Yang Tertidur Pulas #2

24 13 6
                                    

"Mayat?"
Raka memicingkan matanya.

"Kamu tidak sedang ngigau kan, Jun?" tanya Raka.

"Sumpah! Aku tadi lihat pake kepala mataku sendiri!" jawab Jun sambil ngos-ngosan.

"Iya, kami percaya. Tapi kenapa kamu sampai ngos-ngosan kayak gitu sih? Bukannya kemaren waktu kasusnya Mipa 2 kamu juga melihat mayat?" lanjut Raka.

Rin hanya terdiam memikirkan sesuatu. Ia terlihat berfikir keras.

"Ada apa Rin?" tanya Kevin yang menyadarinya.

"Tidak apa-apa. Jun, bisa antarkan kami ketempat itu? Dan kakak, bisa hubungi Pak Ridwan sekarang?"

Dengan refleksnya, Rin menggandeng lengan Jun dan mengajaknya untuk ke tempat diamana Jun menemukan mayat itu.

Bagi Raka mungkin ini sudah biasa, karena dia sering diseperti itukan oleh Rin. Tapi bagi Aldo malah sungguh luar biasa. Dadanya sedikit sesak, dan ia ingin menarik tangan Rin yang menggenggam erat lengan Jun. Dalam hatinya ia mengumpat kesal atas pemandangan yang tersaji didepannya.

"Kelihatan jelas lho, Do." bisik Kevin dan lalu menyadarkan Aldo.

Sampai ditempat yang dimaksud Jun, mereka dihadapkan pemandangan tebing setinggi empat meter. Dan tepat dibawah mereka jasad seseorang yang sudah menulang, tengah menelungkup ditanah yang tertutup rerumputan.

Kevin dan Aldo refleks berjingkat dan mundur.

"A a ahahahaha... Wow! Wow! Rasanya lama sekali aku tidak bangun! Ahahahaha..." Rin malah tertawa.

Raka bergidik ngeri. Kiirin, begitulah ia menyebutnya. Raka tak pernah memberi tahu apapun pasal Akarin yang memang sudah biasa membantunya menyelesaikan penyelidikkan. Tapi kalau untuk Kii-chan, dia memang pintar, tapi melebihi batas dan sikap hyperactivenya itu sangatlah merepotkan.

"Lihatlah ini baik-baik! Tubuhnya sudah hancur dan menjadi tulang tapi masih utuh! Ahahahaha... Beruntungnya orang ini." Rin mengelus kepala yang sudah berwujud tengkorak dengan banyak lumut daun yang sudah mengering.

Raka memijat keningnya saat melihat apa yang dilakukan adiknya dan lalu berkutat dengan hpnya. Sedangkan Aldo dan Kevin terlihat ketakutan.

"Rin, apa yang kau lakukan?" Jun perlahan mendekati Rin.

"Jun, aku sedang mengamati tulang-tulang ini. Dan ternyata dia adalah wanita, emm... dari pakaiannya dan juga kemiringan ubun-ubunnya sih... Dan lihat!" Refleks tangan kiri Rin yang belum menyentuh jasad itu menarik tubuh Jun dan posisinya sama persis waktu Rin menarik tangan Raka. Hanya saja, Jun sedikit menjauh dari tubuh Rin dan berdiri lagi dengan cepat.

Aldo kembali merasakan sesak tak karuan dalam dirinya.

"Tulang ini begitu indah dalam balutan lumut yang menggantikan daging. Menakjubkan!" Rin juga ikut berdiri.

"Yosh! Akan ku bawa pulang!" serunya.

Raka bergeleng.

"Halo? Pak Ridwan, bisakah bapak datang kemari? Alamatnya sudah ku kirimkan."

"...."

"Ya, saya tunggu." Raka menutup hpnya.

Ia tahu benar bagaimana reaksi adiknya setelah ini. Yaps, Rin jongkok dan menangis. Kali ini mata kanannya jelas terlihat berwarna kuning.

Ah.. Kii, kenapa kau datang sih? Batin Raka sedikit kesal karena kedatangan Kiirin.

"Hidoi yo, Rei-nii.. Hidoi... Huwa..." Rin menangis keras. Dengan refleks, Jun yang berada didekatnya langsung dipeluk.

"Rin, jangan seperti ini.." kata Jun menenangkan.

"Demo Rei nii hidoi yo..".

"Gomenne Rin. Watashi wa wakaranai kedo.. Moi yo Rin. Setiap orang pasti memiliki keluarga, dan pasti keluarga mayat ini pasti merindukannya." jelas Jun.

Semua terdiam, tak ada yang tahu kalau Jun juga bisa bicara dalam bahasa Jepang.

"Emm, wakata. Ne, Jun... Arigatou, watashi wa anata suki." Rin memberat. Kali ini ia kehilangan kesadaran lagi.

Aldo tidak tahu apa yang Rin katakan, namun ia sangat cemburu melihat Rin yang begitu nyaman berada dipelukan Jun.

Raka yang tahu persis apa yang dikatakan adiknya hanya diam. Ia sadar dan yakin betul bahwa Aldo mencintai Rin. Tapi Jun juga cinta dengan Rin, dan yang ia takutkan terjadi. Rin jatuh cinta pada salah satu diantara mereka, yaitu Jun.

Tidak bisa Rin, aku lebih memilih Aldo, sahabatku sendiri. Batin Jun yang tak karuan karena sebenarnya ia juga mencintai gadis yang kini terlelap dalam dekapannya.

***

Yo yo yo... Konichiwa minna san... Bingung ya kenapa Rin dan Raka bisa bahasa jepang? Jawabannya adalah... Ibu dari mereka berdua adalah orang jepang. Dan kenapa Jun juga bisa? Jawabannya adalah..........
Jun seorang otaku..

Hahahaha.. (Garing)

Oh ya. Maaf part yang sekarang pendek. Abis, Kii-Rin lumayan merepotkan dengan sikapnya yang kekanak-kanakan.

Salam dari Arcadia.

💕💕💕👍👍 untuk semua readers...

Another Self : In The Shadow Of The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang