Gadis yang Hilang #1

13 1 0
                                    

Tidak ada yang membaik semenjak kejadian di lorong rumah sakit. Al semakin dingin dan tak ingin disentuh. Sedangkan Jun hanya menunggu saat yang tepat untuk bicara dengan Aldo. Lalu bagaimana dengan Kevin? Oh, bagai air diatas daun talas. Ia bahkan tidak bisa berpihak pada salah satunya.

Kevin kini sedang berjalan menuju tempat Raka yang baru saja menghubunginya. Kevin tidaklah bodoh seperti penampilannya, jadi ia dengan senang hati datang tanpa mengatakan apapun pada sahabatnya.

"Yo, ada apa?" Kevin memukul pundak Raka pelan.

Raka tersenyum melihat kehadiran Kevin yang hanya sendiri. "Sudah ku duga." katanya.

Kevin yang paham maksudnya pun juga tersenyum. "Lo udah tau?"

"Hanya tebakan, kok. Jadi bagaimana keadaan mereka? Sudah baikan?" tanya Raka penuh minat.

"Nggak, nggak ada yang baik. Malah tambah parah. Ya.. Bisa dibilang perang dingin. Gue udah nggak sanggup jadi blok netral. Rasanya pengen nonjok mereka berdua terus gue teriak kalau yang mereka lakukan sia-sia." Kevin mengacak rambut dengan frustasi.

"Kapan Rin kembali?" tanyanya tiba-tiba.

"Dia sudah kembali. Hanya saja dia masih tidak mau sekolah." ekspresi Raka berubah kecewa.

"Gue tebak. Rin tau kalau Jun suka sama dia?"

Raka mengangguk.

"Dan... Rin suka sama Jun?" Kevin sebenarnya ragu dengan apa yang ia tanyakan. Namun, Raka kembali mengangguk.

"Ia juga menyukai Aldo, bahkan dirimu. Vin, Rin bukan orang yang bodoh. Kau tau kan sudah banyak kasus yang dia selesaikan dan tentu..." belum selesai bicara, hp Raka berdering. "Sebentar, ya?" Raka berbalik dan pergi meninggalkan Kevin.

Kevin nyengir kuda dan mengangguk.

Raka kembali dengan wajah cemas. Kevin yang menyadari langsung bertanya.

"Rin sedang melakukan investigasi lagi. Tapi kali ini bukan dengan mayat. Ia mengambil kasus orang hilang."

Kevin diam, dia tak tahu respon seperti apa untuk berita ini.

"Kii-chan dan Aka-chan bisa bangkit lagi..."

Ting!!! Cemerlang sekali...

"Gue beritahu Aldo dan Jun dulu.. Lo sms tempatnya dimana!" Kevin berlari menjauhi Raka.

***

Di tempat lain, Rin tiada henti-hentinya menenangkan seorang wanita paruh baya dari tangisnya.

Menyusahkan sekali!! Mengganggu investigasiku saja!!!

"Nyonya, kalau boleh tahu, kapan terakhir kali Diana pergi sebelum hari dimana ia menghilang?" sial!! Sial!! Sial!!!!!!!! Aku benci sopan! Aku benci ini terlalu naif!!

"Se-seminggu sebelum ia menghilang aku dan suamiku bertengkar.. Dan dia pergi " wanita itu mengusap air matanya " mungkin dia tak mau ikut campur, jadi ia pergi.. "

Bodoh!! Orang tua bodoh!!! Kenapa mesti bertengkar sih hah???

"Ok, baiklah..  Kalau begitu maukah ibu menunjukkan tempat favorit Diana di rumah ini?" Rin berusaha dengan baik agar tetap sopan.

Wanita itu mengangguk dan menunjuk sebuah ruangan. "Ia akan mengurung diri didalam sana ketika kami bertengkar."

Sialan!!! Kalau bukan karena anaknya yang hilang aku pasti akan menusuknya! Akhhhh.. Pakaian mu saja seperti pelacur! Jika aku Diana mungkin kau sudah menjadi tulang, nyonya! Sudut bibir kiri Rin terangkat. Dan dengan seringaiannya ia berjalan mendekati ruangan itu.

Aroma buku tercium saat Rin membuka pintu itu. Rin menatap sekeliling tempat itu dan mulai mencari hal yang menurutnya janggal. Kemudian pandangannya berhenti pada sebuah buku yang tergeletak dimeja. Ia membukanya dan membaca setiap lembar dari buku itu.

24 Maret
Ada hal yang selalu aku sembunyikan dari Mama dan Papa.

25 Maret
Ketika aku masuk rumah papa menampar mama

26 Maret
Untuk saat ini aku cukup tenang

27 Maret
Dia datang.. Akhirnya..

28 Maret
Aku sekarang punya teman

29 Maret
Nikmatilah kehidupanmu.. Itulah yang ia katakan..

30 Maret
Kemarin mama papa ternyata bertengkar lagi..

31 Maret
Aku masih sedih, papa tidak pulang

1 April
Kunci lemariku hilang..

2 April
Bagaimana ini.... Kunciku masih belum ketemu..

3 April
Aku takut... Aku takut.. Aku ingin pergi.

Rin menutup bukunya, karena halaman selanjutnya hanyalah berisi bercak darah. Ia pun memasukkan buku itu kedalam plastik dan siap untuk di ajukan pada Lein.

Rin tersenyum miring, ia menyadari sesuatu dari tulisan itu. Ia pun berjalan menghampiri wanita paruh baya yang tengah duduk dan mengusap air matanya.

"Nyonya boleh kah saya masuk ke kamar Diana?"

****

Heyyyy yo... Akhirnya..... UN sudah berakhir.... Uwu... Tinggal nunggu pengumunan... Yeayyyy...
Ok.. Terima kasih buat yang udah mau baca cerita aku... Love you all.. Hehe.. Salam hangat dari Arcadia..😘😘😘😘

Another Self : In The Shadow Of The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang