8

50 4 0
                                    

Lisa yang berada di taksi mencoba untuk menelepon Dohan tapi nomornya tidak aktif. Kemudian dia terpikirkan untuk menelepon manager Dohan.

"Hallo kakak dimana sekarang? Ada yang perlu aku bicarakan dengan kakak saat ini. Aku telepon Dohan tapi ponselnya nggak aktif. "

"Maaf Lis, nanti saja ya teleponnya. Kakak sedang ada urusan di kantor. "

"Baik aku akan temui kakak dikantor. Sekarang aku sudah sampai, aku perlu bicara dengan kakak. "

"Tapi Lis.. Tutt tutt tutt"

Lisa menutup teleponnya dan segera turun dari taksi sambil memakai masker menuju kantornya. Sesampainya di dalam kantor dia berpapasan dengan Sherin yang akan menuju ruang CEO. Lisa semakin yakin kalau wanita itu yang dia temui di kantor tantenya waktu itu.

Tiba-tiba karyawan lain mengenali Lisa yang masih memakai masker untuk menutupi wajahnya.

"Lisa... Apa yang kau lakukan disini? "- kata salah satu karyawan disitu.

"Aku perlu bertemu dengan kak Doni manager Dohan. Dia disini kan? " - kata Lisa sambil membuka maskernya.

"Sebaiknya kamu jangan disini dulu. Suasana lagi ricuh. Apa kau sudah nonton berita? " - kata karyawan itu.

"Sudah sudah. Tapi... " - Lisa tidak meneruskan kalimatmya karena dia melihat manager Dohan dari kejauhan dan memberi kode dengan lambaian tanganya.

Tapi lambaiannya diacuhkan dan manager Dohan masuk ke ruang rapat.

"Sebaiknya kau pergi saja Lisa. Jika kau tak ingin mendapat masalah karena saat ini CEO sangat marah. "- kata karyawan itu.

"Apa kau percaya dengan berita itu? " - tanya Lisa pada karyawan itu.

"Tidak. Sebenarnya... "- tiba - tiba karyawan itu membisikkan sesuatu pada Lisa.

¢¢¢¢

Saat ini Lisa berjalan di lorong menuju apartemenya sambil melamun. Dia mengingat perkataan karyawan tadi.

"Sebenarnya Sherin dan Dohan hanya berpura-pura pacaran untuk menutupi skandal Dohan sebelumnya. Jadi tidak mungkin jika Dohan memukul Sherin. Mereka sangat jarang pergi berduaan kalau bukan karena kerjaan. Itu hanya akal akalan Sherin saja untuk menjatuhkan citra Dohan. "

Lisa melamunkan perkataan karyawan tadi yang menyebutkan kalau Sherin dan Dohan hanya berpura-pura pacaran. Seketika Lisa merasa senang dan lega. Karena selama ini dia selalu menyangkal dan menjaga jarak saat Dohan perhatian padanya.

Sesampainya didalam apartemen , Disti langsung mengomel pada Lisa.

"Lisa, kamu kemana aja sih? Kamu kenapa? Jelasin - jelasin sekarang? "- kata Disti sambil menyeret Lisa dan duduk di sofa ruang tamu.

"ih sifat kepo kamu masih tetep aja sih Dis. Aku tadi ke kantor sebentar karena melihat berita Dohan tadi. Aku... Aku hanya khawatir saja. "- kata Lisa.

"Emm khawatir apa ...? ih muka kamu merah tuh. "- goda Disti.

"Apaan sih kamu ,Dis. "- kata Lisa sambil memegang pipinya.

"Iya - iya. Tapi Dohan kasar banget sama ceweknya. Masa tega banget mukul cewek segitunya. Terus ya Lis, Dohan itu terkenal playboy dan dia pernah jalin hubungan sama tante-tante. Tapi itu gosipnya sih. "- kata Disti.

"Hemm kamu mirip sama tante tau kalau ngomong. Itu kan hanya gosip. Dohan juga cuman pura-pura kok sama Sherin. Oops! "- kata Lisa yang tiba-tiba menutup mulutnya sendiri karena baru tersadar kalau barusan dia keceplosan.

Modelling in Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang