Lima

3.2K 712 6
                                    

Kamu tidak pernah tahu bahwa Takdir akan begitu kejam padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu tidak pernah tahu bahwa Takdir akan begitu kejam padamu. Buktinya Sang Takdir membiarkan Jaehyun terus bertemu dengannmu di luar kebiasaanmu membeli muffin.

Ingin sekali rasanya kamu mengubur diri saat ada Jaehyun di sekitarmu. Kamu merasa risih. Pemuda itu terus mengajakmu berbincang tentang apapun. Sangat amat berisik.

"Jaehyun bisakah kamu tenang? Aku sedang tidak ingin memukul siapapun hari ini."

Yang diperingati hanya tertawa gemas sembari menggigit bibir bawahnya. "Kamu kenapa sangat menggemaskan, sih? Aku jadi ingin menggigit pipi merahmu itu."

Kamu mendelik. "Cobalah gigit pipimu sendiri."

Mendengar itu, Jaehyun kembali tergelak. "Lihat? Oh astaga, kamu benar-benar menggemaskan!"

"Jaehyun! Kubilang berhenti memanggilku manis! Dan lagi, menggemaskan? Kamu pikir aku anak kucing?"

Jaehyun tersenyum dan menatamu lekat. "Ingin minum cokelat hangat?"

"Huh?"

"Pipi dan hidungmu memerah, manis. Kamu kedinginan, benar 'kan? Jadi ayo beli dua gelas cokelat hangat. Jangan berdiam diri di taman seperti ini atau kamu akan mati beku."

Jaehyun menarik tanganmu yang terasa sangat mungil di genggamannya. Gadis mungil dan manis ini, rasanya Jaehyun ingin mendekapmu erat-erat. Melindungi agar kamu tetap aman.

-Spring and Autumn-

Kamu tengah menulis di atas selembar kertas. Sebuah catatan harian, lebih tepatnya. Kamu menulis apa saja yang terjadi hari ini.

Mulai dari kamu yang membeli es krim di musim dingin ini, bermain dengan anak kucing di dekat gang sempit, sampai menghabiskan waktu sore bersama Jaehyun. Pemuda yang begitu menyebalkan.

Dia bahkan menggenggam tanganku. Huh. Dia pikir dia siapa? Memang sih tangannya hangat ta—

Kamu berhenti menulis saat menyadari kalimat apa yang baru saja tanganmu torehkan di atas kertas. Menulis tentang Jaehyun? Ya Tuhan, kamu pasti mengigau.

Namun saat pena hitammu akan bergerak mencoret kalimat tadi, tanganmu justru berhenti dengan sendirinya dan kamu terdiam beberapa saat.

Tanpa kamu duga, beberapa kalimat tertulis dengan rapi dari tanganmu yang menari di atas kertas.

tapi aku menyukai sensasinya. Rasanya hangat, seperti tangan Ayah. Dan lagi, aku hanya menyukai tangannya. Bukan Jaehyun.

Setelah menyelesaikan catatan, kamu membuang pandangan ke arah jendela. Dimana salju kembali turun dan suhu semakin dingin.

"Salju..."

Di lain tempat, Jaehyun menengadah ke langit saat butiran putih jatuh tepat di tangannya.

"Salju..." lirihnya.

Pemuda Jung itu membiarkan tubuhnya bermandikan butiran salju di atas atap rumahnya. Dia bersandar di punggung kursi sembari tetap menengadah.

Mengingat kejadian sore tadi membuat dada juga pipinya terasa hangat. Dia lupa kapan dia terakhir kali merasa seperti ini.

Tapi dia berterima kasih pada gadis mungil yang manis itu. Siapa lagi kalau bukan kamu?

Jaehyun rasa...Jaehyun tertarik pada dirimu.

Ya. Tidak salah lagi.

-Spring and Autumn-

Season Series - Mei 2018

Season Series - Mei 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Season Series] | Spring and Autumn - Jaehyun VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang