Datang dari masa lalu

47 18 2
                                    

aku bukan Aisyah yang sangat cerdas dalam hal apapun, aku hanyalah wanita biasa yang bahkan soal cinta aku ragu untuk memilikinya

~~~

Setelah kejadian kemarin aku benar-benar ingin melupakan suara lelaki itu, aku tak mau belajarku gagal karena perihal lelaki, biarlah nanti saja aku merasakannya.

Hari ini sedang ada acara yang cukup besar, karena mengundang bintang tamu seorang penulis, tentu saja aku tak mau ketinggalan untuk ikut hadir dalam acara itu. Di kampus aku tidak terlalu gaul seperti teman yang lainnya, aku memiliki satu sahabat  namanya Nashwa, dan kita memiliki hobi yang sama yaitu menulis, tapi bedanya dia menulis dan sudah memiliki banyak karya, namun aku? hanya sebatas buku diary .

"Qila kok gue ngerasa aneh ya kenapa ngeliat lo hari ini serasa beda gitu... " Nashwa mengalihkan perhatianku yang sedang sibuk melihat-lihat buku hasil karya bintang tamu. 

"Beda gimana? kerudung aku aneh yaa Nash?? miring sebelah?? apa kelihatan rambut???" jawabku dengan panik

"ahah apaan sih Qil... lo tuh cantik mau kerudungnya berantakan juga tetep cantik, tp serius kamu ga berantakan koo kerudungnya, yang gue anehin itu liatt tuh.. barisan para mahasiswa yang sibuk dari tadi ngeliatin lo .. iri gue.. lo banyakk banget sih yang suka" Nashwa membalas sambil menunjuk ke arah mahasiswa yang sedang berkumpul di sebuah stand bazar.

"Astagfirullah.. emang iya ngeliatin terus?? ih malu ah, pergi aja yu.. kita ke masjid udah jam 09.00 kita duha dulu" .

~~~

Memasuki masjid ini, benar-benar hal yang sangat kusukai. Oiya dimasjid ini aku menyimpan surat-surat didalam loker khusus menyimpan mukena mahasiswi disini, dalam surat-surat ini berisi tentang lelaki bersuara merdu itu, dari pertama kali aku mendengarnya sampai detik ini kutuliskan lagi tentangnya.

 Waktu menunjukan pukul 10.00 dan aku masih belum mendengar suara merdu itu, kenapa mendadak tidak ada? kulihat lantai bawah masjid, memang sepi tak ada satu mahasiswa pun, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kantin dengan Nashwa.

"Qila.... hey Qila...." ujar seorang mahasiswa diujung jalan kantin. Saat aku melihat dia adalah Akbar, salah satu teman SD yang satu kampus denganku sekarang.

"Ada apa Bar?" 

"Qila... gue mau cerita sama kamu .. "

"cerita? tentang apa?"

"Ituloh, lo masih inget ga sama temen kita dulu yang namanya Azki?" tanya Akbar dengan penuh semangat. 

Aku memang pernah punya sahabat namanya Azki, dan dia sudah seperti Nashwa bagiku namun bedanya dia laki-laki, sewaktu itu aku masih kecil, jadi main dengan lelaki pun aku biasa saja, tidak serisih sekarang. Azki sudah seperti sosok ayah bagiku, kenapa aku menganggapnya begitu? karena Azki adalah satu-satunya teman  kelas yang usia nya sangat muda diantara yang lain, tetapi memiliki kepribadian yang sangat dewasa, dia selalu memberiku seribu nasihat tentang perempuan, dan bahkan ketika kami di bangku kelas 5, Azki membelikanku kerudung untuk kupakai selalu, dan dia bilang bahwa aku adalah permaisuri dunianya dia, lucu memang mengingat masa SD, dan aku merasa memang Azki terlalu dewasa ketika menyatakan bahwa aku adalah permaisurinya di kelas 5 , untungnya aku tak pernah terbawa perasaan dengannya.

Diantara dua Pria bersuara merduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang