Regards

5.2K 731 47
                                    

"Berhenti mengangguku Jung Jaehyun!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berhenti mengangguku Jung Jaehyun!"

"Oho, sudah kukatakan berulang kali jangan sebut marga yang sudah kubuang, Manis. Ingin dapat satu kecupan di bibirmu ya?"

Kamu membulatkan kedua matamu, bibirmu sedikit terbuka, menunjukkan reaksi terkejut dari ucapan yang dilayangkan kekasihmu—astaga kamu merinding saat memikirkan ini.

"Jangan bicara yang tidak-tidak!" serumu galak.

"Kenapa?" Jaehyun mengangkat kedua bahunya acuh. "Lagipula kita akan segera menik—"

"Kubilang jangan bicara yang tidak-tidak Jung Jaehyun!"

Giliran Jaehyun yang membulatkan matanya juga membuka sedikit mulutnya. Jari telunjuknya bahkan menunjuk gadis mungil yang duduk di sampingnya.

"Lihat! Kamu terus memanggil marga yang sudah kubuang. Kemari gadis nakal, aku akan memberikan satu—oh tidak, sepuluh kecupan!"

"Jauhkan tanganmu!"

Bibi Mary tertawa geli di sisi toko roti, sibuk menata kukis keju di toples kaca yang tersusun rapi di rak kayu. Membiarkan sepasang kekasih itu saling melontarkan kalimat pedas namun terdengar menggemaskan.

Akhir-akhir ini kamu memang sengaja datang ke toko roti saat siang hari dan pulang bersama dengan Jaehyun. Ketika ditanya, kalian memiliki alasan yang berbeda.

Jika kamu beralasan Jaehyun yang menyuruhmu menemani pemuda itu bekerja, lain halnya dengan Jaehyun. Dia bilang dirimu sendiri yang memaksa ingin datang ke sini. Entah alasan mana yang benar.

"Kalian seperti pasangan yang akan menikah. Apa kalian sudah merencanakan pernikahan?"

"Tidak akan!" / "Tentu saja."

Kamu mendesah malas. Lelah sekali berdebat dengan Jaehyun perihal masalah ini. Terserah pemuda itu saja.

Bibi Mary kembali tertawa sebelum menghampiri keduanya yang duduk di belakang meja kasir. "Dengar anak muda. Jika kalian ingin menikah, maka aku harus jadi orang pertama yang kalian undang. Mengerti?"

Jaehyun meletakkan tangannya di dada dan berucap dengan pasti, "Dengan segenap hatiku, aku mengundang Bibi Mary yang sangat kucintai—aku juga mencintaimu (Y/n), tenang saja—untuk datang ke pernikahan kami yang akan dilaksanakan di...um—" Jaehyun menoleh ke arah gadisnya. "Kamu ingin melaksanakannya di pekarangan rumahku saja?"

Kamu melirik, lalu membuang pandanganmu. "Terserah."

"Oke baik," lanjut Jaehyun seraya berdeham. "Yang akan dilaksanakan di pekarangan rumahku pada tanggal—sayang, ingin menikah bulan ini atau?"

"Terserah padamu, Jae. Jangan tanya aku."

Jaehyun tertawa. "Baiklah, bulan ini. Jadi Bibi harus datang karena aku akan mempersiapkan semuanya dengan baik."

Bibi Mary turut meletakkan tangannya di dada dan berucap mantap. "Aku, Mary, dengan ini bersaksi bahwa : aku akan datang dengan senang hati ke pernikahan dua anakku bersama kue pengantin buatanku sebagai hadiah untuk mereka yang berbahagia Dalam Nama Tuhan."

Jaehyun tertawa bersama Bibi Mary di saat kam menggelengkan kepalamu dan memejamkan mata.

"Baik. Kalau begitu aku akan kembali ke dapur, merancang dan menyiapkan apa yang perlu kupersiapkan untuk kue pernikahan impian."

Setelah Bibi Mary berlalu, Jaehyun mengubah posisi duduknya menghadapmu dan menatap matamu lekat.

"(Y/n)..."

"Hm?"

"Lihat aku," titahnya.

Kamu menatap Jaehyun seraya menaikkan kedua alismu seakan bertanya, 'apa?'

"Aku serius soal ingin menikahimu."

"Astaga, kamu masih juga—"

"(Y/n) aku serius," potong Jaehyun dengan nada suara yang begitu dalam. Membuatmu mengerjap pelan. "Dengar Manis, ketika aku mengatakan bahwa aku mencintaimu, aku mengatakan yang sesungguhnya. Dan aku ingin mengikatmu dalam sebuah pernikahan agar kamu menjadi milikku, seutuhnya."

"Kupikir kamu bercanda."

"Aku tidak bercanda." Jaehyun meraih tanganmu dan menggenggamnya erat. "Jadi, Nona Roseana, apakah kamu berkenan mengganti namamu dengan nama belakangku?"

Kamu mulai menangis, bahkan saat pemuda itu mengeluarkan sebuah cincin dari saku celananya, kamu terus mengeluarkan cairan sebening kristal dari kedua matamu.

"Jaehyun, aku anak seorang pembunuh..."

Jaehyun tersenyum. "Begitu pula aku, sayang. Jangan pikirkan apapun lagi, kamu dan aku bebas sekarang."

"Jadi menikahlah denganku, Manis. Dan ganti nama belakangmu dari Roseana menjadi Gevariel. (Y/n) Gevariel, Nyonya Gevariel. Mau?"

Kamu terisak kemudian memukul bahu Jaehyun kuat. "Aku tidak mau! Tidak akan pernah mau!"

Jaehyun tertawa hingga lesung pipinya tercetak jelas. "Astaga, gadisku." Pemuda itu buru-buru memakaikan cincin pada jarimu lalu menarikmu dalam pelukan hangatnya.

"Aku membencimu! Sangat amat membencimu!" serumu seraya terisak.

"Aku tahu kamu tidak akan pernah bisa menolakku," ujar Jaehyun penuh percaya diri.

Hari itu, kedua musim yang tidak pernah dipasangkan bersatu. Berakhir dengan cinta pada masing-masingnya.

Jaehyun yang terlihat hangat justru begitu dingin, sebaliknya denganmu. Gadis yang terlihat dingin, justru begitu hangat dan penuh kejutan.

Dan yang diinginkan terkabul, Jaehyun resmi mengganti nama belakangmu menjadi Gevariel akhir bulan ini. Menciptakan suasana bahagia untuk keduanya yang menatap penuh cinta.

Jaehyun Gevariel dan (Y/n) Gevariel.

-Selesai-

Notes :

Hai! Terimakasih banyak sudah baca cerita ini, terimakasih juga sudah mampir dan meninggalkan jejak.

Sekali lagi, terimakasih!

Salam dari Jaehyun dan Muffinpororo

-Spring and Autumn-

Season Series - Mei 2018

Season Series - Mei 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Season Series] | Spring and Autumn - Jaehyun VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang