Happy reading😘
"Kiara antar kan pesanan ini ke meja 96, seseorang ingin kau yang mengantarkan pesanannya" perintah salah satu Pelayan yang ada disana, yaitu Elena. Ia adalah seorang wanita yang pekerja keras, sering sekali Elena memberi saran kepada Kiara kalau ia mendapat masalah. Kiara sudah menganggap Elena itu sebagai ibu nya sendiri karena dia sangat baik dan perhatian, sama persis dengan ibunya yang ada dirumah.
"Kenapa harus aku?"
"Sudahh.. Antarkan saja"
Disaat Kiara ingin mengantarkan makanan tersebut, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti.
Seseorang yang duduk dimeja 96 itu mirip sekali dengan laki-laki yang saat ini menghantui hidupnya, namun ia tak terlalu melihat jelas wajahnya, dengan menggunakan topi berwarna hitam, memakai kacamata hitam bermerk dan baju casual. Tak lupa dengan celana jeans pendek, ditambah dengan tangan kekar yang menambah kesan tetew.
Kiara meneguk saliva nya dengan kasar, bagaimana ini? Ingin sekali ia kabur dari sini, namun ia harus profesional dalam bekerja. Memang wajah lelaki itu tidak terlalu terlihat jelas, namun gestur tubuh lelaki itu memang betul dia.
"Kiara, kenapa masih berdiri disini? Cepat antar pesanannya" ucap Amber salah satu barista yang juga bekerja disana, Amber juga adalah teman dekat Kiara sekaligus teman kuliahnya.
"Ehh emm kau saja yang antar pesanannya ya, aku kebelet nih pengen pipis hehe" ucap Kiara yang ingin menyerahkan pesanan itu kepada Amber namun Amber tolak karena ia tahu kalau Kiara hanya beralasan saja.
"Eittss aku tidak bisa, kan kau yang disuruh. Tidak ada alasan"
Kiara mengerucutkan bibirnya.
"Aku tidak alasan Am, ini sungguh kebelet"
"Heyyy kenapa kalian mengobrol disitu? Cepat antarkan pesanannya!" teriak Manager Cafe tersebut dengan lantang namun tidak menimbulkan kesan membentak.
Mereka sedikit tersentak mendengar teriakan dari manager nya dan membelakkan mata, takut kalau mereka akan dimarahi nanti.
"Bagaimana ini" bisik Kiara.
"Cepat antar pesanannya" bisik Amber kemudian langsung pergi dengan langkah tergesak-gesak.
Kiara menghembuskan napas nya dengan kasar dan kemudian melangkahkan kakinya dengan perlahan.
Kiara meletakkan pesanan itu dengan hati-hati.
"Ini dia pesanannya"
Laki-laki itu hanya mengangguk dan menyuruh Kiara untuk segera pergi, belum menghela napas lega nya. Laki-laki itu memanggilnya kembali.
"Heyy"
Kiara membalikkan tubuhnya dan menghampirinya.
"Kenapa Tuan?"
"Duduk" ucap Arga sembari memakan pesanannya.
Arga memang ada disini, menunggu Kiara. Ia sengaja memakai topi dan kacamata, untuk menutupi wajah tampannya.
"Ma-maaf Tuan, saya sedang sibuk"
Arga tak mengatakan apa pun, tetapi ia mengangkat sebelah tangannya.
Kiara yang bingung hanya mengeryitkan alisnya.
"Ada apa Tuan" ucap Manager cafe itu ia adalah Mr. Davin
"Karyawan mu itu tidak mau mendengar apa yang aku inginkan"
Mr. Davin melihat Kiara yang sedari tadi menunduk.
"Kiara tolong dengarkan apa kata Tuan ini"
Kiara menghembuskan napas kasarnya dan kemudian mengangguk.
"Iya"
Kiara meletakkan nampan itu diatas meja dan duduk.
"Aku tau kau adalah laki-laki yang saat ini menghantui hidupku, sebenarnya siapa kau ini?"
Arga menyeruput cofe dengan santai dan meletakkannya kembali ke atas meja.
"Sudah aku katakan bukan, aku adalah suamimu"
"Tolong jangan bergurau Tuan, tunjukkan saja wajahmu aku sudah tau siapa dirimu"
Arga terkekeh.
"Tidak bisa sayang, kau lihat ini?"
Arga menunjuk nomor meja yang ada tengah.
"Ya aku melihatnya"
"Nomornya berapa?"
"96"
"Sekarang kau mengerti"
Kiara mengernyitkan alisnya.
"Maksudmu? Tolonglah Tuan jangan bercanda" ucap Kiara sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Aku tidak bercanda, tolong dengarkan ini. Yah-- mungkin ini terbilang seperti--- cerita dongeng atau pun fantasi, aku yakin kau tak akan percaya. Tapi ini memang nyata sayang--"
"Ishh tolonglah berhenti memanggilku dengan sebutan sayang"
"Memangnya kenapa? Aku suamimu"
"Kapan kita menikah, aku saja masih kuliah dan bekerja. Dan aku tidak memiliki kekasih atau pun suami"
"Hehe nanti kau akan tahu semuanya"
Kiara masih terdiam tidak mengubris perkataan Arga.
"Kau lihat angka 96 ini, ini adalah dimana aku tidak boleh memperlihatkan wajahku kepadamu. 96 hari lagi aku akan memperlihatkan wajahku"
"Argh pliss aku mohon Tuan kau membicarakan apa, aku tidak mengerti "
"Ahh kau membuatku gemas, nanti kau akan paham sayang. Oh ya aku harus pergi"
Arga beranjak dari tempat duduknya dan pergi.
Kiara masih terdiam.
"Dasar lelaki kurang waras"
"Aku mendengar itu sayang"bisik Arga.
Kiara yang mendengar itu memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Suara itu lagi, tadi laki-laki itu telah pergi dan sekarang.
Kiara menggelengkan kepalanya.
"Hanya halusinasi, hanya halusinasi"
😈😈😈
To be continue
Vote: 20
Comen: 5Next part
KAMU SEDANG MEMBACA
My Apparition Husband
Fantasi⚠FANTASI-ROMANCE⚠ #2 Fantasi 12 januari 2019 Awalnya hidupku biasa-biasa saja, layaknya seperti orang pada umumnya. hidup bahagia bersama keluarga sederhanaku dengan mama dan adik termesumku. Ayahku? Ayahku lari dengan selingkuhan nya, dia lebih me...