Part 32 - When Hyun becomes such a dumb

29.2K 2.2K 253
                                    

Part ini aku tulis ulang 😭😭😭
Sebelumnya aku udah tulis kemarin dan hari ini aku buatin lagi.

Herannya yang tadinya cuma 2300an words, tulis ulang malah jadi 3200an words 😖😖😖

Happy Reading 💋




🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷




Hyun tersenyum bisa merasakan kedekatan seperti ini bersama wanita yang sudah mengisi pikirannya selama semingguan ini. Dia merindukannya. Dan wanita itu juga merindukannya. Dia tidak bisa berhenti tersenyum melihat wajah merengut cemberut Ashley yang kini sedang berjalan di sampingnya dengan ekspresi yang cemas sekaligus gelisah.

Selama beberapa hari dia menetap di Seoul dan mengerjakan beberapa pekerjaan untuk membantu prusahaan ayahnya yang sedang bermasalah. Dia pun harus mengarahkan kedua adiknya untuk menjalani perusahaan itu dengan membentuk BOD atau Board of Director terbaru guna kelancaran usaha.

Dan hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggunya. Hari dimana dia datang ke mansion keluarga Junolio Mananta untuk meminta putrinya sesuai dengan keinginan Juno waktu itu dengan batas waktu yang habis pada hari ini. Dia membawa kedua orangtuanya  juga kakeknya dan pamannya sebagai saksi lamaran hari ini.

“Apa kau yakin kalau ayahmu akan menerimaku? Belum-belum aku sudah merasa keki dengan ekspresi wajahnya yang menyebalkan itu”, dengus Ashley sambil menuruni anak tangga.

Hyun dengan sigap menggenggam tangan Ashley erat lalu membimbingnya untuk turun secara perlahan menuruni anak tangga sambil membalas tatapan Ashley yang tertegun dengan senyuman hangat.

“Ayahku akan menerimamu. Kau tenang saja. Di dunia ini yang bisa melemparkan ucapannya selama ini hanya dirimu saja waktu itu. Jadi, kau adalah lawan yang seimbang”, ujar Hyun menenangkan.

“Kalau ada pertandingan antara aku dengan ayahmu, kau akan memilih siapa?”, tanya Ashley serius.

Senyum Hyun masih mengembang. “Tidak ada pertandingan seperti itu, sayang. Melainkan kehadiranmu yang akan membawa perubahan dalam keluargaku seperti dirimu yang mengubah hidupku”.

Ashley mengerjap sambil menangkup dadanya dengan gelisah. Hyun langsung menatapnya cemas.

“Ada apa? Apa kau baik-baik saja?”, tanya Hyun.

“Bisakah kau tidak mengeluarkan perkataan semacam itu? Demi Tuhan aku menjadi kegeeran a.k.a terbawa perasaan karena dirimu yang seperti baru mendapat pencerahan saja. Aku tidak terbiasa”, jawab Ashley pelan.

“Biasakan dari sekarang karena itulah yang akan kulakukan. Aku akan memperlakukanmu seperti ratu dan melindungimu sampai titik darah penghabisan”, ujar Hyun mantap.

“Apakah seperti saat di Baton Rouge kala itu?”, tanya Ashley dengan hangat.

“Lebih dari itu”, jawab Hyun langsung sambil merangkul Ashley untuk berjalan kearah ruang makan dimana dia bisa melihat kedua keluarganya sudah menunggu kedatangan mereka.

Hyun bisa melihat kakeknya duduk di posisi meja utama dengan kursi rodanya sedangkan Adrian duduk disebelah kakeknya untuk mendampinginya. Di sisi kanan meja ada ayahnya dan ibunya dengan sebuah kursi kosong diantara mereka, di sisi kiri meja ada Juno dan Claire yang juga duduk dengan sebuah kursi kosong diantara mereka.

“Harabeoji!!!!”, seru Ashley sambil melepas genggaman tangan Hyun dan berlari cepat kearah kakeknya.

“Ashley, jangan lari-lari!”, desis Juno dan Hyun secara bersamaan dengan geram.

Claire hanya menghela nafas sambil mengusap pelipisnya karena sepertinya dia sudah lelah mengingatkan anak perempuannya, sementara ibu Hyun hanya meringis pelan dan Hyuk Shin terlihat mendengus kesal. Hanya Adrian saja yang masih bisa memberikan cengiran lebarnya.

“Apa kabarmu, cantik? Aku senang kalau bisa melihatmu semangat seperti ini”, ucap master Kim dengan senang.

“Selain karena harus mual-mual dan tidak bisa makan karena ulah cucu laknatmu, selebihnya aku baik-baik saja”, jawab Ashley sambil memeluk kakeknya dengan senang.

Ucapan Ashley sebenarnya cukup kurang ajar tapi kakeknya malah tertawa terbahak-bahak dimana hal itu cukup membuat Hyun dan kedua orangtuanya shocked berat. Kakeknya yang terkenal tegas dan disiplin bisa begitu santai menanggapi ucapan konyol Ashley barusan. Ini benar-benar gila, pikir Hyun.

Uncle Ian!”, panggil Ashley ceria sambil memeluk pamannya dan Adrian langsung membalasnya.

Ketika Ashley sudah selesai menghampiri pamannya, dia menoleh kearah Hyuk Shin yang ada di sampingnya dan belum-belum ayahnya sudah mendesis tajam pada wanita itu.

“Tidak usah menyapaku! Aku tidak mau!”, desis Hyuk Shin dan hanya ditanggapi senyuman sinis dari Ashley.

Wanita itu tidak menjauh tapi malah berdiri disitu seolah sedang berpikir sambil menatap Hyuk Shin dengan tajam. Ayahnya hanya mengerutkan alisnya karena merasa risih diperhatikan dan...

“Untuk apa kau masih berdiri di...”.

Cup! Ashley memberikan sebuah kecupan singkat di pipi Hyuk Shin dengan cepat. Bahkan gerakannya tidak sempat dibaca oleh Hyuk Shin karena Ashley yang dengan ligat berhasil memberikan sebuah kecupan itu dan sukses membuat ayahnya membeku.

Ashley menyeringai geli lalu berjalan meninggalkan ayahnya begitu saja dan memberikan salam kepada ibunya dengan ramah. Sementara itu, setiap pasang mata menatap Hyuk Shin yang masih tercengang dalam sikap diamnya dengan tatapan kosong.

“Hyun, duduklah diantara orangtuamu dan Ashley, duduklah diantara orangtuamu juga”, ucap kakeknya memberikan pengarahan kepada keduanya agar duduk di kursi kosong yang sudah tersedia.

“Tunggu dulu, harabeoji!!”, seru Ashley tiba-tiba.

Ya Lord.. mau apalagi wanita itu?, batin Hyun lelah. Entah kenapa dia merasa kalau wanita itu akan mencari gara-gara.

“Ada apa, Ashley?”, tanya kakeknya dengan riang.

“Sepertinya aku mengidam sesuatu. Mendadak aku ingin duduk dengan diapit oleh kedua kakek dari anakku. Ayahku kan hebat, terus katanya mertuaku juga hebat. Mungkin saja cucuku akan menjadi sangat hebat nantinya”, jawab Ashley dengan wajah yang meringis palsu disitu.

Deg! Hyun langsung menoleh kearah kedua ayah yang tidak usah dijelaskan lagi kalau kedua wajah mereka sudah memberikan ekspresi yang busuk sekarang.

“Cih! Aku tidak mau duduk disamping wanita gila sepertimu!”, cibir Hyuk Shin tajam.

“Hyuk Shin!”, tegur kakeknya dengan tegas dan ayahnya langsung mendengus.

“Ashley...”, ucap Juno dingin. “Untuk apa kau mau duduk di samping pria yang kurang hebat itu? Cucuku itu sudah pasti memiliki kakek yang mempunyai kuasa penuh seperti diriku. Jangan dekat-dekat dengan orang seperti itu, sini duduk saja dekat papa dan biarkan cucuku itu merasakan aura kehebatan kakeknya ini”.

“Betul juga yah, pa. Aku setuju”, balas Ashley sambil mengangguk dan Hyuk Shin langsung bergeming.

“Sembarangan saja kau bicara!”, ucap Hyuk Shin sambil beranjak dari duduknya. “Darah yang mengalir dalam cucuku itu adalah darahku! Sudah pasti dia akan lebih hebat dari Mananta sepertimu! Dia sudah pasti menyandang nama Kim didepannya!”.

“Lalu? Apa yang akan kau lakukan sekarang, Appa?”, tanya Ashley santai sambil duduk dengan anggun di samping Juno.

“Tentu saja duduk disampingmu untuk membuktikan kalau aku juga tidak kalah hebat dari kakeknya yang sombong itu!”, jawab Hyuk Shin geram sambil berpindah posisi dimana Claire dengan cepat beranjak dari duduknya dan bertukar kursi dengan ayahnya.

Hyun hanya memutar bola matanya lalu menghembuskan nafas lelah dimana dia sudah duduk di kursi yang diapit oleh kedua ibu sementara Ashley duduk diapit oleh kedua ayah.

Adrian menikmati pemandangan itu sambil mengunyah makanannya. Kakeknya juga. Kedua ibu pun hanya tersenyum sambil memulai makan malamnya dengan damai tapi... tidak untuk Ashley. Wanita itu kembali berulah lagi. Damn!

“Jadi seperti yang kalian ketahui kalau maksud dan kedatangan kami kesini adalah untuk meminta Ashley darimu, Juno”, ucap master Kim dengan wajah sumringahnya.

“Seharusnya yang memintaku bukan Anda, sir. Tidak etis rasanya jika Anda mewakili putra angkuhmu itu untuk meminta putri kesayanganku”, balas Juno dengan nada menyindir.

Hyun memijit pelan keningnya mendengar ucapan Juno barusan. Dia yakin kalau ayahnya pasti akan naik pitam.

“Jangan terlalu sombong, Juno! Masih bagus kalau ayahku memintamu dengan baik-baik! Jangan sok butuh kalau memang anakmu kepincut pada anakku! Aku jauh lebih tua darimu dan sudah seharusnya kau...”

Appa, kulihat dagingmu itu lebih enak dari punyaku. Boleh aku memintanya? Kalau boleh tolong potong daging itu dan suapi aku. Beberapa hari ini aku tidak bisa makan dan mendadak aku menginginkan makananmu itu”, sela Ashley dengan wajah sok polosnya dan menatap Hyuk Shin dalam tatapan seperti merajuk.

Hening.

Hyuk Shin terdiam dan mengerutkan alisnya bingung sambil menatap Ashley yang terlihat sudah siap membuka mulutnya untuk disuapi olehnya. Dan Hyun mengerjap kaget melihat ayahnya yang mulai memotong daging steaknya lalu menyuapi Ashley dengan wajah tidak rela.

Ashley mengunyahnya dengan tekun lalu kembali membuka mulutnya yang sudah kosong untuk disuapi kembali.

“Kenapa kau tidak makan sendiri saja? Kenapa harus aku yang menyuapimu? Apa ayahmu kurang mendidikmu dan kurang memberikanmu kasih sayang sampai kau harus memintanya padaku?!”, desis Hyuk Shin kesal.

“Terbalik, Appa! Justru aku memberimu kesempatan untuk mengurus anak perempuan yang rewel dan menyebalkan sepertiku. Hitung-hitung kau belajar kalau nanti cucumu itu perempuan. Kalau ayahku sudah kenyang mengasuh anak perempuan selama dua puluh dua tahun. Kau kan baru kali ini”, ucap Ashley membela diri.

Hyuk Shin merengut tapi tangannya kembali bekerja untuk menyuapi Ashley dengan mimik wajah tidak rela. Diam-diam semuanya menahan senyum melihat sikap Hyuk Shin yang secara tidak sadar melunak.

“Lepaskan tanganmu sekarang dari garpu itu. Ashley adalah anak perempuanku! Jangan suapi dia!”, tegur Juno sambil menjauhkan Ashley dari Hyun.

“Hey, kau tidak lihat dia sedang makan? Wajahnya itu pucat dan dia mual! Apa kau tidak kasihan padanya?!”, sewot Hyuk Shin dengan pelototan tajam kearah Juno.

“Kau kan tidak menyukainya! Untuk apa kau peduli padanya? Tidak usah berlagak perhatian kalau kau punya niat busuk untuk mengambilnya dariku!”, balas Juno dengan ketus.

“Aku hanya tidak suka kelakuannya yang tidak tahu malu bukan berarti aku tidak menerima dia dalam keluargaku! Hanya karena dia adalah putri dari orang sombong sepertimu bukan berarti aku harus egois untuk tidak menerimanya disaat putraku mencintainya!”, sahut Hyuk Shin sambil bersikeras untuk menarik Ashley lalu kembali memberikan suapan padanya.

“Kalau begitu mintalah baik-baik padaku! Aku mengasuh dan merawatnya, memberikan pendidikan yang layak dan menjadikannya seorang wanita yang tangguh untuk layak diperjuangkan oleh putramu! Bukan yang langsung jadi begini saat dia keluar dari rahim ibunya!”, ujar Juno tegas dengan mimik wajah sombongnya yang kentara.

Hyuk Shin mendengus kesal sambil menarik serbetnya untuk mengusap sudut bibir Ashley yang belepotan. Astaga! Tidak cukup konyolkah sikap yang ditunjukkan ayahnya itu? Mulutnya terus mengeluarkan perkataan pedas tapi sikapnya malah memberikan perhatian lebih pada Ashley. Hyun tidak habis pikir dengan kadar ketidaksadaran ayahnya yang mementingkan gengsinya itu.

“Baiklah”, ucap Hyuk Shin akhirnya. “Aku, Kim Hyuk Shin meminta maaf atas apa yang terjadi dulu dan mengaku salah karena sudah menuduhmu dan membencimu tanpa alasan. Oleh karena itu lupakan apa yang terjadi di masa lalu dan tolong jangan menghambat kebahagiaan putraku untuk menginginkan Ashley dalam hidupnya”.

Deg! Hyun terdiam dan tertegun menatap ayahnya yang menatap tajam kearah Juno dimana Juno pun melakukan hal yang sama. Ashley yang duduk diantara mereka hanya mengunyah sambil menoleh kearah Juno dan Hyuk Shin secara bergantian seolah sedang menonton pertunjukan.

“Hanya mengucapkan kalimat seperti barusan kau harus membuang waktu puluhan tahun, hyeong?! Ckckck kau sangat angkuh sekali”, balas Juno dengan tatapan penuh simpati yang palsu.

“Seperti kau tidak cukup sombong saja”, cibir Hyuk Shin ketus.

“Jika ada yang bisa kusombongkan, kenapa tidak? Lagipula dalam hal ini, putramu lebih dulu yang tertarik pada putriku”, sahut Juno dengan alis terangkat menantang.

“Sudahlah, aku malas mendengar ocehanmu yang selalu merasa benar itu. Aku sudah datang dan sudah meminta maaf. Jadi, apa jawabanmu? Berikan putrimu padaku karena Hyun mencintainya”, tukas Hyuk Shin dengan nada ogah-ogahan.

Juno menyeringai. “Putriku bukan barang, pak tua! Sebagai ayah terfavorit dan terkeren di dunia ini, aku menyerahkan sepenuhnya keputusan itu pada putriku selama itu membuatnya bahagia dan putramu bisa bertanggung jawab penuh atas dirinya. Jadi, tanyakan hal itu pada putriku karena aku ingin makan malam”.

Juno pun menunduk kearah makan malamnya dan menikmatinya dengan santai. Kakek dan pamannya mengulum senyum sambil menopangkan dagunya untuk melihat Hyuk Shin yang kini menatap Ashley tanpa ekspresi. Yang ditatap masih asik mengunyah.

“Jadi, kau sudah dengar apa kata ayahmu tadi. Aku yakin kau juga mencintai Hyun karena itu kau harus menerima...”

“Apakah aku bersedia menjadi menantumu, Appa? Kalau kau pikir aku pasti akan menerima Hyun karena aku sedang hamil, kau salah besar. Aku bisa menghidupi anak ini dengan tanganku sendiri”, sela Ashley datar.

“Ashley!”, tegur Hyun dengan mimik wajah yang mengetat.

Ashley menoleh kearahnya dengan mimik wajah cemberut lalu melengos saja. Ayahnya hanya mendengus kesal lalu kembali menatap Ashley dengan tajam.

“Kau yakin tidak mau menjadi menantuku?”, tanya Hyuk Shin dengan alis terangkat setengah.

“Kau yakin mau menerimaku sebagai menantumu?”, tanya Ashley balik.

“Aku akan memberimu apa saja asal kau mau menikah dengan Hyun dan tinggal bersama di mansionku”, jawab Hyuk Shin mantap.

“Kalau aku menikah, aku tidak mau tinggal di mansionmu”, balas Ashley langsung. “Aku tidak ingin mati muda hanya untuk meladenimu yang selalu mencari gara-gara padaku”.

“Memangnya kau pikir umurku tidak akan semakin pendek jika harus meladeni kegilaanmu itu?”, balas Hyuk Shin sebal.

“Nah kau sudah tahu soal itu, untuk apa memaksaku tinggal di mansionmu? Aku tidak mau dan aku yakin Hyun memiliki penthouse atau rumah sendiri disana. Lagipula Hyun memiliki tempat tinggal disini dan aku tidak harus pindah ke Seoul”, sahut Ashley mantap.

Hyuk Shin menyeringai licik lalu menoleh kearah Hyun. “Jelaskan pada istri keras kepalamu ini kalau kau akan tinggal bersamaku di Seoul”.

Hyun membalas tatapan Ashley yang kini menatapnya dengan tatapan menuntut penjelasan. Dia hanya menghela nafas sambil melirik kearah Juno yang sedang menatapnya dengan jenuh sambil mengunyah sementara kakek dan pamannya juga menatap kearahnya menunggu respon darinya.

Incomprehensible Partner (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang