after sunset,
matahari sudah berniat masuk ke peristirahatan, sinarnya masih sempat menerpa wajah lelah ryujin.
ryujin belum pulang, masih sibuk menggerutu diatas benda persegi penimbul candu bagi penggunanya.
berdecak kesal seraya menutup ponselnya lumayan marah, "ck hwall anjing malah ditinggalin."
matanya mengintip sedikit kedalam saku dada kirinya, tinggal 2 ribu.
bisa untuk angkot bukan? iya, sayangnya angkot terakhir sudah berangkat 1 jam yang lalu.
ryujin pasrah, duduk sebentar didepan pagar sambil menekuk lututnya.
padahal kotor, yaudah, terlanjur kotor hasil main bola lapang tadi.
air minumnya habis total sedangkan si tenggorokan sudah minta dibasuh dengan air karena kering.
ryujin melirik sekilas kearah jalanan kosong sedangkan sang surya dengan tega meninggalkan ryujin didepan pagar bangunan tua besar sendirian.
sudah mulai gelap dan ryujin belum pulang.
berniat bangkit dan pulang dengan jalan kaki, ryujin melihat seseorang keluar sekolah dengan tas ransel biru disampirkan sebelah.
oh masih ada yang belum pulang juga?
ryujin mendekat. namun mundur lagi.
ingin sekali ryujin mendekati lalu dengan tidak tau malunya tos kemudian minta diantar pulang.
tapi pria didepan itu renjun.
ryujin terlalu gengsi, gengsinya sudah mendarah daging.
tapi gimana pulangnya dong?
"ngapain?"
renjun membuka mulutnya pertama kali ini. ryujin menoleh, "gua?"
renjun diam, jawabannya iya. "ga ngapa-ngapain lah," balasnya nyolot.
"udah malem,"
ryujin mengerutkan keningnya, mencebik kemudian. tetangga gua juga tau lah??????
"woy,"
renjun menghela nafas panjang, memakirkan sepeda motornya keluar lalu berhenti tepat didepan gadis berambut sebahu itu.
"naik, duit gue habis, batre hp juga. gabisa pesenin grab, cepet bunda gue udah nelfon."
ryujin naik dengan antusias, walau dalam pikirannya dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan renjun.
"udah bos!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] beautiful feeling, renryu. ✓
Fanficsenyawa rusuh penyingkir sendu. © anjae-min, 2O18