Kutukan Mipa 2 #2

46 17 5
                                    


Hening diantara keduanya entah itu Ridwan atau pun Rin. Mereka tampak berpikir keras. Raut wajah Rin terlihat seperti sedang meyakinkan, sedangkan Ridwan ia tampak sedang menimbang-nimbang bukti.

"Kalau dia dibunuh, bagaimana kamu dapat menyimpulkan semua ini dengan mudah?" Ridwan memulai lagi percakapan diantara keduanya.

"Spekulasi. Tapi aku tidak bisa menjelaskan selagi ada mereka."

"Rin, apa maksudmu pembunuhnya ada diantara mereka?" Ridwan menatap tajam anak sahabatnya itu.

"Ya mungkin begitu pak. Tapi bukti yang saya miliki belum cukup kuat untuk menuduhnya."

"Kami dari pihak kepolisian sangat berterima kasih karena kamu mau membantu kami. Tapi apa tidak merepotkan jika kamu ikut lagi kedalam masalah seperti ini?"

"Hahaha, yang bapak maksud dia kan? Hem, tidak. Aku yakin dia juga senang kok. Sebenarnya dia itu hanya tsundere." jelas Rin.

"Apa?"

"Ah tidak apa-apa kok pak. Lebih baik bapak bubarkan mereka saja dulu!" Rin tersenyum dan menuju TKP.

"Kak, ayo!" Rin menarik tangan kakaknya itu keluar.

Ridwan dan Joni hanya diam dan terus mengamati mayat Ara. Mereka tak menemukan keanehan sedikit pun.

"Aku tak mengerti jalan pikiran kakak beradik itu. Kenapa bisa mereka berfikir sejauh itu ,ya?"

"Joni, joni. Mungkin mereka menutupi kenyataan dengan banyak spekulasi. Sedangkan kita selalu menutup spekulasi dengan melihat fakta." jelas Ridwan yang disertai anggukan dari Joni.

"Naaa... Mari kita analisis apa yang dapat dijadikan bukti." Rin mata merah muncul dengan sarung tangan khasnya.

Joni dan Ridwan hanya mengamati apa yang dilakukan gadis itu. Yaps, Rin hanya jongkok dan meraba luka bekas irisan itu sambil tersenyum.

"Ketemu... Ketemu wuahahaha... Akhirnya ketemu!!" Rin tertawa senang.

"Kau menemukannya?" tanya Ridwan.

"Tentu saja, karena aku tidak bodoh seperti kalian!" Rin menyibakkan rambutnya dengan tangan kiri yang tak terkena darah.

"Lihat ini!" Rin menarik dasi milik Ara.

"Arahnya kekiri. Jadi kemungkinan dia kidal. Selain itu, jam tangannya juga ada di kanankan?" jelasnya.

Joni mencatat semuanya.

"Dan satu lagi. Lihat sayatan ini!" Rin menarik tangan Raka dan membuatnya kehilangan keseimbangan sehingga dia jongkok disebelah Rin.

"Gimana? Mengertikan, apa maksudku?" Rin menundukkan kepala Raka dengan paksa.

"Aduduh! Sakit tau! Iya iya aku udah tahu kok!" Raka kembali berdiri, juga dengan Rin.

"Kami menyimpulkan bahwa Ara Putriandari kelas 1 Mipa 2 memang dibunuh. Selain bukti bahwa dia seorang kidal, luka sayatannya yang diujung kanan itu lebih dalam. Artinya-" belum selesai Raka menjelaskan, Rin sudah memotong.

"Artinya, dia tidak bunuh diri. Ada dalang dibalik semua ini. Begitu pula pada lima tahun yang lalu! Waahh misteri yang menarik bukan?" Rin menyatukan kelima jarinya didepan wajahnya. Ia terlihat puas dengan apa yang ia temukan.

"Oi, kalian berdua! Cepat urus mayat ini! Berikan pada Lein, biar dia menyelidiki lebih lanjut!" ujar Rin dan lalu pergi.

Ridwan dan Joni mengangguk sambil tersenyum. Hanya bersama gadis itulah mereka diperlakukan seperti itu.

"Siap nona!" jawab mereka serentak.

Raka menunduk tanda hormat pada mereka.

Another Self : In The Shadow Of The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang