari dan membanting pintu ruangan Sasuke dengan paksa.

"Kenapa kalian gemar sekali membuatku penasaran, berengsek kalian Uzumaki, Haruno!"

•••

Setelah bergelut lama dengan tumpakan kertas di atas mejanya, dimana kertas itu berantakan akibat sahabat kuningnya, akhirnya Sasuke telah membereskan semua pekerjaanya. Ia bergegas meninggalkan gedung kerjanya dan segera menuju tempat parkir. Beberapa karyawan terlihat menyapa Sasuke dan hanya ditanggapi dengan senyuman.

Melesatkan mobilnya dan membelah jalanan Tokyo untuk segera menemui ibunya. Sasuke belum menceritakan pertemuannya dengan Sakura kepada ibunya. Pria itu benar-benar sibuk setelah pertemuan itu.

Sasuke telah memasuki komplek elit dimana kediaman keluarga Uchiha itu berada. Ia langsung memarkirkan mobilnya setibanya ia sampai di rumah. Beberapa pelayan menghampirinya untuk membawa jas dan tas kantornya. Dua kancing teratas yang dibirkan terbuka dan juga kerah lengan yang dilipat hingga lengan atas membuat kesan berantakan tapi tampan dalam waktu yang sama.

"Hallo Sayang." Mikoto menghampiri putra bungsunya, mengecup permukaan pipinya sekilas. "Mengapa kau baru datang kemari?"

"Ibu tahu, tumpukan-tumpukan kertas membunuhku, dan aku baru saja respawn."

"Aku tidak mengerti ucapanmu. Jadi kau ingin makan atau mandi? Ibu bisa minta tolong kepada pelayan untuk menyiapkanmu air."

"Bermesraan dengan ibu? Apa ibu bisa?"

"Tentu saja sayang. Jadi masalah apa yang membawamu kemari?" Mikoto menuntun Sasuke untuk duduk di ruang keluarga. Mikoto tahu pasti maksud dari perkataan 'bermesraan' anaknya ini.

"Aku menemui Sakura beberapa hari lalu. Ia masih sama tetapi berbeda di sisi lain." Ia menyenderkan bahunya di bahu ibunya. "Sepertinya Sakura benar-benar dendam padaku."

"Apa kau menemuinya untuk membicarakan mengenai permintaanku ?"

Sasuke mulai menjelaskan rentetan alur pertemuan mereka. Wanita yang sudah berkepala lima itu masih setia mendengarkan cerita anaknya walaupun ia sempat kaget mengenai pernyataan anaknya. Hal yang membuat Mikoto seperti tersambar petir ketika membahas Sarada. Mikoto tidak menyangka bahwa hubungan anaknya dengan Sakura sejauh itu. Melakukan apa yang ia tidak pernah pikirkan sebelumnya.

"Aku benar-benar kecewa Sasuke. Aku mendidikmu untuk tidak menjadi pria brengsek seperti itu. Apa kau sudah benar-benar memastikan kebenaran ucapan Sakura?"

"Aku benar-benar minta maaf bu, aku sendiri pun tidak tahu akan kecelakaan di ranjang. Aku belum bertemu dengan Sarada namun Naruto mengiyakan bahwa Sakura telah memiliki anak."

Mikoto mengurut pangkal hidungnya, ia benar-benar kelabakan dengan kelakuan putra bungsunya. Ia tidak menyangka bahwa Sasuke sebejat ini, tidak seperti anak sulungnya. Sasuke sampai berlutut di bawah kaki ibunya untuk meminta maaf. Air mata telah turun dari iris hitam milik Mikoto.

"Kumohon bu, aku benar-benar minta maaf."

"Simpan saja kata maafmu itu untuk Sakura, tega sekali kau mencoret muka ibu dan ayahmu." Menepis tangan Sasuke ketika anaknya berusaha menghapus jejak air mata milik ibunya. Apa belum puas Sasuke mengecewakan kedua orang tuanya dengan kasus perselingkuhannya dengan Shion.

"Bawa Sakura kembali dalam waktu tiga bulan, atau aku akan mengatakan seluruh perbuatanmu pada ayahmu dan menyuruhnya untuk mencabut seluruh aset milikmu. Bahkan kurasa ini belum ada apa-apanya dengan apa yang dihadapi Sakura."

Dan saat itu juga Sasuke termenung akan semua kesalahan dan perbuatannya.

Tbc






Telat update kah? Aku udh buat draft smpe chap 8, tpi entah kenapa aku kurang puas :(( UDL mau aku update cmn bahan untuk chapter selanjutnya pada hilang gatau kemana *kesel*

Makasi untuk vomment chap sebelumnya dan ditunggu vomment untuk chap ini

See ya next chapter ❤️❤️

Turning BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang