Gadis yang Hilang #2

17 3 0
                                    

"Eh? Kakak, Al, Vin, dan juga Jun? Kenapa kalian ada disini?!" Rin terkejut melihat mereka telah berdiri didepan pintu dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Berhenti dan istirahatlah Rin. Kau masih belum sembuh total." perintah Raka dan menghampiri adiknya.

"Maaf, sebentar ya, nyonya. Aku akan berbicara dengan kakakku." Rin tersenyum.

Sedangkan ketiga lelaki itu kagetnya minta ampun. Pasalnya mereka tahu dia bukan Rin tapi Aka. Dan anehnya Aka bisa tersenyum ramah.

Rin menggiring mereka berempat keluar.
"Kenapa kalian datang?" tanya Rin malas sambil melepaskan kacamatanya.

"Ahahaha, ternya akting ya." Raka tertawa tapi bingung juga.

"Sudah, cepat katakan.. Aku nggak mau buang-buang waktu."

"Ah, ok ok. Emm.. Apa kau bersama Pak Ridwan?" tanya Raka.

"Kau gila ya??! Untuk apa aku mengajak rosokan yang siap dipensiunkan itu?!"

"Rin! Apa yang kau katakan?!" bentak Jun. Dan Rin seketika berubah ekspresinya.

"Maaf. Maksudku, aku bisa sendiri untuk kasus ini." Rin menghela nafas. "Ok, karena sekarang ada kalian.... Jadi aku tak sendiri. Sudahlah, ayo kita cari si gadis yang hilang itu!" Aka Rin, tersenyum dan masuk kedalam rumah itu lagi.

Apa ini jawabannya? Tanya Aldo dalam hati.

Mereka pun kembali masuk kedalam rumah dan mulai menggeledah seluruh isi kamar.

"Nggak ada petunjuk." keluh Rin. "Aku hanya dapat diary dengan bercak darah. Aku nggak tau dia dimana. Tapi dengan diary itu aku tahu dia tidak sendirian."

"Sebentar. Coba lihat sketsa ini!" Aldo memberikan selembar kertas berisi sebuah pondok ditengahnya ada pohon yang tumbuh.

"Ada apa?" tanya Raka yang penasaran.

"Aku tahu tempat ini. Ini adalah pondok di tengah hutan timur. Aku pernah kesana dulu."

"Akh, tempat itu ya? Tempat yang kita lewati sewaktu berburu dengan kak Bayu ya?" Jun teringat saat setahun yang lalu ketika kakaknya Aldo mengajak mereka berburu.

"Heem ya begitu lah." Aldo memaksakan tersenyum, ia tidak mau lagi marahan dengan kawannya ini. Toh dari tatapan Rin ke Jun, sudah sangat jelas kalau Rin suka dengan Jun.

"Ok, jadi apakah kita akan mencoba kesana‚ Nona detektif?" Kevin merangkul pundak Rin dan dibalas tatapan 'kamu sudah bosan hidup apa?!' oleh Rin yang saat ini dikuasai Aka.

"Ahahahaha. Ok. Takkan kusentuh lagi." Kevin mundur teratur dan mendapat toyoran dari Raka.

"Jangan macam-macam kalau kau masih ingin hidup, Vin. Hehe.."

"Kak, kakak ke sini bawa mobil?"

"Tidak, tapi Aldo yang bawa."

"Ok, Al. Ayo kita berangkat."

"Aku tidak ikut." Jun angkat bicara.

"Aku bersama Jun." sahut Kevin.

"Aku juga." sahut Raka.

"Jadi, kalian berdua saja." tambah Jun.

Rin mengangguk dan menggandeng tangan Aldo. "Ya sudah. Ayo Al, aku nggak mau buang-buang waktu."

***

Didalam sebuah pondok, seorang gadis tengah berbaring dan bicara lewat televon.

"Kau benar, kakak. Sekarang aku lebih bahagia."

.....

"Heem tentu saja. Mereka tak akan tahu dimana tempat ku sekarang.'

.....

"Tidak, aku tak mungkin menyakitinya. Akukan sahabatnya."

......

"Ya, aku membawanya."

.....

"Kenapa? Kenapa kau tak bisa datang?"

.....

"Aku tidak bisa. Aku tidak mau sendiri. Aku ingin bersama kakak."

....

"Tidak!! Aku ingin kakak disini!!!!" gadis itu terlihat marah.

....

"Ok, jika kakak tak datang dalam 3 hari. Kau sudah pasti hanya akan melihat mayatku!" putusnya.

Kemudian ia mengambil sebuah botol kecil yang berisi obat dan meminum semua kapletnya tanpa sisa.

"Selamat tidur." katanya kemudian.

***

Yeah.. Bagaimana readers? Seru? Atau membosankan? Hehe.. Ini adalah hasil kebut semalam. Btw, ini tanggal 23 April ya. Berarti ini hari ke 2 SMP UNBK kah? Ok. Kalau begitu semangat ya. Jangan sampai salah pilih. @Yudhistirayudhi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Self : In The Shadow Of The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang