Tiga

3.4K 770 6
                                    

"Bibi, apa (Y/n) memang se-dingin itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bibi, apa (Y/n) memang se-dingin itu?"

Wanita paruh baya yang baru saja melangkah keluar dari dapur dengan sebuah baki di tangannya itu tersenyum. Jaehyun sontak berdiri dan membantu menyusun kue labu yang dibawa Bibi Mary.

"Dingin bagaimana?" tanya nya lembut.

Jaehyun mengangkat bahunya. "Dia ketus sekali. Menggemaskan, sih. Tapi terkadang membuat nyaliku ciut juga ketika berhadapan dengannya," jawab Jaehyun asal membuat Bibi Mary tertawa.

Beliau menepuk bahu Jaehyun beberapa kali. "Dia gadis yang menyenangkan, sebenarnya. Ada beberapa alasan yang membuat sifatnya jadi menyebalkan seperti itu."

Lelaki bersurai cokelat emas itu mengangguk. Dalam otaknya dia terus menerka, apa yang bisa membuat seorang gadis manis sepertimu memiliki sikap dingin seperti itu.

"Nak, bukankah kamu harus menemui Ibu mu?" tanya Bibi Mary lagi.

"Tapi—" Jaehyun menoleh ke arah Bibi Mary. "Pekerjaan ku belum selesai. Masih ada satu setengah jam sebelum toko tutup."

Bibi Mary mengibaskan tangannya cepat. "Jangan pikirkan toko. Pergilah, temui Ibu mu dan sampaikan salam ku padanya. Biar aku yang mengurus toko, jangan khawatir."

"Bibi yakin?"

Bibi Mary mengangguk cepat, membuat pemuda Jung itu melepas apron cokelat yang dikenakannya dan mengambil mantel serta tas kecil miliknya sebelum berpamitan.

"Sampai bertemu besok, Bibi Mary!"

Wanita paruh baya itu tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan. "Dia menggemaskan."

-Spring and Autumn-

Jaehyun tersenyum lebar kala kakinya melangkah semakin dekat dengan sang Ibu. Ketika dia berdiri tegap di hadapan beliau, Jaehyun kemudian mengulurkan tangannya untuk meletakkan se-bouquet bunga kecil dalam lemari kaca.

"Halo Ibu! Apa aku terlambat? Kurasa tidak," ujar Jaehyun dengan nada riangnya. "Ibu tahu? Aku bertemu gadis manis yang menggemaskan, tapi sikapnya benar-benar dingin. Astaga, nyaris saja aku beku ketika berdekatan dengannya."

Jaehyun tertawa selama beberapa saat sebelum tawanya mereda dan tatapannya menyendu. Dia menghela napas kemudian tersenyum simpul.

"Bu, Ayah akan menikah lagi minggu depan. Aku tidak ingin datang, ingin disini saja. Bolehkah?"

"(Y/n), jangan berlarian! Perhatikan langkahmu!"

Jaehyun mengerjap beberapa kali sebelum mengedarkan pandangannya ke seluruh arah. Mencari seseorang yang—jika tebakannya benar, dikenalinya.

Dan saat netranya terpaku di satu titik, dimana seorang gadis dengan seorang nenek tua tengah tertawa bersama.

Gadis itu, dirimu. Gadis yang dikenalnya.

"Nek, bagaimana jika setelah ini kita mengunjungi mereka? Aku sudah merindukan mereka lagi."

Jaehyun mengerutkan kening. Siapa mereka? Dan kemana kamu akan pergi? Lagipula, apa seorang Nenek yang bersamamu merupakan kerabat dekatmu? Astaga Jaehyun sangat penasaran

"Baiklah, tapi berjanji dulu untuk tidak berlarian seperti tadi."

Kamu terlihat mengerucutkan bibirnya kesal. "Oh ayolah! Aku ini berjiwa muda, Nek. Terang saja aku masih ingin berlari dan melompat."

Nenek itu tertawa dan menepuk kepalamu lembut. "Baiklah jika itu mau mu anak nakal."

Kamu kembali tertawa dan berjalan menjauh bersama sang Nenek.

Jaehyun mati-matian tidak mendekat, sebisa mungkin dia menekan rasa ingin tahunya saat ini. Namun sepertinya, rasa ingin tahunya mendorong Jaehyun untuk mengenalmu lebih jauh.

-Spring and Autumn-

Season Series - Mei 2018

Season Series - Mei 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Season Series] | Spring and Autumn - Jaehyun VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang