14

58 3 0
                                    

Setelah satu jam lebih akhirnya Dohan bisa keluar dari rumahnya dengan bantuan kak Doni. Dimana kak Doni berpura-pura menyamar sebagai dirinya dan pergi ke sebuah tempat untuk melakukan konferensi pers secara resmi dengan dalih untuk mengelabui reporter agar segera menyingkir dari depan rumah Dohan. Dan untungnya reporter percaya karena dia melihat Dohan keluar rumah dengan mobilnya menuju tempat itu. Padahal yang ada dalam mobil itu adalah kak Doni.

Setelah dirasa cukup aman , Dohan yang menggunakan jaket hitam dan menggunakan masker serta topi untuk menutupi identitasnya keluar rumah dan segera pergi ke tempat Lisa menggunakan taksi.

Sesampainya di depan gedung apartemen Lisa,  Dohan segera masuk dengan melewati pintu basemen agar tidak ada yang curiga. Diapun rela menggunakan tangga untuk menuju ke tempat apartemen Lisa yang ada di lantai 20.

Setelah tepat berada di depan pintu apartemen Lisa dengan nada yang ngos-ngos san serta keringat yang bercucuran, Dohan menekan bel apartemen Lisa. Hingga bel yang ketiga, baru terdengar suara pintu yang dibuka. Tepat sekali karena yang membuka adalah Lisa.

Lisa kaget melihat adanya Dohan di depan matanya.

"Lisa... "- sapa Dohan dengan nada yang masih ngos-ngosan.

"Dohan... Apa yang... Oh Tuhan kenapa kau berkeringat banyak seperti ini?! " -kata Lisa khawatir sambil memegang kedua pipi Dohan.

"Aku ingin menjelaskan masalah...-"

"oke , sekarang masuklah. "- kata Lisa sambil menarik Dohan masuk ke dalam apartemennya dan ia pun mendudukkan Dohan di sofa ruang tamu.

Melihat perilaku Lisa yang beraninya menarik tangannya dan mendudukkan Dohan dengan kasar tadi, meyakinkan Dohan kalau Lisa masih marah padanya. Terlebih lagi setelah mendudukkan Dohan, Lisa segera pergi dari hadapannya begitu saja. Melihat itu Dohan hanya bisa diam dan mencoba mengatur nafasnya yang masih ngos-ngos san dan sesekali dia mengedarkan pandangan ke ruangan apartemen Lisa yang sederhana karena baru kali ini dia berada di apartemen kekasihnya.

Beberapa menit kemudian, Lisa muncul dengan membawakan minuman dingin dengan gelas yang cukup besar dan menyodorkanya pada Dohan.

"Jangan bengong,  minum ini. Aku tau kamu haus. "- kata Lisa ketus.

"Oh.. Makasih. "- kata Dohan canggung dan mengambil minuman dingin itu dan segera meminumnya. Benar kata Lisa kalau dia haus sekali,  hingga minuman pada gelas itu habis ia teguk.

"Bodoh. "- ejek Lisa yang sekarang telah duduk di sebelahnya.

"hah?! "- tanya Dohan sambil melihat Lisa dan menaikkan satu alisnya tanda ia tak mengerti apa yang dikatakan Lisa barusan.

"Ya kamu itu bodoh!  Sudah tau ada lift,  kenapa masih lewat tangga?! "- kata Lisa ketus.

"Kenapa kau bisa... "

"Dengan lihat nafas dan keringatmu saja aku sudah tahu Dohan. Apa kamu gila?!  Ini lantai 20 dan kamu lewat tangga. Kamu benar-benar kehilangan akal ya ? "-kata Lisa dan semakin mendekat ke arah Dohan dan membersihkan keringat Dohan yang ada di wajahnya saat ini. "Buka jaketmu, aku akan mengambil remote AC untuk menurunkan suhunya agar keringatmu cepat hilang. "- kata Lisa hendak beranjak dari duduknya tapi tanganya segera di sergah Dohan hingga akhirnya dia duduk lagi.

"Ada apa lagi sih?! " tanya Lisa jengkel. Tiba-tiba Dohan segera memeluk Lisa erat. Saking eratnya hingga Lisa memekik kesakitan.

"Aw.. Dohan aku tak bisa nafas. "- kata Lisa memukul bahu Dohan.

"Kau tau aku khawatir padamu Lisa. aku takut kamu marah dan meninggalkanku. Kenapa kamu malah mengkhawatirkan keringatku ini dan berulah seolah tak terjadi apa-apa?! " - kata Dohan melepas pelukan Lisa dan memegang kedua bahu Lisa sambil menatap dengan tatapan tajam.

Modelling in Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang