Ada apa dengan dia??

49 16 4
                                    


Ya Allah, ada apa dengan kemarin? Kenapa sahabatku Azki menjadi seperti itu? Dan mengapa lelaki bersuara merdu itu tidak terlihat?

Waktu telah menunjukan sore hari dan aku teringat bahwa hari ini akan ada tausiyah dari Azki, dimataku sekarang Azki bukan seperti Azki yang dulu, dia sangat berubah, dan aku sedih melihat sahabatku yang dulu MasyaAllah ilmunya serta akhlaknya menjadi seperti ini, apakah dia depressi karena menjadi murid yang alim dari dulu?atau aku yang tidak tahu apa-apa tentang nya? entahlah..

~~~

Dibawah pohon taman kampus biasanya aku melantunkan ayat suci Al-Qur'an sekalian menghafal atau muraja'ah, aku memilih untuk menghindar dari keramaian, agar aku bisa fokus dengan target hafalan, karena mungkin nanti semester depan aku akan disibukkan oleh urusan kampus.

"Teh Qila, dicari ka Akbar di kantin" ujar seorang mahasiswi, yang sepertinya dari fakultas kesehatan, karena tercium bau betadine dari tangannya.

"Ah.. iya makasih ya.." ujarku.

~~~

"Akbar? Ada apa?" tanyaku kaget karena melihat wajah Akbar yang penuh dengan kesedihan, aku heran ada apa dengan Akbar yang tiba-tiba sering mencariku?

"Qila.. qila harus do'ain yang terbaik buat Azki ya, semoga tausiyah ntar sore berjalan dengan lancar.." ujar Akbar dengan nada yang merendah.

"InsyaAllah.. Azki bisa ko.. dia kan pintar bar.. gausah khawatir!"

"Qila .. kamu mau sahabatan sama Azki kaya dulu lagi?" tanya Akbar dengan penuh harap.

"Aku memang masih menganggap Azki sahabatku bar.. tapi sikap Azki yang kemarin itu buat aku kecewa banget, mungkin kata 'sahabat' diantara aku dan Azki, aku pikir-pikir lagi.." jawabku dengan nada merendah, karena mendadak kepalaku sakit lagi.

"Aku berharap sama kamu Qil.. kamu satu-satunya perempuan yang hijrah totalitasnya sangat luar biasa... dan aku percaya urusan lelaki kamu bisa mengatasinya.." jawab Akbar sambil pergi meninggalkanku.


Aku terdiam heran, sangat heran... rasa bingung ini semakin aneh. Kemarin aku bertemu Azki dan aku merasa bahwa itu bukan sosok Azki yang aku kenal, yang buat aku semakin aneh itu, kenapa ketika nama Azki terdengar di telingaku itu rasanya sakit, dan kepalaku menjadi pusing, seperti ada yang mencoba membisikkan tentang suatu hal padaku tetapi aku menolaknya, ada apa?.


16.00 (Alarm)

[Tausiyah Kampus sama Azki]

Sekarang aku dan Nashwa pergi ke masjid kampus untuk mendengarkan tausiyah dari Azki, aku mencoba melupakan semua perkataan yang Akbar tanyakan saat di kantin.

Kulihat loker penyimpanan mukena terlebih dahulu sebelum duduk dalam majelis. Kulihat kertas-kertas yang kubuat lucu dengan warna-warna yang berbeda-beda, aku tertawa, apa sebegitu sukanya aku dengan lelaki bersuara merdu itu? Padahal wajahnya saja aku tak tahu, akupun tertawa kecil.

"heh tuh kan.. kebiasaan masuk masjid pasti deh ketawa-ketawa sendiri kesel nih dicuekin sahabatnya.." ujar Nashwa

"Eh.. hehehe, sahabat emang tau segalanya jadi sayang deh.." tanyaku mencoba menghibur Nashwa.

"kamu masih mencari lelaki itu Qil..?"

"ga mencari sih.. cuman pengen denger aja suaranya..dari kemarin aku ga denger suara dia.."

"hm.. sabar ya Qil.. aku percaya urusan lelaki kamu yang terbaik.." jawab Nashwa yang entah mengapa matanya tampak menyembunyikan sesuatu dariku.

Acara tausiyah itu berlangsung dengan lancar, diakhiri dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Azki, setelah selesai kajian materinya ada jeda 5 menit sebelum pembacaan Ayat suci Al-Qur'an, kulihat Azki berdiri didepan sana, dia menatapku, aku biasa saja, karena mungkin dia sahabatku dulu dan aku terbiasa dengannya, tapi kenapa tatapan Azki sangat lemah, seolah-olah tatapan seorang ibu kepada anaknya yang sakit? Aneh, kemarin dia menyebalkan, kenapa sekarang terlihat sempurna?setelah dilihat lagi.. tatapan mata itu seperti mahasiswa hafizh yang waktu itu aku lihat dengan bunda di kajian.

"Qila! Hidung kamu mimisan" Nashwa mengelap darahku yang sudah menetes menuju bibir dengan lengan gamisnya.

"Wah iya astagfirullah.. aku ga sadar...makasih Nash.."

"Hayu kita ke UKS aja, gausah dengerin penutupannya!" jawab Nashwa panik.

"Iya hayu.."

Ketika kaki ini melangkah menuju pintu keluar mushola, Azki mulai membaca ayat suci Al-Qur'an itu.

Deg!

Suara itu! Kenapa suara itu mirip seperti lelaki yang biasa kutunggu di masjid kampus, ntar dulu! Suara itu juga mirip sama suara mahasiswa hafizh yang pernah kutemui waktu kajian sama bunda!

Aku menyipitkan mata, pandanganku mulai buram, kepalaku sudah sangat sakit, terdengar Nashwa berteriak namaku, namun aku tak sanggup untuk menjawabnya, gelap sudah semua.

Mengapa semua seperti menyembunyikan rahasia dariku? Ada apa sebenarnya ? tolong jelaskan! Kenapa mendengar suara itu aku selalu bersedih? Mengapa seperti banyak yang memiliki suara selembut lelaki yang selalu ku tunggu di masjid kampus? Ada apa? Bunda.. Nashwa... Bar.. kenapa aku bisa seperti ini, gumamku dalam hati.

"AQILA!!! QILAA...!!! Hey kalian yang lagi didalam masjid! Anak fakultas kesehatan tolongin nihhh! Qila pingsan!!! Woiiii!!"

Akbar berlari menghampiri Nashwa dan Qila.

"Pengaruh trauma Qila masih ada ya Nash.." tanya Akbar sambil mencoba menggendong Qila.

"Bar... gue takut.. ada Azki disini.."

Pria bersuara merdu itu menghampiri Qila.

Diantara dua Pria bersuara merduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang